O5 : Pantang Menyerah Demi Masa Depan

114 29 7
                                    


Mendapat penolakan keras waktu itu gak langsung bikin Gina nyerah buat deket sama cowo idaman dia.

Libur tengah semester udah dimulai. Kendati hari festival itu jadi hari paling pertama dan terakhir Gina ngeliat presensi gebetannya, tapi bukan berarti dia bakal nyerah.

Justru karena lagi libur, dia jadi makin semangat nyari info tentang identitas cowo itu. Rasanya udah kayak agen rahasia negara yang lagi nyelidikin anak bandar mafia dia.

Semua orang ditanyain.

Temennya yang bernama Cyntia Erry Dahayu jadi kunci terakhir bagi Gina untuk tau mengenai cowo yang dia suka.

"Namanya Yasa ...." ujar Gina, akhirnya tau nama cowo yang dia suka. "Yasa Malik Dewangga, ya ... namanya bagus banget ya kayak orangnya."

Ucapan Gina itu langsung membuat cewe bermata besar yang sering dipanggil Erry itu masang raut geli.

"Dari mana lo tau kalo orangnya bagus, Kak? Emang kalian udah saling kenal sebelumnya?" tanya Erry.

"Enggak lah! Gue aja baru tau namanya dari lo barusan."

"Makanya gue nanya, tau dari mana lo kalo dia orangnya bagus?"

Gina diem, mikirin jawaban. "Hm ... firasat? Kata gue dia orangnya bagus."

Bukannya menerima ucapan Gina, Erry justru rautnya keliatan semakin prihatin.

"Kayak siapa aja lo pake bawa-bawa firasat segala," cibir Erry tapi Gina gak ambil pusing.

"Ya gue kan sebentar lagi bakal jadi 'siapa'-nya dia," jawab Gina dengan percaya diri. "Lagian elo bisa dong jangan kebanyakan nyinyir sama gue. Kayak Sephia aja."

Erry merengut, sebenernya masih mau mencibir tapi Gina keburu mohon duluan. Meski 11-12 sama Sephia, seenggaknya Erry gak sebrutal cewe itu kalau soal mencibir orang.

"To be honest, gue kaget waktu lo bilang suka sama cowo, mana blakblakan banget ngomongnya di grup kita," kata Erry, mulai topik baru. "Baru banget rasanya ngeliat orang yang hidupnya datar kayak elo tiba-tiba punya keinginan kuat. Mana buat cowo lagi."

Gina gak mendengarkan dengan baik ocehan Erry; yang jelas cewe itu cuma mengungkit soal dirinya dan perubahan tiba-tiba ini yang disebabkan oleh seorang cowo.

Mereka yang lagi jalan-jalan pagi pun jadi gak fokus olahraga; yang satu fokus ngoceh, yang satunya lagi fokus menyusun masa depan bersama gebetan seperti menyusun kerangka AU.

"Aduh, Erry ... jangan ngoceh terus, dong. Ini AU gue sama kak Yasa bisa stuck di tengah jalan karena ocehanlo," cibir Gina pada akhirnya, gemes sama Erry yang ngomongin dia terus dari tadi.

Erry makin julid, menatap Gina dengan sinis. "Kak Gina, gue tau elo suka sama cowo dan ini mungkin pertama kalinya; tapi tolong jangan terlalu fokus sama dia dulu. Elo lupa pesen ibu lo apaan?" tanya Erry, kayaknya udah capek meladeni kehaluan Gina hari ini.

"Erry mah! Ngerusak mood aja!" Gina terdiam lesu, ketika dia inget perkataan ibunya tempo hari lalu rasanya suasana hati yang bagus itu perlahan hilang.

Iya, iya ... Gina tau kalau dia harus segera memperbaiki nilai akademiknya, terlebih karena Gina mau lanjut ke universitas dan udah pasti gak mudah kalau mengandalkan nilai akademiknya yang kayak coretan anak TK itu.

Tapi sebentar aja ... Gina mau menikmati perasaannya juga; dia yang jatuh cinta untuk pertama kalinya sama seorang cowo. Gina mau mencoba, Gina pengen berhasil mendapatkan apa yang dia mau ... tapi di sisi lain, ada masa depan yang menunggu. Dan ingat, masa depan itu gak soal percintaan aja.

ONE AND ONLY : Kang YeosangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang