bel sekolah berbunyi, pertanda waktunya istirahat dimulai.
seketika para murid berhamburan dan berlomba-lomba keluar dari kelas. ada yang bertujuan ke kantin, lapangan sekolah, perpustakaan, atau ruang organisasi lainnya.
sudah jelas keadaan seisi kelas akan kosong, kecuali jika ada murid yang memilih untuk menghabiskan bekal yang mereka bawa dari rumah di kelas.
baru beberapa menit semenjak bel berbunyi, kondisi lapangan sudah tampak ramai, banyak anak laki-laki yang menggunakan untuk bermain bola, ada pula anak perempuan yang menontoni mereka serta memberi semangat, tentu saja itu membuat keadaan di lapangan menjadi tampak seru.
namun, sayangnya keseruan itu tidak bisa Jung Sohoo rasakan.
mana ada yang mau mengajaknya untuk bermain ataupun menonton lapangan bersama, jangankan begitu, tak ada satupun orang yang enggan mengajak dirinya berbicara, seolah berbicara dengan dirinya merupakan suatu aib atau kesalahan.
itu adalah nasib yang harus ia tanggung sebagai anak buangan yang cacat.
haruskah ia bersyukur?
memangnya apa yang layak untuk ia syukuri? kehidupan sekolah yang keras atau kehidupan di rumah yang tidak ada bedanya?
atau haruskah ia mengakhiri hidupnya saja?
"hoi Jung Sohoo! kau dipanggil Sehyuk ke atap sekolah, cepat kesana sialan! gara-gara kau aku jadi berurusan dengan si gila Sehyuk." gertak seorang laki-laki dengan seragam yang sama seperti yang digunakan Sohoo.
"ya.."
"apa? hanya itu jawaban mu? cepat kesana sebelum aku membunuh mu keparat sinting!"
Sohoo menurut, daripada memperpanjang ia akan bergegas ke atas atap sekolah seperti yang sudah diperintahkan.
selama kakinya melangkah, pikirannya menerawang dan bertanya mengenai banyak hal.
apa ini tujuan dirinya dilahirkan? apa ini memang hal yang sepantasnya ia lalui? apa ini memang takdir mutlak yang harus ia terima?
menjadi mainan dan budak Sehyuk, harus rela di remehkan dan dipermalukan.
haruskah pula ia membiarkan harga dirinya diinjak untuk kesekian kalinya?"
ini begitu menyesakkan, sampai-sampai Sohoo seolah mendengar bisikan yang merayunya untuk mengakhiri hidup saja. daripada harus terus berjalan di atas dunia bagai neraka seperti detik ini.
"jangan dekat-dekat dia, nanti kau ketularan cacat!"
"eww bau-bau kebodohan nya sampai membuat seluruh badanku merinding."
"beri jalan, si cacat mau lewat, hati-hati jika bersentuhan dengannya bisa jadi cacat juga, lho!"
"kalau kau menatap matanya kau bisa jadi buruk rupa, hiihh liat saja wajahnya yang mengerikan."
"itu pelayannya Sehyuk Oppa? kira-kira Sehyuk Oppa ada dimana ya?"
"lihat dirinya seperti tulang berjalan, buat merinding saja melihatnya."
"bisakah kalian hentikan?"
itu adalah kalimat yang sangat ingin Sohoo ucapkan, tapi lidahnya kelu, bibirnya kering dan terasa berat saat berusaha membuka suara.
apa dirinya benar sudah sehina yang mereka katakan?
"setidaknya kalian cukup mencaciku dalam hati, tidakkah kalian pikir bahwa aku dapat mendengar ucapan kalian.."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fight
Actionterlahir tidak beruntung. memiliki ibu yang tak pernah menginginkan hadirnya dan seorang kakak laki-laki yang hanya menjadikannya sebagai pelampiasan emosi. memiliki takdir tak seberuntung anak sebayanya. tidak memiliki satupun teman disekolah dan m...