5. Dekat

168 30 9
                                    

"Oh, anda guru piano Xiao Qi?"

"Ya."

"Silakan masuk."

"Terima kasih."

"Ayah Xiao Qi sedang ke luar kota untuk urusan pekerjaan selama beberapa hari jadi aku yang menemani Xiao Qi di rumah."

"Oh."

****

Dia hampir melupakan fakta terpenting.  Gong Jun dan Gong De Qi, ayah dan anak itu, tentu saja ada seorang wanita di antara mereka berdua.   Wanita yang sudah mengikat janji dengan pria Gong tersebut dan menjadi ibu dari murid kecilnya.   Sementara dirinya hampir setiap malam menikmati bertukar pesan dengan pria itu dan bahkan beberapa kali memanfaatkan suami wanita itu sebagai fantasi seksnya.  Meski tidak ada sesuatu terjadi antara dirinya dengan Gong Jun, tetap saja ada sebersit rasa bersalah ketika dia teringat dengan wanita itu.  Mam, maafkan aku, suamimu terlalu tampan dan seksi.  Aku tidak bisa tidak memanfaatkannya.  Setidaknya kau sudah berhasil memiliki dia secara fisik, ijinkan aku memilikinya dalam imajinasi. 

Ngawur

Dia sadar, seharusnya sejak awal dia tidak boleh melewati batas yang telah dia buat sendiri.

"Terima kasih," gumam Zhehan seraya menerima teh boba kegemarannya dari si penjual. 

Penjualnya yang seorang gadis itu sudah sejak tadi berusaha menarik perhatiannya dengan melempar senyum termanis yang bisa dilakukan.   Sayang usahanya sia-sia karena Zhehan bahkan tidak memandang ke arahnya.  Zhehan segera berlalu dari booth minuman itu dan mulai menikmati tehnya.  Umurnya sudah tiga puluh, namun minuman ini masih menjadi favoritnya sejak remaja.  Dia melanjutkan langkah menyusuri trotoar wilayah perbelanjaan tersebut dengan sebelah tangan lain sibuk memegang kantong berisi belanjaan.  Sebetulnya dia bukan orang yang rutin berbelanja. Hanya kebetulan pagi ini dia mendapatkan lemari persediaannya kosong dan lemari es hanya menyisakan beberapa botol bir dingin.  Jadi dia putuskan untuk berbelanja.  

"Zhang-laoshi!" Zhehan menghentikan langkahnya.  Hatinya mencelos sedikit ketika merasa cukup familier dengan suara tersebut.   Tidak.  Bukan.  Dia mencoba menyangkal.   Ada sekian banyak tempat dan begitu banyak orang di kota ini.   Tidak mungkin mereka kebetulan bertemu di sini.  "Tunggu." Suara itu terdengar sangat dekat.  Zhehan memutar tubuhnya dengan setengah hati dan terkesiap menyadari siapa yang kini sudah berdiri tidak sampai satu meter di hadapannya.   Kenapa bisa bertemu dengan orang ini di sini??  "Oh, benar. Kau Zhang-laoshi!"

Suara Gong Jun terdengar lega bercampur senang.  Zhehan tidak mengerti kenapa pria ini terlihat begitu gembira dengan pertemuan mereka. Gong Jun tidak berkata-kata lagi.  Sebagai gantinya, sebuah senyum mengulas lebar di wajahnya yang tampan sementara matanya kelihatan berbinar, mirip bocah yang bertemu dengan seseorang yang disukainya.  Disukai?  Tunggu dulu.  Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi berpikir ngelantur tentang ayah Xiao Qi.

"Gong-laoshi."

"Aku tidak mengira kita bertemu di sini," balas Gong Jun segera.  Zhehan menggumam, tidak merasa hal itu adalah sesuatu yang luar biasa.  "Oh, kau habis berbelanja?" Pandangan Gong Jun mengarah sekilas pada kantong belanjaan di tangan Zhehan. 

"Begitulah.  Xiao Qi tidak bersamamu?"

Zhehan berbasa-basi.

"Aku baru mengantar dia ke rumah teman sekolahnya di dekat sini.   Ada sesuatu yang perlu kubeli jadi aku mampir kemari.  Untuk sementara aku tidak ada pekerjaan lagi sampai dia menelepon untuk dijemput," jawab Gong Jun dengan nada ringan.  Zhehan mengangguk mengerti.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang