Lembar kosong

75 33 65
                                    

Aku menulisnya kembali. Aku menulis cerita ini berulang kali agar tersampai semua yang ada dalam pikiranku ini. Sebelumnya akan aku perkenalkan diri. Namaku Zahira Najla Farasheilla, akrab dipanggil Sheilla.

Kata guru di sekolahku, ayahku menggemari Sheila on 7, tapi sepertinya tidak. Ayahku hanya memberi nama secara random saja, sepertiku beliau begitu abstrak. Seperti perkenalan pada umumnya, aku hanyalah siswi SMA biasa. Ya, akan aku tekankan lagi 'BIASA'.

Sangat biasa, bukan superstar di sekolah maupun anak paling nakal di sekolah. Nilai tengah-tengah, dibilang banyak tingkah? Tidak juga. Kalau temanku bilang aku pendiam? Sepertinya mereka salah lihat. Menjadi siswi dengan gelar biasa menjadi polemik aneh yang harus aku hadapi. Kalau kebanyakan orang bercerita bahwa mereka merupakan primadona, aku tidak. Aku tak punya cerita semacamnya, ya kisahku begini saja. Kalau dibilang bukan kisah yang dinamis layaknya anak SMA.

Lalu? Kenapa aku harus menulis cerita? Ya, tentu saja agar kalian tahu! Siswi biasapun juga punya kisah. Peristiwa yang sering menggegerkan sekolah pun menjadi bagian dari hidup mereka. Hey! Jangan dikira kami tidak tahu gosip terbaru, tentu saja kami punya arsip tersendiri. Termasuk aku, dan beberapa temanku. Ah! Aku lupa mengenalkan mereka, tapi nanti saja.

Hari ini aku akan bercerita bahwa aku bersekolah di bidang MIPA. Jangan tertawa, impianku bukanlah menjadi anak baik yang selalu tinggal di laboratorium sekolah. Aku suka kebebasan, sepertinya aku salah kelas kali ini. Aku akan mengungkapnya nanti, setelah ini. Lembar ini akan menjadi monologku sendiri, sebelum aku memulai kisahku yang mungkin tak punya banyak arti. Aku hanya ingin berbagi dengan semuanya, menceritakan kisah yang harusnya biasa saja tapi banyak orang mengerti keadaannya.

Sebagai anak SMA, tumbuh menjadi dewasa juga menjadi problematik yang sulit. Damai dengan diri, harus bersabar dengan lingkungan, hingga... Bergelut dengan pikiran sendiri. Aku sudah mengalaminya. Jika kalian bertanya apakah aku lelah? Aku akan menjawabnya, iya.


Tunggu coretan milikku, aku akan menceritakan semuanya nanti. Sampai jumpa di lembar satu.

Penenun HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang