Code x F! reader

179 12 0
                                    

Gadis yang menjadi sumber kekuatan di sebuah Organisasi, di sana dia gadis itu di rahasia 'kan.

"Duh, sakit–" Kataku, aku sudah berada di kursi roda ini selama 3 Tahun lamanya karena Cakraku yang terkuras menyebabkan diri ku tidak bisa berdiri. Oh ya, aku adalah (Name) (Last Name). walau aku tidak berguna di sini, namun aku salah satu kepercayaan Isshiki Otsutsuki Karena ada Karma di tubuhku. "Ck, kurasa kau harus belajar dari Eida. Apa kau masih ingat cara berjalan?" Sindir Laki-laki berambut oren ke merahan, "Code-kun? Aku–" aku belum menyelesaikan kata-kataku dan dia sudah turun ke-bawah ingin menggendong ku. "Yah, tubuhmu enteng sekali. Kau tidak pernah makan? Oh, aku lupa bahwa kau sering melewatkan jam makan malam bersama anggota lainnya" Kata Code lalu membawaku di atas kurungan ekor sepuluh, Juubi.
"Tidak seperti itu.. tetapi, cakraku semakin hari semakin lemah. Aku takut aku tak bisa memenuhi cakra kalian lagi, dan juga Isshiki akan membuang ku..." ucapku lirih membalas omongan Code, code menghela napas panjang dan meletakkan diriku di sampingnya. "Itu tidak akan terjadi, bodoh" Katanya "Kalau kau di buang, maka aku akan mengambil dirimu kembali. Dan aku akan merawatmu diam-diam" Sambungnya sambil merebahkan dirinya di pangkuan ku, "Lagian, belum tentu juga jigen membuang dirimu 'kan?" Tanyanya pada diriku "U-uhm.. Kau benar.. " Jawabku lirih. "Bagus, biarkan aku seperti ini dahulu... Aku ingin tidur" Katanya sambil menutup mata, berusaha untuk tidur.

"Hey code, (Nama). Apa yang kalian lakukan di sini? Kalian ingin bermalas-malasan?" Tanya seseorang wanita dengan rambut Blonde dengan tatapan tajam "Hoam, lagi pula kalau aku langsung ke desa itu. Mereka akan segera mati semua 'kan? Ahaha!" Tawa Code di pangkuan ku "Wah wah, lihat anak yang tidak berguna itu. Kau tidak bisa membantu apa-apa di Kara, aku heran mengapa Jigen merekrut dirimu?" Sindir Delta menyeringai, "Etto.. Aku.. Itu–" saat aku gugup ingin menjawab Delta. Code memotong jawabanku "Dia yang lebih kuat dari semua anggota di Kara saja rendah hati, dan kau sebagai Cyborg yang masih di bawah ku sombong? Jangan bercanda!" Bentak Code di akhir kalimatnya, membuat Delta juga terpancing emosi. "Apa? Aku mengatakan yang sebenarnya, kenapa kau marah?" Kata Delta sambil menyeringai "Oh, apa kau jatuh cinta dengannya? Gadis menyedihkan yang tak bisa berbuat apa-apa! Tak pantas hidup di lingkungan kita!" sambung Delta menatap Code dengan amarah, dan jawaban Delta juga tak kalah pedasnya. "Jaga bicaramu, brengsek!" Keduanya sekarang semakin memanas, aku harus menghentikan mereka sebelum sesuatu yang buruk terjadi!

"Kalian..tolong berhenti.. " Kataku, Code berdiri dan Delta juga dengan posisi siap menyerang. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Mereka semakin memanas!
"Kita mulai saja pertarungannya, bocah!" Kata Delta lalu melesat. Dengan mudahnya Code menghindari Delta. "Kumohon semua, berhentilah!" Teriak ku panik, aku tidak akan bisa mencegah mereka dengan Cakra ku sekarang. "Kalian berdua selalu membuat ribut saja tanpa tahu konsekuensinya, benar-benar otak udang" Kata Jigen sambil menggeleng kan kepalanya, dia melihatku dengan senyuman ramah. "(Nama) kau harus istirahat sekarang di laboratorium milik amado" Kata Jigen dengan suara lembut, "Dan kalian berdua.. Ikuti aku. " Sambung Jigen sambil menatap kedua bawahannya itu. Aku mengangguk dan Jigen membuat cakra yang membuat diriku melayang "Terima kasih, tuan Jigen!" Kataku sambil tersenyum lebar. Cakra itu mengantar diriku ke Laboratorium milik amado untuk mengistirahatkan diriku di sana.

Code Pov

"Pada akhirnya aku selalu mendengar ocehan Jigen!" Kataku dalam hati, oh? Aku belum mengunjungi (Name) di Laboratorium milik amado. Kuharap dia baik-baik saja di sana, maksudnya– bisa saja kakek kakek tua bangka itu memiliki pemikiran mesum dan menyalah gunakan (Name) 'kan?!

Saat aku sampai di sana, aku melihat amado menatap ke dalam kapsul waktu milik (Name). Saat aku melihatnya, amado ingin menyentuh kepalanya! Lantas aku langsung saja melesat dan memegang tangan kakek sialan itu, berani beraninya dia menyentuh (Name) dengan tangannya yang bau tanah kuburan!

Dia menatapku tajam, dan aku balas menatapnya dengan tajam. "Apa yang kau lakukan di sini, Code?" Tanyanya padaku "Seharusnya aku yang bertanya mengapa kau ingin menyentuh (Name)? Apa yang kau ingin lakukan? Apa kau ingin melakukan hal bejad terhadapnya?" Tanyaku, dia menepuk dahinya. "Aku hanya ingin memeriksanya, apakah Cakranya cukup untuk beberapa tahun kedepan. Kenapa kau malah berpikiran seperti itu? Ya ampun.." Kata amado menggeleng gelengkan kepalanya, "O-oh–..Meskipun begitu, aku akan  tetap mengawasimu. Amado!" Kataku tegas padanya. Dia hanya menatapku lalu duduk di sana mengutak-atik Komputernya.

"Hei, apa benar jika Cakra (Name) tidak cukup akan di buang?" Tanyaku pada amado yang masih sibuk dengan Komputer di hadapannya "Hm? Kenapa? Kau takut jika dia di buang?" Tanyanya kembali, "Bukan begitu.. tapi.. Bukannya sangat di sayang 'kan jika (Name) harus di buang?" Jawabku lirih dengan wajah murungku, sejujurnya.. Aku takut kehilangan dirinya.

"Kau menyukainya?" Tanyanya sekali lagi, membuat jantungku berdetak cepat. "Ya, tentu saja. Dia sangat kuat seperti lainnya, tentu aku menyukainya seperti yang lainnya." Jawabku dengen tenang, dia berhenti mengutak-atik komputernya dan kursinya menghadap ke arahku "Bukan sebagai Teman, tapi kekasih" Katanya memperjelas maksudnya bertanya itu padaku, "Seperti cinta? Aku belum yakin akan hal itu.." Jawabku sambil melihat ke arah wajah polos (Name) yang sedang tertidur. "Remaja sepertimu memang seharusnya sudah jatuh cinta sejak lama, pikirkan baik-baik Code. Apa kau mencintainya, atau hanya sebatas rasa suka sebagai teman?" ucapan Amado membuatku bingung, apa maksudnya?

"Oh ya, untuk malam ini dia akan tidur bersamamu. Karena Kapsul waktu ini harus di perbaiki" Kata amado "Bersamaku?!" Tanyaku dengan nada tinggi karena terkejut, "Yah, memang kau mau dia tidur bersamaku?" Tanyanya. "Tentu saja tidak, kau itu kakek kakek tua bangka bermasalah. Aku tidak ingin (Name) kenapa napa." Kataku cemberut.

...

(Name) Pov

Aku tidur dengan Code malam ini, rasanya canggung karena kami harus tidur satu ranjang. Aku tidak mau ada rumor yang buruk menyebar dan membuat Code kesulitan.

"Hei.. (Name).." Code memanggil ku "Ya?" Jawabku bertanya-tanya apa yang akan dia ucapkan setelah ini, "Apa kau mencintai seseorang?" Tanyanya masih membelakangiku. "Y-yah..tentu aku punya.." Jawabku gugup "Siapa?" Tanyanya lagi, apa aku harus jujur? Aku sudah lama mencintainya..

"Itu.. Adalah kau, code.." Gumamku lirih, dia berbalik menghadapku. Wajah kami berdekatan membuat muka ku memerah. "Kau benar-benar?" Tanyanya, aku mengangguk kecil. Dia menarik pinggang ku mendekat ke pelukannya, lalu dia menciumku tepat di bibir membuatku terkejut. Dia menarik selimut kami berdua lebih tinggi, "Aku juga mencintaimu, tetaplah bersamaku apapun yang terjadi." Katanya membuat mukaku lebih memerah setelah dia cium. Aku memutuskan menenggelamkan wajahku di dadanya, dia memelukku lebih erat seolah tak ingin kehilangan diriku.

"Walaupun aku harus menghancurkan seluruh dunia, aku akan tetap melakukannya demimu." kata Code lalu menciun dahiku, "Selamat tidur, Dewi ku." Katanya lalu terlelap.

Random x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang