Prolog

60 56 227
                                    

Happy Reading

Dari dulu SMA Trigono dengan SMA Sastra merupakan 2 sekolah yang tidak pernah akur bahkan hingga saat ini kedua sekolah itu masih saja bermusuhan. Alasan utama nya hanya sepele, yaitu karena kedua sekolah tersebut berlokasikan di daerah yang berdekatan.

Sebab timbul rasa iri jika salah satu dari kedua sekolah itu mendapatkan penghargaan atau kegiatan-kegiatan sekolah yang di selenggarakan dari salah satu pihak.

Meski setiap sekolah memiliki keunggulan masing-masing, seperti SMA Trigono memiliki keunggulan di bidang akademik Matematika atau itung-itungan lainnya. Sedangkan, SMA Sastra memiliki keunggulan di bidang Bahasa dan Sastra nya. Itu tidak membuat kedua sekolah tersebut berdamai.

Ditambah lagi ada adu domba dari sekolah lain yang tidak ada kaitan nya dengan kedua sekolah itu dan sengaja membuat keributan di antara SMA Trigono dengan SMA Sastra, karena ini perselihan kesalah pahaman sering terjadi di antara kedua sekolah tersebut.

Yang berakhir seperti saat ini, siswa dari kedua sekolah tersebut sedang berkelahi di pertengahan jalan yang cukup sepi karena lokasi perkelahian berada di paling ujung atau biasa disebut Jalpok oleh orang-orang sekitar, sebab itu orang malas untuk lewat. Bukan hanya itu saja, disana ada gedung yang sudah tidak terpakai. Alasan orang-orang malas melewati jalan itu juga dikarenakan sering sekali dipakai berkelahi, tempat bolos, dan juga untuk hal-hal yang tidak baik.

Bugh!

"Sialan! Maksud lo apa anjing nyerang tiba-tiba?!" Sentak Radit, siswa dari SMA Trigono saat tubuh bagian samping nya di tendang oleh seseorang yang baru saja turun dari motor nya, tidak mau kalah ia pun membalas dengan bogeman mengenai perut membuat penyerang meringis.

"Akh! Lo sama temen-temen lo itu udah bikin temen gue koma, sialan!" Ujar orang itu seraya memegangi perut nya yang terkena pukulan. Teman-teman penyerang yang awalnya diam di belakang, melihat teman nya yang terkena pukulan itu pun membalas dengan pukulan serta tendangan kepada Radit.

Tadi ketika sebelum Radit dipukuli, ia hanya seorang diri karna teman-teman yang lain nya masih berada di sekolah. Alhasil saat ini Radit sedikit kewalahan melawan komplotan yang sudah ia yakini adalah Ghali Bramantio, siswa sekaligus ketua geng dari SMA Sastra beserta antek-anteknya. "Lo jangan fitnah, bangsat! Gue sama temen-temen gue ga nyerang temen lo." Ucapnya sambil berusaha melawan.

°°°°°

Seorang gadis remaja memakai seragam SMA dengan rambut yang digerai panjang menunggu teman nya, yang sedang rapat dadakan ekstrakulikuler nya, di parkiran sekolah."Ya Tuhan, ini nunggu Raya kenapa lama banget selesainya." Gadis itu sudah menunggu kurang lebih hampir satu jam, tetapi teman nya itu belum kunjung selesai.

"Xavi! Ayo sekarang ke Jalpok!" Pekik Raya, teman dari Liora Xavierra atau biasa dipanggil Xavi, gadis yang sedari tadi menunggu teman nya di parkiran.

"Ngapain? Lo bener ben-" Sebelum Xavi menyelesaikan perkataan nya, ia sudah ditarik oleh Raya dan berlari ke arah gerbang belakang sekolah.

"Jangan banyak omong. Ikut gue aja ayo! Kata cowo gue, Radit sekarang lagi digebuk in sama anak Sastra." Mendengar perkataan Raya, Xavi pun langsung berlari lebih kencang sebab dari kejauhan ia melihat segerombol kelompok yang sedang memukuli satu orang yang sudah tidak berdaya "Woi anjir! Tungguin gue."

Sesampainya di Jalpok, Xavi dan Raya bingung harus berbuat apa selain meneriaki agar memberentikan serangan itu kepada Radit, bisa Xavi lihat bahwa saat ini Radit sudah tidak berdaya untuk melawan segerombol kelompok SMA Sastra tersebut.

Tidak lama kemudian datang siswa dan beberapa siswi SMA Trigono, serta beberapa petugas keamanan. SMA Sastra yang melihat itu akhir nya memberentikan serangan nya dan pergi, Xavi dan Raya pun langsung menghampiri Radit.

Tetapi sebelum Xavi sampai menghampiri Radit, pandangan nya tidak sengaja bertabrakan dengan orang yang menyerang Radit tadi.

"Tio?!"

Sabtu, 19 Febuari 2022.
@osispione

𝐒𝐜𝐡𝐮𝐥𝐟𝐞𝐢𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang