Menginap

318 32 6
                                    

Seseorang dengan surai ungu terbangun dari tidurnya. Ia segera meraba sebelah tempat yang ia tiduri. Tempat yang seharusnya masih ditempati seseorang.

Si surai ungu lalu bangun dari kasurnya, berjalan keluar. Dimana ia mendapati sang kekasih hati sedang duduk di teras rumah mereka, ditemani secangkir teh dan beberapa buku yang menumpuk disebelahnya.

"Apa aku membangunkanmu?" Tanya si surai putih–sang kekasih hati–pada si surai ungu. Surai ungu menggeleng sambil memeluk si surai putih dari belakang.

"Kenapa kau bangun di tengah malam seperti ini?" Tanya surai ungu pada kekasihnya.

"Hahaha, maaf. Bulannya indah sekali. Aku jadi tak tenang jika kembali tidur. Jadi kuputuskan untuk melihat sejenak." Jelas surai putih sambil menciumi tangan kekasihnya yang melingkar dilehernya.

Dituntunnya si surai ungu ke pangkuannya. Tentu si surai ungu hanya bisa menurut. Memangnya ia bisa apa selain menuruti permintaan lelaki yang sudah meluluhkan hatinya ini?

Keduanya hanya diam. Si surai putih memeluk surai ungu dari belakang, sambil menaruh kepalanya pada tengkuk pujaan hatinya. Menghirup aroma yang entah kapan bisa ia hirup lagi.

"Apa besok kau akan kembali?" Tanya surai putih pada surai ungu. Surai ungu mengangguk

"Masih ada misi yang harus ku kerjakan bersama si jahe bodoh itu." Ucap surai ungu sedikit jengkel.

"Jika kau tak suka akan hal itu, berhentilah." Ucap surai putih, sedikit menekankan kata-katanya.

"Bodoh. Mana mungkin aku bisa. Aku sudah bersumpah setia pada Nyonya Tsaritsa. Mana mungkin aku melanggarnya begitu saja. Tujuan beliau belum tercapai, begitu juga dengan tujuanku. Aku membutuhkan fatui untuk mencapai tujuan ku. Karena itu, aku tak bisa meninggalkan apa yang sudah aku tanam." Jelas surai ungu sambil mengelus kepala surai putih. Surai ungu bisa mendengar decakan dari surai putih, tanda bahwa ia memang tidak menyukai pekerjaannya.

"Baiklah, aku mengalah. Kau boleh melakukan apa pun yang kau suka, sekalipun itu berhubungan dengan nyawa seseorang. Asalkan kau tidak terluka, atau pun melakukan hal yang berbahaya. Aku akan tetap mendukung apa yang menurutmu baik untukmu. Sekalipun itu mempertaruhkan nyawaku." Ucap surai putih serius.

Surai ungu hanya bisa menelan ludahnya. Satu hal yang ia takutkan dari kekasih putihnya. Ketika putihnya sedang dalam mode serius. Itu mengerikan.

Kuduanya terdiam lagi. Cukup lama. Sampai surai ungu merasa pandangannya semakin mengabur dan matanya semakin berat.

"Mau tidur lagi?" tanya surai putih pada kesayangannya. Si ungu mengangguk.

"Tapi jangan tinggalkan aku. Hingga aku terbangun. Hingga kita berpisah lagi esok pagi." Pinta si ungu. Si putih menyanggupi hal itu.

Surai putih mengangkat surai ungu dengan mudah. Menggendongnya ala bridal. Seolah itu bukan beban berat baginya.

Surai ungu reflek mengalungkan kedua tangannya pada leher surai putih.

Surai putih mencium kening si ungu, lembut, takut bahwa apa yang ia lakukan akan menyakiti kesayangannya.

"Selamat tidur sayangku. Kunikuzushi." Ucapnya

... ... ...

Kazuha terbangun dari tidurnya. Mengerjap perlahan. Kemudian mendudukan dirinya sambil meregangkan badannya yang pegal-pegal.

Ia ingat kemarin ia meminta untuk tidur di sofa saja. Agar kelima temannya bisa tidur dikasur yang memang memiliki 2 kasur.

Kazuha mengucek matanya pelan. Namun ia menyadari, ada air mata yang mengalir di pipinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Will Meet Again For SureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang