Part 22

2.4K 156 31
                                    

"Kenapa, Mas? Ada masalah apa?"

"Keliatan banget ya kalo ada masalah?" Rendra malah balik bertanya. Sementara Nuri hanya tersenyum menanggapi sembari mengusap rambut suaminya lembut.

"Kamu siap kalo kita ke Surabaya? Bertemu keluargaku."

Nuri terdiam seketika. Tak ada sepatah kata pun terucap, lidahnya terasa kelu dengan degup jantung semakin cepat berdetak. Ia benar-benar tak menyangka bahwa secepat ini suaminya akan bertanya demikian.

"Nur ...?"

Nuri menarik napas panjang, seolah mampu mengusir resah dan gelisah yang tiba-tiba menyelinap di benak. Sesungguhnya ia tak tahu harus menjawab apa.

"Ma-mas Rendra mau pulang?" Hanya itu yang mampu terucap dari seorang Nuri kala itu.

Rendra menatap netra sang istri dengan seksama, menelisik apa yang cermat, seolah tengah membaca isi hati perempuan di dekatnya. Ia pun sesungguhnya tak tega memaksa Nuri seperti ini, tapi apa boleh buat. Toh, cepat atau lambat semua memang akan terbongkar.

"Rencananya sih gitu, kamu ikut ya?"

Nuri masih terdiam sejenak. Seakan berat menjawab pertanyaan Rendra. Hingga akhirnya ia berkata dengan sangat hati-hati, tak ingin membuatnya kecewa. "Kalau memang Mas Rendra yang minta, Nuri pasti ikut."

Puas mendengar jawaban sang istri, Rendra pun langsung memejamkan mata dan terlelap tak lama kemudian. Sementara Nuri masih terdiam, permintaan Rendra barusan masih mengganggu pikirannya.

Sebenarnya ia ingin menolak dengan halus karena sepertinya ia belum siap bertemu keluarga besar Rendra, terutama kedua orang tuanya. Tapi ia tak ingin menambah beban pikirannya yang membayang jelas di wajah. Karena itulah ia akhirnya menyanggupi, berharap akan membuat lelaki tersebut bahagia. Sekalipun ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di sana nanti.

"Demi kamu, apapun akan aku lakukan, Mas," lirihnya sambil mengusap rambut sang suami penuh kasih.

🌸

Faisal masih mondar-mandir di dalam kamar sejak beberapa menit yang lalu. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang, karena itulah ia sudah tak sabar ingin segera bertemu Inez. Gadis itu pasti sudah rindu dengannya pula, sayang sudah berkali-kali dihubungi, tetap tak ada jawaban. Raut wajahnya yang semula santai kini berubah gelisah.

"Ayo dong, Nez, angkat teleponnya," gumam Faisal pelan.

Ia masih tak patah semangat, dicobanya menghubungi kembali. Mumpung mamanya sedang menyelesaikan urusan administrasi, karena jika Sophie tahu pasti marah mengetahui mereka masih berhubungan. Sayang, tetap tak ada jawaban seperti tadi. Kening Faisal berkerut, tak biasanya Inez seperti ini.

"Sayang, kamu di mana? Susah banget dihubungi. Kamu bisa jemput aku kan? Atau aku yang ke kost-an kamu, gimana? Aku keluar rumah sakit hari ini."

Faisal langsung berbicara panjang lebar sesaat setelah panggilan akhirnya diangkat. Sengaja bermanis-manis untuk mengambil hati perempuan kesayangan tersebut.

"Sal ...."

Suara lemah yang terdengar dari seberang, tentu saja membuat Faisal terkejut. Ia sudah membayangkan jika Inez akan menyambutnya dengan histeris dan bukan seperti ini.

"Kamu kenapa, Sayang? Kok lemes banget suaranya. Kamu sakit ya?"

"Saall ... gue ... gue positif ...."

--------------------------------------------------------

Apa yang terjadi dengan Inez?

Cari tahu kelanjutannya di KBM app aku yaaa manteman 😁🙏

Bukannya apa-apa, gak enak aja sama yang baca di sana, mereka pada buka koin, sementara di sini gak, gak enak kan jadinya aku diprotes mereka 🙈🙏

Mudah-mudahan aja dengan begitu, aku jadi makin rajin update ceritanya yaaa 🤗

Semoga bagi manteman yang berkenan membuka unlock, diberikan Allah rezeki yang berlimpah, Aamiin 🤲😘

Semoga bagi manteman yang berkenan membuka unlock, diberikan Allah rezeki yang berlimpah, Aamiin 🤲😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekeping Rindu TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang