Chapter 18 : The Truth

179 29 8
                                    

Choi Siwon menatap singgasana kosong dalam diam. Para Raja yang pernah duduk di sana, berkelebat dalam ingatannya. Sosok-sosok yang berwibawa dan ia hormati telah memerintah Kerajaan ini dengan segenap jiwa. Kali ini siapa di antara kedua puluh tiga calon kandidat yang akan mengisi posisi tertinggi ini? Masing-masing dari mereka layak menjadi Raja. Jika dia boleh egois seperti Lee Donghae yang ingin mendudukkan sepupunya di atas tahta, Siwon ingin sekali mendudukkan Johnny Seo di sana.

Selama bekerja di istana, ia sudah melihat kemampuan Johnny yang lebih dari cukup untuk menjadi pemimpin negeri ini. Sayangnya, sesuatu yang gelap tengah menyergapnya. Siwon tidak tahu sejak kapan, tapi insiden pertarungan seminggu lalu telah membuatnya yakin. Kini, pemuda Seo itu belum juga sadar. Hal itu tentu saja membuatnya sangat khawatir. Katakan saja situasi paling buruk terjadi, Siwon mungkin tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Di tengah pemikirannya yang serumit benang kusut, tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan yang dibuka. Dengan geram, Siwon menoleh dan menyalak, "Sudah kubilang tinggalkan aku sendiri!" mengira bahwa salah seorang penjaga yang memasuki ruang singgasana. Macan kumbang yang hari ini menemaninya, segera menggeram galak ke arah pintu, siap untuk menyerang.

"Maaf telah mengganggumu, Dewan Choi," ujar Taeil yang berjalan masuk dengan tenang. "Namun ada yang harus kita bicarakan," sambungnya.

Sang Dewan cukup terkejut mendapati Moon Taeil dengan Jung Jaehyun dan Kim Doyoung yang mengekorinya. Dia tersenyum sembari membelai kepala si macan untuk menenangkannya. "Kalian segera bergerak tepat setelah masa hukuman dicabut," komentarnya.

"Situasinya sangat mendesak," jawab Doyoung dengan mata yang terus mengawasi macan kumbang Siwon. Kendati hewan buas itu kini terlihat kembali tenang, tapi Doyoung tetap harus waspada.

"Apakah kalian membicarakan Johnny Seo?" tebak Siwon.

"Itu dan masalah lainnya," jawab Jaehyun, berusaha terlihat santai meski aura tak menyenangkan mahkota mulai memengaruhinya.

"Aku hanya ingin memastikan, apakah kegelapan singgasana yang membuatnya seperti itu?" tanya sang Dewan. Dia penasaran, tapi juga takut dengan jawaban yang akan didengarnya.

"Benar," jawab Moon Taeil yang membuat Siwon menelan ludah dengan pahit. Siwon memang sudah menduganya, tapi mendengar konfirmasi dari seorang Oracle membuatnya prihatin pada Johnny.

"Kegelapan itu, kutukan itu," kata Taeil sambil mengedikkan dagu pada singgasana, membuat semua orang mengarahkan pandangan ke sana. "Berhubungan dengan masa lalu, bukan? Kenapa para vampire darah murni berkurang drastis?" lanjutnya.

Choi Siwon menghela napas berat, "Masing-masing dari mereka berusaha menghancurkan kutukan tersebut. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Kegelapan itu memakan mereka semua hingga kini tak ada satupun darah murni yang tersisa." Ia melanjutkan, "Mendiang Raja Oh Sehun berusaha mengakhiri siklus ini, memilih untuk melajang hingga akhir hayatnya agar tidak ada siapa pun yang menanggung kutukan sialan itu."

"Sayangnya kegelapan itu malah menyerang Johnny Seo," sahut Doyoung yang diangguki oleh semua orang.

"Pada akhirnya, Raja Oh Sehun gagal menghentikannya," ujar Siwon dengan sedih.

"Kini giliran kita yang harus menghentikannya," tekad Doyoung.

Sang vampir Choi mengusap wajahnya dengan frustasi, "Percayalah, kami sudah melakukan berbagai macam cara, tapi hasilnya nihil. Kutukan itu terlalu kuat."

Jung Jaehyun memicingkan mata pada singgasana dan mahkota, "Pernahkah kalian mencoba menghancurkan tahta?"

Vampir yang paling tua kembali menghela napas panjang, "Jika bisa, kami sudah mengganti benda-benda itu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Immortal CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang