Plak! Bugh! Plak! Plak!
"Dasar anak sialan! Lebih baik kau mati bersama saudara kembarmu!"
Ujar wanita paruh baya yang habis menampar putranya.Beda dengan dua anak yang lain, mereka menatap sang kakak di caci maki oleh ibu mereka.
"Tsu-chan.. (Name) takut sama ibu.." kata (Name) bergetar.
"hmm.. Kenapa ibu tidak memukul ku juga? Kenapa selalu Amane yang dipukul?" tanya Tsukasa dengan wajah polosnya.
"Tsu-chan, jangan minta dipukul! Nanti Tsu-chan bisa lebam!" peringat si (Name).
"tapi (Name), kata nya kalau dipukul seperti itu berarti disayang" jawab Tsukasa.
"Tsu-chan! Dengarin (Name)! Anak yang disayang itu kalau di pukul ketika mereka melakukan hal yang gak baik, kalau Amane-chan tidak pernah! Itu namanya bukan di sayang!" jelas (Name).
Tsukasa melebar kan matanya.
Benarkah?Sepolos ini kah dia?
Sang ibu sudah puas memukuli anaknya, dan dia pun menjauh pergi, namun ada bibi Aoka yang merawat lebam diwajah Amane.
Tsukasa dan (Name) mendekat karena khawatir.
"Hey Amane, kenapa aku tidak di pukul juga? Bukannya kita sama?" tanya Tsukasa.
"jangan begitu Tsukasa, kalau wanita itu ingin menghajar kalian, aku akan melindungi kalian," ucap Amane lembut sambil menggosokan kedua tangannya di kedua kepala adiknya.
"tuan muda, anda seharusnya tidak boleh membiarkan saya pergi disaat seperti ini." kata bibi Aoka agak kesal karena setiap sang nyonya marah marah, pasti Amane menyuruh bibi nya melakukan sesuatu, seperti membeli makanan yang jauh dari rumah.
Amane hanya tertawa sebagai balasan.
"apa itu sakit?" tanya (Name).
"ini gak seberapa! Kakakmu ini kan kuat" jawab Amane tersenyum lebar.
Sang bibi selesai menaruh perban di pipi Amane.
"tapi Amane sudah banyak perban di tubuh! Gak mau tau! Pokoknya Amane-chan gak boleh kena pukul lagi!" teriak (Name) kesal.
--
Keesokan harinya, mereka bertiga pergi kesekolah dengan santai.
Saat sampai disekolah, Amane, Tsukasa dan (Name) beda kelas, jadi mereka terpisah. Bagi para murid maupun guru, untuk membedakan Amane dan Tsukasa adalah dari sifat mereka, misalnya Amane orangnya kalem, sedangkan Tsukasa selalu ribut.
dikelas (Name) ribut ribut karena ya biasa gibah, tapi dua teman laki laki (Name) gak join pergibahan soalnya si doi(name) gak ikut gibah.
"apa kau mau keluar? Disini panas" ajak Kuro.
"kemana?" tanya (Name).
"ntahlah, mungkin keatas atap cari angin?"
"yaudah kuyyz."
Mereka berdua pun pergi ke rooftop.
"huah~kamu benar ya~disini enak ada anginnya~"
helaian rambut (Name) beterbangan dengan indahnya dan membuat Kuro malu sendiri.
mau confess?? Jangan. Si (Name) agak bego jawab itu.
'pacaran?? Aku pernah sih liat orang pacaran, tapi itu sama ajakan seperti sahabat??' atau gak dia bakal jawab 'pacaran?? Hmm aku tanya Amane-chan deh nanti!'
Jawaban terakhir itu bisa menandakan kamu gak bisa nafas lagi besok.
"oh iya, sebentar lagi akan ada pertunjukan kan??" tanya (Name) dan diangguki Kuro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice in Wonderland: Season 1 【JSHK x Reader】
De Todo{completed } Sini, para nolep dan bucinnya Tsukasa(lha ko cuka? Serah saya donks//dilempar) merapat kuy. Selamat datang di Cerita JSHK pertamaku!~ Disini hanya menceritakan Yugi (Name) yg menjadi Misteri No.8 atau bisa disebut Alice In Wonderland...