"apa ini akhirnya?"

18 18 7
                                    

"anak baru! lekas kemari dan isi daftar kehadiran."

Sohoo menoleh, ia dapati seorang pria dewasa dengan seragam kerja khas hotel yang ia datangi memanggilnya.

setelah bel terakhir pertanda waktunya pulang sekolah berbunyi, Sohoo bergegas mendatangi hotel yang dimaksud oleh Sehyuk.

ia tidak ingin melawan dan dihajar jika pada akhirnya ia akan tetap berakhir melakukan perintah Sehyuk, alhasil Sohoo mendatangi hotel ini dengan langkah berat serta hati gundah tak karuan.

khawatir akan ibunya dirumah dan kakaknya yang akan sewaktu-waktu kembali mencari kesalahannya dan mencaci penuh amarah. Sohoo merasa takut, bahkan ketika pria dewasa yang tadi memanggil kini tengah berjalan mendekati tempatnya berdiri, ia masih saja memikirkan alasan apa yang akan ia berikan nanti ketika pulang ke rumah atas keterlambatan nya.

"hei Nak, kau hari ini menggantikan anak yang bernama Sehyuk?"

"iya, paman."

"astaga anak itu, seenaknya menyuruh orang lain, memang dasar anak muda," ujar pria itu dengan secarik senyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"kau pasti dekat dengan Sehyuk, apa kau temannya?"

"teman?"  apa dirinya dan Sehyuk kelihatan seperti berteman?

Sohoo bermonolog, menanyakan hal yang tak dapat di dengar oleh siapapun kecuali dirinya.

"Sehyuk anak yang menyenangkan, setiap kali dia bercerita tentang kehidupannya di sekolah, aku jadi teringat masa-masa ketika aku masih seperti dirinya."

selagi pria itu berusaha mengajak Sohoo berbicara, Sohoo hanya menatap hampa.

"Sehyuk anak yang menyenangkan?"

daripada menyenangkan, bagi Sohoo, sehyuk lebih seperti bayang-bayang iblis yang selalu menghantui kehidupan sekolahnya, dia adalah anak berandal yang seenaknya mengganggu ketenangan siswa-siswi yang ingin mengikuti pelajaran di sekolah dengan damai.

kata menyenangkan sama sekali tidak menggambarkan barang setitik perilaku Sehyuk selama disekolah.

"begini, anak itu mungkin memang seenaknya, tapi kau adalah temannya jadi kau pasti lebih paham akan sifatnya kan? nah, kalau kau bertemu dia, tolong sampaikan salam ku ya! katakan padanya untuk melanjutkan kembali cerita tentang bagaimana ia sangat menikmati kesehariannya ketika menindas salah satu anak cacat di sekolahnya, ahahaha!"

DEG!

kedua netra Sohoo melirik ke arah wajah pria itu yang sedang tertawa keras, seolah menganggap semua kalimatnya tadi hanyalah sekedar lelucon yang pantas ditertawakan.

"ya Tuhan, kalau diingat-ingat lagi tentang cerita itu, rasanya aku ingin turun tangan langsung dan ikut merundung anak cacat bernama Sohoo yang jadi bulan-bulanan Sehyuk, oh.. kau pasti tau sesuatu tentang itu juga kan? kalian satu sekolah?"

"anak.. cacat?"

"hoi Nak! kenapa wajahmu pucat begitu, kau sedang sakit perut ya? ahahaha!!"

"paman saya permisi, saya harus bekerja disini." Sohoo membungkukkan badannya dan beranjak pergi, ketika langkahnya membawa ia semakin jauh dari pria itu, Sohoo mendengar teriakan lantang dari pria itu lagi.

"jangan lupa mengisi daftar hadir! atau Sehyuk akan menghajar mu nanti." setelah mengatakan hal tersebut, pria itu kembali tertawa.

kedua tangan Sohoo sudah mengepal, hatinya terasa panas seakan terbakar oleh kobaran api yang ganas, amarah nya memuncak. ia bahkan ingin sekali membungkam mulut pria tadi yang terus mengoceh tak karuan.

The FightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang