Zetta tengah terduduk di sofa ruang tamu sambil menonton film kesukaannya, tak lupa ia membawa banyak cemilan yang di simpan diatas meja depan sofa.Senangnya dalam hati karena malam ini Zetta di rumah sendirian, sebab kedua orang tua nya sedang pergi ke luar kota untuk menengok kerabatnya yang akan melahirkan.
Sebenarnya Zetta agak takut juga ditinggal sendirian di rumah, apalagi rumah ini terbilang cukup luas. Bayangkan saja rumah megah dua tingkat dan yang mendiaminya kini hanya Zetta seorang. Ditambah sekarang sudah malam dan diluar sana tengah turun hujan juga, mana deras banget lagi.
Tokk!
Tokkk!
Tokk!
Sial, mendengar ketukan pintu saja membuat Zetta takut. Namun Zetta memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut. Barangkali itu malang, tapi maling mana yang masuk ke rumah orang dengan ramah seperti itu?
Ah tidak, pikiran Zetta mulai kacau gara-gara memikirkan hal yang aneh.
Perlahan Zetta memutar kunci rumah dengan perasaan dag dig dug ser. Dan saat pintu telah terbuka diluar sana terlihat seorang lelaki tengah berdiri dengan keadaan basah kuyup.
"Kak Evan!" Seru Zetta kepada lelaki bernama lengkap Nevan Geraldo Savian.
"Kaka ngapain main hujan? Sekarang mending masuk terus ganti baju. Ntar kaka sakit," ajak Zetta menarik lengan Nevan masuk ke dalam rumah.
Nevan berjalan sempoyongan juga terkuar bau alkohol dari mulut dan badannya. Jadinya dengan terpaksa Zetta harus memapahnya sampai ke lantai dua menuju kamarnya.
Sesampai di kamar Nevan, Zetta mendudukan Nevan di atas kasur. Basah bodo amat.
"Kakak kenapa mabok lagi sih? Bukannya Papa udah larang kakak supaya gak mabok. Tapi sekarang kak-" perkataan Zetta terhenti saat Nevan tiba-tiba berdiri lalu menarik tubuh Zetta ke pelukan Nevan.
"Ke-kenapa? Ada apa kak? Apakah ada yang bikin kakak sakit hati atau lainnya?" Tanya Zetta yang notabennya adalah cewek cerewet di balik dada Nevan.
Tanpa menjawab Nevan tiba-tiba menarik kepala Zetta yang awalnya berada didadanya karena tinggi Zetta memang hanya sedada Nevan.
Nevan merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tinggi Zetta, lalu...
Cup...
Zetta melotot tak percaya karena Nevan kini tengah mencium bibirnya.
"Hmp-" Zetta memukul dada bidang Nevan yang keras seperti baja.
Bukannya kenapa, tapi Zetta masih tau batasan karena Nevan adalah saudaranya yang berstatus sebagai kakak lelaki. Walaupun mereka berdua bukan saudara kandung, melainkan hanya saudara tiri. Tapi Zetta telah menganggap Nevan seperti kakak lelaki kandungnya.
Dua tahun yang lalu Ayah Nevan menikah dengan Mama Zetta yang berstatus janda anak satu, begitupun sebaliknya Ayah Nevan yang berstatus duda anak satu.
Setelah beberapa menit ciuman itu berlangsung Nevan melepaskan bibirnya dari bibir Zetta, karena Zetta yang mulai kehabisan nafas.
"GILA LO KAK!" bentak Zetta tak terima sambil mengusap bibirnya yang kini sudah ternodai.
"Zetta. To-tolong, sekali ini saja-"
"Apa sih maksud kakak? Aku gak ngerti!"
Zetta benar-benar tak paham dengan jalan pikiran Nevan yang aneh seperti saat ini.
Zetta berjalam menuju pintu agar segera keluar dari kamar kakaknya yang mulai gila saat mabok.
"Jangan pergi!" Larang Nevan berlari dan menghalangi pintu dengan tubuhnya. Tangannya mengunci pintu lalu kunci tersebut dimasukan ke dalam saku celana jeans yang Nevan kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & His Secret
Romance| WARNING 21+ | Bijaklah dalam membaca! Tidak diperuntukan bagi anak dibawah umur. Yang masih dibawah umur mohon menjauh!