bagian pertama.

4 1 0
                                    

“Besok presentasi ini, terus... file nya ini. Oke, sip. Time to sleep!”

Ting!
Mama
Besok ikut mama ke cafe di Malioboro. Wajib. Ikut. Ngga ada penolakan.


“Cowok kaya gimana lagi yang bakal mama kenalin ke aku, huh?”


Me
Hm


Mama
Dandan yang cantik. Rapi. Wangi.
Kamu itu udah 30 tahun masih aja sendiri.
Mama juga pengen pamerin cucu ke temen mama.


Me
Kali ini om om pengusaha apa ma? Ngga segampang itu kali ma cari jodoh

Mama
Pokoknya harus dateng. Besok, jam 3 sore.
Kamunya aja yang ngga mikirin mama.


“Berisik”

****

“Gimana lamaran kerjanya? Diterima?”
“Engga Bunda. Maaf ya”
“Ngga apa apa. Pelan pelan aja”
“Tapi-“
“Masih ada tabungan sisa buat keperluan biaya rumah sakit Bunda. Ngga apa apa nak”
“Bunda, Dean minta maaf ya. Belum bisa jadi anak yang baik buat Bunda. Belum bisa-“
“Ssssh, udah ah. Tidur sini deket Bunda, pasti capek kan? Sini bunda peluk”
“Dean sayang bunda”
“I love you too, nak”

****
Dingin.

Dingin.

Dingin.

“S-salju?”
“Dimana aku?”
“T-tolong!”

Tunggu.
Kenapa aku tergeletak di tengah jalan bersalju seperti ini?
Apakah ini mimpi?
Tapi in terlalu nyata untuk dikatakan sebagai mimpi?

“Dingin”

Ini bukan kota Yogyakarta yang aku kenal.
Bangunannya pun tidak aku kenal sama sekali.
Ditambah apa apaan ini... salju?
Hal yang sangat tidak mungkin.

Aku hanya memakai pajama, dan disini sangat dingin.
Tidak ada orang.
Hanya warna putih yang aku lihat.

“Laper...”

Aku hanya makan donat dari teman kantorku semalam. Tidak sempat makan malam lagi karena menyiapkan presentasi untuk paginya. Ah... iya, presentasi...

Ah... aku tak tahan lagi
Aku sudah berjalan tanpa alas kaki menginjak jalanan bersalju ini cukup jauh kurasa dari tempatku tergeletak tadi. Tapi anehnya tidak ada orang berlalu lalang yang ada disekitarku

“...sssh dingin”

Sepertinya aku sudah mencapai batasku. Ah... semoga seseorang menemukanku dan memberiku kehangatan saat aku bangun nanti

“Hei!”

[2] Sade - Delayed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang