"AAAA... Semangat Kak Daniel!!!!"
"Ganteng banget sihh kek bukan manusia,"
"Yaampun pake ngibasin rambut segala, kan gue pengen pingsan!!"
"Semangat Daniel!!!"
Begitulah pekikan para ciwi-ciwi saat menonton pertandingan basket di jam istirahat. Lebay memang, tapi tidak mungkin tidak terpesona dengan keindahan ciptaan-ciptaan Tuhan ini.
Setelah kenaikan kelas 2minggu lalu. Murid-murid yang sudah menginjaki kelas 12 sekolah mengah atas ini tampaknya mulai bersemangat kembali memulai pelajaran.
Salah satu cewek mendekat kearah Daniel saat permainan selesai. Cewek itu menyodorkan botol minuman dengan senyum manis yang tercetak lebar diwajahnya.
Ciwi-ciwi yang menonton pun mulai berbisik-bisik. Padahal itu bukan kali pertama cewek itu menghampiri Daniel seperti itu.
"Nih minum, kamu pasti cape kan," Ucap Cewek itu dengan suara imut.
Daniel pun mengambil botol minuman itu karena sudah kepalang haus.
"Woy Dara! Gua juga haus nih. Kalo ngasih jangan tanggung-tanggung dong!!" Celetuk Fauzil.
"Iya nih, Lo Daniel mulu yang dikasih minum," timpal Amar.
"Yakan gue sukanya sama Daniel, masa ngasihnya sama Lo berdua," Balas Dara tanpa malu.
Kedua cowok itu menutup mulutnya dengan tangannya, pura-pura kaget.
"Uuuu... To the point sekali kakak yang satu ini," Ujar Amar dan Fauzil serempak.
"Lu pada ribut mulu, nih," Daniel melempar botol minum yang masih ada air setengahnya, dan ditangkap oleh Fauzil dengan ceroboh.
"Thnkyu brader, Lo emang terbaik," Ujar Fauzil lalu menegak botol minuman itu.
"Ihh kok kamu kasih ke dia sih," kesal Dara dengan memajukan bibirnya satu senti.
"Lah kan Lo udah kasih ke gue, berarti itu udah jadi milik gue. Dan hak gue dong mau di apa-apain juga," Jelas Daniel membuat Dara semakin kesal.
"Tau ah aku ngambek," Ujar Dara pergi sambil menghentakkan kakinya.
"Lah ngapa tuh bocah?" Tanya Mizyan yang sedari tadi hanya menyimak.
Daniel mengedikkan bahunya acuh.
"Yaudah lah yok masuk, udah bel juga," Ajak Haris seraya berdiri dari duduknya diikuti oleh yang lainnya.
****
Pelajaran selanjutnya adalah Matematika. Tentu saja pelajaran yang paling di dibenci oleh murid-murid yang tidak mengerti.
Saat ditengah-tengah pelajaran seseorang mengetuk pintu kelas yang membuat perhatian murid-murid kelas 12 IPA 2 ini yang tadinya fokus ke depan menjadi menatap pintu.
"Permisi pak, sebagian guru sudah berkumpul diruang rapat," Ujar Cewek itu dengan suara datar.
"Oke, makasih infonya Arin," Ucap Pak Harto.
Cewek bernama Arin itu sedikit membungkukkan tubuhnya menanggapi ucapan terimakasih dari Pak Harto.
"Saya permisi," setelah berpamitan Arin langsung beranjak meninggalkan kelas itu.
"Kita udah kek patung aja," Bisik Amar kepada Kala.
Kala mengangguk, "Gak ngelirik sedikit pun anjir, Amar mengangguk menyetujui ucapan Kala.
"Anak-anak karena bapak ada Rapat kalian lanjutin sendiri ya," Ujar Pak Harto seketika membuat kelas bising.
"Siapa ketua kelasnya??!!" Tanya Pak Harto sedikit meninggikan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's get out
Teen FictionSetelah kematian kakeknya yang membesarkannya, membuat hidup Arin berubah. Yuna Arinza, seorang gadis yang berjuang untuk tetap bertahan hidup ditengah-tengah dunia nya yang keras. Rumah yang menjadi tempat paling nyaman ditengah tamparan keras keh...