Hurt-3

3.8K 203 3
                                    

Hinata melirik jam, sudah pukul 18.35. Dia terlalu asik memakan donat yang dibeli Neji hingga tidak sadar sudah waktunya untuk bersiap-siap. Hinata segera menutup kembali box donat didepannya dan segera berlari kekamarnya

"Hm, pakai baju apa ya.."

Hinata mengambil beberapa lembar baju dari lemarinya dan mencoba nenyandingkannya disebelah tubuhnya. Pada akhirnya dia pun mengambil dress tosca selutut dipadu dengan cardigan jeans dan sneakers hitam-putih. Dia juga menguncir setengah rambutnya dan memakai sedikit bedak dan lipbalm strawberry.

"Pergi sekarang saja, aku akan mencari taksi" Bisik Hinata

Waktu menunjukkan pukul 18.50, Hinata segera berjalan cepat menuju kamar Hanabi. Dilihatnya adiknya yang sedang belajar dengan serius itu tidak menyadari kehadirannya.

"Hanabi" Panggil Hinata

"Hm?"

"Aku pergi sebentar, aku harus bertemu dengan Naruto-kun. Apa kau baik-baik saja kutinggal? Jika butuh apa-apa panggil saya Yuka"

"Apa Neechan sudah pamit pada Niisan?" Tanya Hanabi

Hinata meneguk ludahnya. Benar juga, dia belum mengatakan apapun pada Neji perihal kepergiannya ini. Neji pasti akan pulang sebentar lagi.

"Nanti aku akan mengirim pesan padanya"

"Baiklah, berhati-hatilah" Ujar Hanabi

Hinata tersenyum lembut kemudian menutup pintu kamar Hanabi dan segera berjalan menuju gerbang kediamannya.

"Nona Hinata? Mau kemana?" Tanya petugas keamanan dirumah Hinata

"Aku harus menemui teman" Ujar Hinata lembut

"Saya akan memanggil Kotetsu untuk mengantar anda, nona"

"Tidak tidak perlu! Aku tahu dia sedang tidak enak badan, aku minta tolong bantuanmu untuk mencarikanku taksi, ya" Pinta Hinata

"Baiklah, nona" 

Hinata pun tersenyum lembut dan mengucapkan ucapan terimakasih kepada petugas keamanan yang telah lama mengabdi dikeluarganya itu.

Sekitar 5 menit, taksi yang ditunggu pun datang. Hinata lagi dan lagi mengucapkan terimakasih. Hinata bukanlah tipe angkuh yang akan acuh pada kebaikan hati seseorang. Walaupun mereka berbeda kasta, derajat, umur dan kelamin, Hinata tetap berbaik hati pada mereka.

"Mau kemana, nona?" Tanya Supir taksi

"Cafe Konoha, pak"

Supir itu mengangguk kemudian mengemudikan taksinya dengan kecepatan rata-rata. Melaju membelah keramaian Konoha pada malam hari.

"Ini uangnya, pak" Ujar Hinata

"Ini terlalu besar, nona. Tolong uang pas saja. Saya belum mendapat pelanggan hari ini" Lirihnya

"Baiklah kalau begitu, itu untuk bapak saja" Ujar Hinata sembari tersenyum lembut dan turun dari taksi

Hinata melangkahkan kakinya masuk menuju cafe yang terlihat manis itu. Ini adalah tempat favoritnya bersama Naruto dengan duduk didekat jendela, mereka sering berbagi cerita bersama–dulu–

"Ah, Hinata-san! Seperti biasa ya?"

Pelayan berambut coklat itu tersenyum ramah. Sepertinya dia mengenal Hinata dengan baik, mengingat Hinata telah menjadi pelanggan tetap disini.

"Terimakasih Yukimaru, aku akan menunggu Naruto-kun saja"

"Baiklah kalau begitu, panggil aku jika kau membutuhkan sesuatu"

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang