PROLOGUE

5 3 10
                                    


Sabtu ini Angin berdesau dengan lembut,Udara terasa sangat ringan dan segar,Dan sang surya menurunkan kehangatan.

Betapa indahnya.

Ketika burung bernyanyi riang,Berkicau seolah dunia ini adalah keindahan. Dengan orang-orang yang berlalu lalang pagi ini, sudah siap melakukan rutinitas mereka di pagi hari,sama seperti ku masih dalam rutinitas seperti pagi-pagi sebelumnya..yaitu bergelut dengan guling dibalik selimut tebal yang menutupi seluruh bagian tubuhnya

Akan tetapi, kehangatan nya yang datang, tidak lama pudar–karena sang Surya mulai tenggelam dalam lautan awan gelap di atas sana, bersiap menurunkan segala beban yang ia pikul.

Titik-titik air mulai menjatuhkan dirinya suka rela ke permukaan jalan beraspal pagi ini dan mengguyur sebagian dari kota tua tempat kelahiran ku.

Hari liburku yang seharusnya digunakan untuk berpacaran dengan kasur seharian, Harus terusik ketika mendengar suara-suara tak senonoh dari kamar ibu ku–hm tepatnya ibu tiriku.

Hal itu, membuat wanita janda yang dipungut ayahku.leluasa melakukan apapun dalam rumah ini, toh dia juga tidak pernah memperhatikan aku yang posisinya sebagai pemilik rumah ini. Dia hanya penjilat, yang baik kepadaku saat didepan ayah atau saat sedang membutuhkan duit untuk berfoya-foya bersama kalanganya.

Cih, sungguh wanita yang tidak ada harga dirinya.

Dan saat aku ingin melaporkan nya kepada ayah, dia malah mengancam ku dengan iming-iming akan membunuhku. Aku tau di tidak akan berani membunuhku karena dia tidak akan mendapatkan uang bulanan untuk berfoya-foya lagi setelahnya, atau akan mau masuk jeruji besi yang dingin itu,apa dia kira aku takut padanya?! Karena belum melaporkan nya pada ayah?

Oh! Tentu saja tidak, aku hanya malas berurusan dengan kehidupan orang dewasa. Begitu rumit, dan sulit. Manusia saja sudah menakutkan apalagi orang dewasa, lebih baik aku bermain game dalam ponsel ku, dan menghabiskan waktu untuk maraton drama Korea.

Dasar anak muda jaman sekarang

Dan kalau kalian bertanya ayahku kemana? Ayahku sudah pergi meninggalkan kan ku sejak minggu lalu. Bukan pergi ke bintang tapi pergi ke luar kota,untuk menyelesaikan beberapa urusan perusahaan, awalnya aku menolak karena dia mengatakan akan pergi selama 1 bulan, tapi beberapa hari setelah kepergianya ayah menelpon bahwa pekerjaannya akan selesai dalam 2 Minggu saja. Tapi! sekarang sudah lebih dari dua Minggu dan dia belum kunjung pulang.

Aku sedikit kesal sebenarnya, karena ayah lama pulang. Padahal aku sedang bosan hanya berdiam dirumah dengan wanita gila ini, ya aku sudah malas. Karena ayahku, harus bertemu dengan wanita jalang sepertinya. Bahkan, uang nya akan sia-sia jika harus diberikan padanya setiap waktu.
Lebih baik berikan padaku saja, kan aku bisa membeli album group favorit ku. Sebenernya, uang yg diberikan padaku sangat lah cukup—

—tapi ya namanya remaja, sangat banyak hal yang diinginkan saat masa labil ini.

Untuk cerita  ibu ku, dia sudah benar-benar pergi ke bintang saat aku baru berusia 10 tahun, ibu memiliki penyakit jantung yang lemah.. sudah Merupakan penyakit bawaanya sejak lahir, dan itu terbukti karena penyakitnya juga menurun padaku.

Aku jadi merindukan..

Mungkin besok aku akan berkunjung ke rumah baru nya,karena ayah mengatakan akan pulang sore nanti. Senangnya akhirnya ayah pulang.

Brakkkk

Lamun ku buyar, ketika mendengar suara bantingan pintu yang keras dari luar sana. Ada apalagi sekarang? Sebelumnya aku melirik jam yang berada di atas nakas samping meja belajarku, ternyata aku sudah melamun selama 30 menit. Berarti, mereka adalah ibu tiriku dan pasangan barunya,sudah melakukan aktivitasnya selama setengah jam.
Ah, disebut apa ya aktivitas itu??

Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku. Kenalin nama aku valecia neola alfineta, panggil aja Cia, mau manggil sayang juga boleh.

Ekhem’.

Aku menuntut pendidikan di SMA Cakra yaksa, masih muda dengan usia 17 tahun. Yang artinya, beberapa tahun lagi bakal masuk ke dunia orang dewasa. Mengesalkan

Dengan malas aku menuruni tubuh yang masih berat, sungguh aku masih ingin berpacaran dengan ranjang dalam kamar ini. Tapi ya, aku harus mengurungkan niatku, setelah suara yang terdengar barusan. Bagaimana jika ada maling masuk, tapi tidak ada yang menyadarinya. Kan kasihan ayahku, barangnya dicomot habis dan maling itu pasti berdebar juga tersenyum sumringah mendapatkan banyak barang berharga.

Ayolah ! Ini efek dari kebanyakan menonton drama. Pikiranya, jadi melantur begini. Sepertinya dia harus mengurangi kebiasaan itu

”Dingin sekali” tak disangka saat aku menuruni kakiku ke lantai, sudah seperti berdiri di atas batu es yang sangat dingin, Padahal aku tidak menghidupkan ac.

TBC

Hai semua,

I hope u like this💗

☁️Tinggal kan jejak sebelum lanjut☁️[votment]

Maaf ya tulisan author masih ngawur hehe, pizz

Chapter kedepannya bakal lebih panjang kok, aku usahain.. see u next chapter

Different; valeciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang