chapter 3-i'm osamu¹

274 42 7
                                    


Osamu's sexuality is my original story. If you found something similar i'm sorry but it's really pure my idea

Warn: typo everywhere, bl content

Ship: sunaosa (osamu as the bottom)

If you don't like, please don't read it

Please vote and coment to support the writer

.
.
.
.
.
.
.

"Aku ingin menonton film itu kau keberatan?"

Osamu menunjuk salah satu poster film di bioskop, film horror baru yang sedang viral. Suna memandang osamu dengan tatap senang, sejujurnya dia juga tertarik dengan film itu tapi karena  kencannya selalu memilih film romantis atau drama suna jadi tidak dapat kesempatan.

'bersama orang ini menguntungkan juga'

"Baik, sepertinya menyenangkan" suna tersenyum menawan, walau ditanggapi dengan wajah datar osamu tapi suna menangkap blush kecil di pipi chubby osamu.

"Aku akan membeli tiketnya" Ucap osamu yang hendak beranjak ke antrian membeli tiket tapi terhenti karena sebuah yang menarik pelan lengannya.

"Biar aku saja yang beli" ucap suna

Osamu mengangguk, dia berpikir suna hanya bersikap gentle seperti laki-laki (seme) biasanya. Osamu kagum dengan hal itu. Tapi dia tidak bisa membiarkan suna bersikap gentle sendiri, bagaimanapun osamu bukan laki-laki uke yang feminis, dia laki-laki yang normal menyukai perempuan.

"Kalau begitu aku yang beli popcorn, kau mau yang manis atau asin?" Kata osamu.

"Yang asin"

Osamu mengangguk lalu keduanya pergi mengantri untuk beli dua hal yang berbeda. setelah beberapa waktu keduanya sudah duduk berdampingan di kursi bioskop dengan popcorn masing-masing meski film belum dimulai. suna masih memandangi osamu dengan tatapan aneh, lebih tepatnya suna menatap pop corn ukuran jombo osamu.

"kau mau punya ku?" tawar osamu yang sadar suna memandangi pop cornnya. suna menggeleng.

"aku hanya kaget, ku pikir kau bukan tipe orang yang makan banyak" jawab suna.

"kenapa kau pikir begitu? menurutmu kenapa tubuh ku berisi kalau bukan makan banyak?"

"Entahlah, genetika mungkin" ucap suna, dia ingat pipi atsumu cukup tembem juga. Tangan suna mencoba mencubit pipi osamu.

'dia lebih tembem'

Suna terus menarik-narik pipi osamu walau osamu berbisik kesakitan, ingat bahwa ini sudah di dalam bioskop dia tidak dapat berteriak.

"Hehe... Lucu, boleh ku gigit?" Ucap suna.

"Tidak!"

Osamu menghempaskan tangan suna di pipinya, lalu memegang pipinya yang agak memerah.

"Sakit tau" ucap osamu dengan mempoutkan bibirnya imut.

'aa!! Kawaii!!'

Suna tertawa lalu fokus ke layar lebar karena film sudah dimulai. Keduanya fokus di sepanjang film yang menegangkan itu. Normalnya saat film hantu ada saja oknum yang berteriak kaget, bukan suna dan osamu tapi perempuan yang duduk di samping osamu, teriakannya bahkan lebih mengejutkan daripada adegan hantu muncul.

Osamu's sexuality (sunaosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang