Part 2

1.2K 119 7
                                    

19 Februari 2024

Hallo... Seductionship sekarang dapat dibaca di Karyakarsa/Adellelia. Dapat dibeli satuan/paket (Paket lebih murah). Tersedia juga versi PDF (Pemesanan WA 0856 783 2323). Extra Part hanya ada di versi cetak. Info PO menyusul.

Enjoy reading, Sayang

=======

"Hah?! Gimana? Gimana?" seru Amelia setelah mendengar penuturan Karina.

Yang benar saja? Masa iya kedua orang tua wanita ini menuntutnya untuk segera menikah dan bahkan posisi jabatannya saat ini terancam dicopot hanya karena percaya dengan gosip yang beredar saat ini? Sungguh tak masuk nalar.

"Ya, begitu!" keluh Karina lemas. Tak nafsu lagi dia menelan irisan tumis daging yakiniku favorit. Kini dia beralih menenggak air mineral dingin.

"Harus banget nikah tahun ini?" Amelia memastikan. Karina mengangguk lesu.

"Calonnya sudah ada?" tanyanya sekali lagi.

Karina menggeleng pelan. "Ya, kalau sudah ada gue nggak bakal pusing begini, Mel!" gerutunya.

Amelia mengangguk-angguk seraya mengembuskan napasnya sedikit kasar. Lalu tanpa permisi mengambil tempura udang milik Karina yang sedari tadi tak disentuh pemiliknya.

Karina memang tak berniat menyentuh makanannya sejak tadi. Pikirannya terlalu kalut. Dari awal masuk ke ruangan Amelia, langsung saja dia menumpahkan segala gundah gulananya.

Ya, siapa juga yang dapat makan dengan tenang saat ini jika dirinya terancam dikeluarkan dari kartu keluarga dan kariernya dimatikan hanya karena tak dapat memberikan sebuah pernikahan kepada keluarga besarnya?

Amelia pikir cerita pernikahan karena terpaksa dan desakan keluarga hanya ada di dalam drama atau pun cerita novel. Ternyata, saat ini dia menyaksikan sahabatnya sendiri terdesak dengan keadaan seperti itu.

"Apa gue nikah kontrak saja ya, Mel?" celetuk Karina tiba-tiba. Sontak Amelia menatap sahabatnya itu tak percaya.

"Stres lo! Nggak usah macam-macam deh, Rin!" serunya tak suka. "Lagian lo pikir nikah kontrak itu gampang? Belum nyari pasangan yang mau diajak nikah kontraknya. Belum ngurus perjanjiannya. Nikah kontrak juga nggak mudah, Rin," imbuhnya lagi.

"Ya, terus gue harus, bagaimana? Bantu gue mikir dong, Mel," keluhnya begitu putus asa. "Bulan depan umur gue sudah tiga puluh tahun, dan gue harus kenalin calon suami gue ke mereka," jelasnya.

Mendengar itu, sekali lagi Amelia mengembuskan napasnya kasar. Kepalanya ikut pening memikirkan nasib sahabatnya ini.

Di saat kedua wanita ini tenggelam dalam pemikiran mereka sendiri, pintu ruangan diketuk dari luar. Ternyata, salah satu staf Amelia yang mengetuk pintu.

"Maaf, Bu. Tapi sudah pukul satu. Waktunya interview dengan karyawan baru," katanya.

Mendengar itu Amelia dan Karina sontak melirik jam dinding yang memang sudah menunjukan pukul satu siang. Tanpa mereka sadari, waktu berjalan begitu cepat.

"Iya. Terima kasih, ya. Sebentar lagi saya dan Bu Karina ke sana," jawab Amelia.

"Baik, bu," jawab sang staf kemudian menutup pintu ruangan Amelia lagi dari luar.

"Ya sudah, kita omongin lagi nanti, Rin. Sekarang kita interview calon karyawan baru dulu," katanya. Karina pun mengangguk, menyetujui ajakan Amelia.

Di dalam ruang interview, sungguh Karina bagai tubuh tanpa jiwa. Sosoknya memang ada di ruangan tersebut, mengamati bagaimana tim dan calon karyawan berinteraksi tapi tak ada yang benar-benar mengambil perhatiannya.

SEDUCTIONSHIP (TAMAT di Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang