Sasuke menunduk lesu, matanya tak berhenti menatap ke dalam ruang rawat hinata, tak lama kemudian ia dapat melihat tubuh hinata yang didorong dan dibawa ke unit gawat darurat.
Hati sasuke kembali mencelos, bayangan akan kehilangan hinata untuk kedua kalinya kembali menghantuinya.
Tanpa sadar sasuke meneteskan air matanya, ia menatap gelisah dibalik celah kaca di depan pintu.
Sang dokter berusaha keras untuk mengembalikan detak jantung istrinya.
Tangan sasuke melambai seakan ia ingin merengkuh tubuh ringkih istrinya.
"Kumohon jangan tinggalkan aku". Gumamnya, semua yang ikut menemani sasuke pun hanya bisa menatap iba padanya, mereka pun ikut merasakan rasa sakitnya, jauh di dalam hati, mereka berdoa semoga ada keajaiban untuk hinata.
"Kaashan....". Gumam rui ikut menatap kedalam, matanya menatap sendu pintu ruangan itu.
Apa ini?....
Disaat rui mendapat secercah harapan tentang kehidupan kedua ibunya, takdir malah mempermainkannya, apa dosa ibunya sehingga ibunya harus mengalami semua ini?.
"Rui....". Mikoto mendekat lalu mendekap cucunya, di pelukan mikotopun rui tak bisa membendung kesedihannya, ia menangis dengan tubuh bergetar.
Detik kemudian beberapa dokter keluar dengan raut wajah tak bersahabat mereka.
"Maaf....., Hinata san tak bisa diselamatkan".
Bagai disambar petir kini semua orang yang berdiri disana mematung, menangis dan tak bisa berkata apapun lagi.
Sasuke pun langsung masuk ke dalam, melihat istrinya yang sudah sepenuhnya di tutupi kain putih membuat degupan jantungnya semakin kencang.
Tak mampu mendekati jasad hinata, sasuke akhirnya terduduk di lantai, ia menangis sejadinya, menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.
"Hinata,.....kenapa....setidaknya ajak aku bersamamu".
.
Pemakaman itu menjadi pemakaman terakhir yang sasuke hadiri, ia tak hadir di pemakaman palsu hinata dan sekarang ia hadir di pemakaman aslinya.
Setelah semua orang pergi dari area makam itu, menyisakan sasuke yang berjongkok, membelai lembut foto hinata.
Sasuke kembali dilanda kesedihan, ia menangis lagi, dan hal itu tak ada gunanya, hinata tak akan kembali hanya dengan tangisannya.
"Maaf....
"Maafkan aku sayang....". Lirih sasuke sambil mengusap air mata yang terus membasahi wajahnya, jika sasuke bisa memilih maka ia lebih memilih untuk tak mengenal wanita selain hinata.
Hidupnya ada pada wanita itu, sasuke tak mungkin sanggup menjalani kehidupannya lagi setelah kepergian hinata.
"Sayang....,jika bisa bertemu kembali, aku sangat ingin kita kembali bersama".
.....
"Apakah kau mau menerimaku?".
.
.
.
Bagaikan dejavu kini keluarga hyuga dan uchiha kembali dilanda kesedihan berulang.
Sebuah kejadian yang tak pernah mereka perhitungkan karena terjadi sangat cepat.
Kini kedua foto itu berdampingan, beberapa orang yang hadir hanya mampu memberi ucapan bela sungkawa.
Mikoto berdiri disamping rui dan memeluknya, berusaha menguatkan anak itu, kehilangan kedua orang tua dalam kurun waktu yang bersamaan pasti menyakitkan.
Dia....
Sasuke....
Ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya, pria itu bersimbah darah dan masih memegang pisau.
Pada akhirnya sasuke memilih menyayat nadinya, sasuke bunuh diri dan meninggalkan sebuah pesan kecil ia ingin menemui hinata.
Apapun yang terjadi sasuke sangat ingin menemui hinata, meski hinata nanti akan membencinya atau pura-pura tak mengenalnya, sasuke berpesan dia akan berusaha mendapatkan hati hinata kembali.
Disana dalam surat kecil itu sasuke berpesan pada semua orang yang ia sayangi.
Dear semuanya...
Rui, kuharap kau tumbuh menjadi anak yang hebat, setia dan juga tangguh, jadilah orang yang berguna kelak.
Kaashan, toushan, itachi nii... Tetaplah hidup, doakan aku bisa kembali bertemu dengan hinata.
Dan juga tolong kuburkan aku tepat di samping istriku, aku ingin bertemu dengannya, aku ingin kamisama kembali mempertemukan kami.
Sampaikan maafku pada neji karena tak bisa menjaga adiknya dengan baik, katakan padanya aku akan menjaganya disini, meski dia mungkin akan menolakku, tapi aku akan berusaha membujuknya.
Rui....tolong maafkan ayahmu, toushan akan berusaha membuat ibumu memaafkan toushan, tolong hiduplah tanpa kebencian, ayah menyayangimu.
.
Perlahan rui menghapus air matanya, ia menunduk, menaruh dua buket bunga levender untuk kedua orang tuanya.
"Kaashan, toushan, tenanglah disana".
Ending.....
KAMU SEDANG MEMBACA
illusion (Tamat)
Teen Fictionsasuke tidak pernah percaya kehidupan setelah kematian itu ada. "kuharap tidak pernah bertemu denganmu lagi, sasuke, baik di kehidupan sekarang, maupun selanjutnya".