bagian ketiga.

5 1 0
                                    

Kembali ke topik saat aku dan Dean di evakuasi.

Kami dibawa ke gedung 1, mendapatkan perawatan terbaik dan sangat diurus dengan baik. Sembari mendapatkan perawatan, kami diceritakan berbagai kisah tentang masa saat ini. Bagaimana bisa jadi seperti ini dan apa penyebabnya? Kemana semua orang pergi? Dan mengapa salju?

Mereka menyebutnya “fenomena percepatan waktu”.

Mereka bilang, bahwa saat ini memang tertulis secara resmi tahun 2080.
2080, katanya. Lelucon macam apa itu? Lucu sekali aku di tahun 2080 sama sekali tidak menjadi nenek nenek berambut putih dan keriput.
Saat itu aku menganggapnya sebagai omong kosong, sampai selanjutnya ia mengatakan bahwa

“Sebenarnya ini masih 2025. Kami, baru merasa bertambah usia 5 tahun. Jadi kami menyimpulkan, bahwa 2080 ini 2025. Kami memang tidak bertambah usia 60 tahun sejak tahun 2020 lalu, tetapi orang orang yang ditakdirkan oleh Sang Kuasa untuk tiada ditahun tertentu, mereka benar benar tiada.”

Saat itu aku merinding mendengarnya. Berarti mama, papa, seluruh teman kerjaku, dan-

“Kami sampai saat ini masih mencari orang orang yang terlantar seperti anda untuk dievakuasi dan dimintai keterangan, apakah melihat orang lain saat dirinya terbangun. Karena kami, dipenuhi banyak permintaan tolong pencarian anggota keluarga hilang”

Lalu perumahan dan gedung gedung ini? Milik siapa?

“Maaf, aku tidak bisa menjawabnya. Dan informasi tambahan untuk Ny.Kaarisa, anda tercatat sebagai istri dari Tn. Kiendean Yoga selama 2 tahun lamanya. Jadi, nantinya Ny. Kaarisa akan tinggal bersama Tn.Kiendean Yoga sebagai sebuah keluarga”

Jadi, begitulah ceritanya.
Andai mama masih ada, mungkin akan kaget kalau lihat anaknya udah punya suami sekarang. dan mungkin... bisa ngasih cucu?

Dean sangat menjagaku setelah kami diberikan izin untuk keluar dari rumah sakit. Kami bahkan tidak tidur dalam satu kamar di bulan bulan awal kita tinggal satu rumah. Hingga 2 bulan lalu Dean menyatakan rasa sukanya kepadaku. Sangat mengejutkan, aku tidak menduga akan hal itu. Jawabanku untuknya adalah... maaf.

Aku belum bisa mencintainya sebagai sosok orang lain. Bagiku, Dean seperti teman dekat(?) atau seperti saudara. Tetapi aku mempersilahkannya untuk bersikap layaknya seorang ‘suami’ seutuhnya untukku. siapa tahu, aku akan berubah pikiran dan mulai mengganggap Dean sebagai sosok lain.

“Sa! Segini ngga kebanyakan kan?”
“Ngga usah teriak teriak ih, iya udah cukup. Ayo kita bayar”
“Kamu tunggu diuar aja, aku antriin sekalian bayarin”
“Yaudah ini po-“
“Aku ada, udah aku aja ya?”
“Makasih ya”

❄☃️

[2] Sade - Delayed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang