new up

751 113 5
                                    

Cinta bukan hanya soal kesenangan, tapi juga kesedihan, jika mencintai membuatmu bahagia maka ia juga bisa membuatmu sedih.

Sebuah keluarga tak akan lengkap tanpa cinta, namun cinta juga tak akan pernah lengkap tanpa ujiannya.

Sebuah batu kerikil saja bisa membuatmu tersandung lalu bagaimana dengan batu besar di depan sana?.

.

Sasuke menghela nafas menatap keluar jendela, lalu memperhatikan taman manshion uchiha, tatapan pria itu kosong, seperti tak ada kehidupan disana.

"Cuacanya sangat bagus, mau menyiram bunga bersamaku?". Seorang wanita cantik menghampirinya, ikut berdiri di samping pria itu dengan senyum kecilnya.

"Hina-ta". Kata sasuke terbata, wanita itu menoleh lalu tersenyum.

Senyum cantiknya mengembang, kala sasuke mendekatkan jemarinya.

Hush...

Namun belum sempat tangan itu menyentuh wajah cantik istrinya, hinata sudah hilang berbarengan dengan hembusan angin.

Sasuke menunduk, ia menatap telapak tangannya, ia mulai menangis lagi, tetes demi tetes mata, seandainya waktu itu ia menghentikkan hinata, akankah hinata masih bersamanya?.

Kriet...

Pintu kamarnya terbuka, di ambang pintu sana ibunya berdiri dengan nampan sarapan untuknya.

Mikoto menghampiri sasuke, ia sungguh merasa hancur melihat putranya seperti ini, sasuke hanya akan menangis di kamarnya tanpa seorangpun bisa merasakan penderitaan pria itu.

"Makan dulu, sasuke kun". Tak mau membuat putranya semakin sakit, mau tak mau mikoto harus berusaha tegar di depan sasuke.

Pria itu menggeleng, memilih mengabaikan ibunya dan kembali menatap keluar jendela.

"Hinata......sayang....kapan kau menjemputku".

Ucapan sasuke yang sarat akan kesedihan itu membuat mikoto lagi-lagi menangis, ia menghampiri putranya.

"Makan dulu sasuke, hinata tak akan suka jika kau seperti ini".

Prank.....

Karena kesal sasuke akhirnya menjatuhkan nampan yang ibunya bawa, ia menjambak rambutnya prustasi lalu kembali meneteskan air mata.

"Kubilang tidak, menjauh dariku".

"Pergi..."

"KUBILANG  PERGI".

Mikoto menggeleng, seumur hidupnya baru kali ini sasuke membentaknya, apa...apa yang sebennarnya terjadi pada putranya?.

Mendengar keributan itu fugaku, itachi dan ino pun berbarengan masuk ke kamar sasuke, mereka semua kaget melihat sasuke yang terduduk lesu sambil menangis terisak.

"Ada apa kaashan". Kini ino mulai menghampiri mikoto lalu menjauhkannya dari sasuke, ia takut jika sasuke akan mengamuk lagi.

"Sasuke hiks....aku tidak bisa melihatnya seperti ini terus hiks..".

Kejadian itu tak luput dari pandangan rui yang memilih tak bergerak dari posisinya, dia hanya diam di ambang pintu.

.

"Bagaimana ini toushan, apa sudah saatnya?".

Fugaku menggeleng, ia tak suka usul apapun yang akan itachi berikan, karena masalah ini bukan hanya tentang sasuke, tapi juga ada rui dan yang lainnya.

"Sasuke hanya perlu sedikit menenangkan diri".

Perkataan itu membuat itachi kecewa, saat ini sasuke tengah dalam gangguan mental yang tidak baik, kondisi terburuknya bisa saja sasuke akan bunuh diri.

"Tapi....bagaimana jika dia melakukan hal yang sama....-". Itachi menelan ludahnya tak bisa membayangkan jika saja sasuke benar-benar kehilangan nyawanya.

".....-seperti hinata".

Fugaku menghembuskan nafas kasarnya, dia juga tidak bisa melupakan konsekuensi terburuk dari keadaan sasuke saat ini, pria itu depresi, dia setres dan tak tau mana hal yang benar dan tidak.

"Aku mengerti kekhawatiranmu itachi, tapi saat ini yang sasuke butuhkan adalah rui dan kita".

Itachi memilih diam, ayahnya benar tapi yang ia tau sampai kapanpun rui tak akan bisa menerima kematian ibunya, rui menyalahkan sasuke atas semua itu.

Berharap saja ada keajaiban yang membuat rui bisa memaafkan tingkah laku sasuke saat ini.

.

"Aku tak bisa bayangkan keadaan sasuke saat ini".

Seorang wanita di depannya hanya mendengus tak peduli, ia lebih memilih menyeruput kopinya.

"Dia pantas mendapatkannya".

Pria itu menghela nafasnya, ia tak kuasa mendengar bagaimana keadaan sasuke saat ini, tadi itachi meneleponnya berharap ia bisa kembali ke jepang sekedar untuk menghibur sasuke.

Karena itulah saat ini naruto duduk di bandara dengan istrinya, yang tak lain juga merupakan sahabat hinata.

Terlihat bagaimana sakura setengah hati untuk mengunjungi sasuke, dia masih sangat marah pada sasuke, tapi karena naruto memaksanya jadi sakura mau tak mau untuk ikut ke jepang.

Sebenarnya naruto juga tak bisa membenarkan perselingkuhan sasuke, tapi melihat bagaimana penyesalan pria itu membuatnya merasa iba, sasuke hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, itulah yang ada di pikiran naruto saat ini.

Penyesalan hanya perasaan bersalah yang datang di akhir, naruto tau dia pernah mendengar sebuah kalimat, "seseorang akan berharga ketika kita kehilangan mereka".

Mungkin itulah yang sasuke rasakan saat ini, sasuke pasti sangatlah menderita.



.


Segini dulu aja deh nnti ku up cepet

Segini dulu aja deh nnti ku up cepet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
illusion (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang