bagian kedua.

2 1 0
                                    

“Masih butuh apalagi kira kira?”
“Aku ngga ada sih. Kamu ada perlu barang?”
“Engga juga. Yaudah kita bawa ke depan Sa”
“Okedeh, ay-“
“Kenapa Sa? Masih ngga enak badan kah?”
“...kayanya iya deh. Aku pusing lagi”
“Kita habis ini ke dokter aja ya?”
“No! Kita harus hemat Dean, rumah sakit itu mahal di zaman ini. Kita pulang aja habis ini, aku istirahat dirumah aja. Besok palingan udah sembuh”
“Kalau gitu aku ambil vitamin dulu ya, baru bayar ke depan. Kamu tunggu disini”
“Ok. Ambil seperlunya aja, jangan panik. Aku ngga apa apa”
“Iya sayang. Tunggu bentar ya”

Lima bulan berlalu semenjak kejadian aku tergeletak di jalanan saat itu. Sewaktu itu, seorang laki laki menyelamatkanku yang ambruk karena kedinginan. Aku tebangun malam harinya, di rumah kecil dengan perapian kecil yang menjadi penghangat ruangan. Ya, laki laki itu bernama Dean. Sosok yang sedang bersamaku sekarang.

Kami ternyata dua orang yang terlantar, sama sama terbangun di jalanan. Bedanya, dia terbangun dengan selimut bersamanya. Sedangkan aku hanya berpajama. Kami saling berbagi cerita, kami sama sama bingung dengan keadaan saat itu. Dean berkata bahwa ia sedang tidur bersama dengan ibunya terakhir kali sebelum pada keadaan saat ini, sedang aku memang dalam posisi ingin tidur.

Sampai akhirnya, sekitar dua minggu kemudian ada bantuan menghampiri kami. Kami di evakuasi, dibawa ke tempat yang lebih hangat dan terbilang hangat. Tempatnya seperti sebuah perumahan dengan empat gedung tinggi besar di setiap sudut titiknya. Jadi, perumahan tempat kami tinggal seperti tersusun berbentuk persegi panjang jika dilihat dari atas, dan keempat gedung tinggi itu ada di setiap titik sudutnya. Gedung pertama dan kedua adalah rumah sakit, gedung ketiga adalah mall atau seperti supermarket, dan gedung keempat adalah sekolah.

Populasi penduduk juga tidak banyak. Benar benar sepi. Mungkin hanya sekitar 100-200 ribu orang. Teknologi juga sangat maju. Kita tidak lagi memakai handphone atau smartphone, kita menggunakan tablet hologram untuk alat berkomunikasi. Mata uang tidak lagi ada, kita menggunakan poin untuk berbelanja. Kendaraan? Tidak ada lagi. Kita menggunakan portal untuk pergi ke tempat tertentu. Ya, seperti pintu kemana saja milik doraemon.

Dan inilah dia, selamat datang di Yogyakarta tahun 2080.

[2] Sade - Delayed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang