7. Cross The Line

176 28 6
                                    

Tidak banyak yang mereka bicarakan dalam perjalanan menuju gedung pertunjukkan. Gong Jun tampak oke dalam balutan kemeja dan jas formal. Tidak ingin dirinya terlihat mengagumi penampilan pria Gong itu, Zhehan memilih untuk memperhatikan pemandangan di luar jendela mobil. Gong Jun berinisiatif memecah keheningan di antara mereka dengan bercerita kalau resital ini adalah event yang disponsori oleh universitas tempat dia bekerja. Dia juga bertanya sedikit tentang maestro Wang. Zhehan yang merasa ocehannya mengenai pianis favoritnya itu tidak akan terlalu dimengerti Gong Jun menjawab seperlunya. Gong Jun mengangguk-angguk. Sisanya, mereka kembali saling diam selama perjalanan.

Ada untungnya juga mereka tiba hanya beberapa menit sebelum pertunjukkan dimulai. Dalam etika pertunjukkan klasik, ketenangan dan ketertiban adalah hal yang paling utama. Penonton tidak diperkenankan membuat kegaduhan selama pertunjukkan berlangsung. Zhehan memanfaatkan situasi tersebut untuk meminimalisir pembicaraan dengan ayah Xiao Qi. Dia hanya tersenyum sekilas dan memberi isyarat dia oke ketika Gong Jun bertanya dengan penuh perhatian apakah dia merasa nyaman dengan kursinya dan menikmati pertunjukkan ini. Selebihnya, dia berusaha memusatkan diri pada musik yang dipersembahkan dan dengan segera mengabaikan keberadaan Gong Jun.

Gemuruh applause masih terdengar memenuhi gedung pagelaran ini saat sang maestro mengakhiri encore. Zhehan adalah salah satu dari sejumlah besar penonton yang berdiri memberikan standing ovation. Gong Jun mengikuti apa yang dia lakukan dengan antusiasme yang sama. Meski ini hanya sebuah resital, kualitasnya bisa disamakan dengan pertunjukkan kelas dunia. Zhehan merasa sangat beruntung bisa menyaksikannya. Kecanggungan yang sempat dia rasakan di awal karena keberadaan Gong Jun bersamanya seolah lenyap, digantikan oleh suasana hati yang luar biasa bagus dan rasa puas. Tanpa menyembunyikan binar kegembiraan di matanya, dia menoleh ke arah Gong Jun.

"Tidakkah dia hebat?" tanya dengan semangat di antara gemuruh tepukan tangan. Gong Jun hanya memandangnya tanpa berkedip seperti biasa. "Xiao Qi seharusnya sering melihat pertunjukkan seperti ini!" tambah Zhehan lagi.

"Apa?"

Zhehan mencondongkan wajah ke arah telinga Gong Jun. Gemuruh tepuk tangan masih terdengar seolah akan meruntuhkan langit-langit hall yang tidak terlalu besar itu. Tidak heran kalau Gong Jun tidak mendengar kalimatnya dengan jelas.

"Kubilang, kau harus sering mengajak putrimu menonton pertunjukkan seperti ini juga."

"Oh... Ya, ya. Aku mengerti."

Zhehan tersenyum lebar. Gong Jun ikut tersenyum lebar dan mengangguk-angguk dengan riang. Zhehan tidak bisa berhenti mengomentari pertunjukkan tadi. Bahkan setelah mereka keluar dari hall, dia masih terus membicarakan penampilan sang maestro dengan antusiasme seorang bocah. Mood-nya sedang sangat bagus dan itu membuat Gong Jun ikut senang. Meski dia tidak sepenuhnya memahami apa yang dibicarakan Zhehan, memperhatikan bagaimana guru piano Xiao Qi ini berbicara penuh semangat dengan ekspresi yang natural sungguh menghibur hati. Zhehan ternyata bisa sangat ekspresif dan itu adalah hal baru bagi Gong Jun.

Merasa sangat beruntung, Zhehan kemudian memutuskan untuk membalas kebaikan Gong Jun dengan mengajaknya makan malam. Gong Jun tidak menolak dan membiarkan Zhehan menentukan sendiri tempat makan yang dia inginkan. Zhehan memilih tempat makan yang sering dia kunjungi bersama Xiao Yu dan Susu yang terletak tidak jauh dari kawasan pemukimannya. Tidak berapa lama keduanya sudah duduk di salah satu meja di rumah makan tersebut dengan piring-piring berisi menu ayam dan udang yang menggugah selera dan masih mengepul hangat. Tidak ketinggalan dua botol anggur juga ikut dihidangkan.

"Cheers!"

Denting gelas terdengar. Zhehan dan Gong Jun meneguk anggur dalam gelas masing-masing dengan suka cita. Gong Jun mengamati hidangan di hadapannya, mencoba memutuskan mana yang sebaiknya dia icip terlebih dahulu. Interior rumah makan ini cukup sederhana. Namun ruangannya nyaman dan cukup bersih. Kesan hangat dan hommy terpancar dari sekeliling. Pengelolanya adalah sepasang suami istri yang kelihatan ramah dan tampak kenal baik dengan hampir semua pengunjungnya, termasuk Zhehan.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang