02

17 13 150
                                    

Happy Reading

"Demi apa hari ini ada tugas Biologi?!" Pagi-pagi ketika Xavi dan Raya baru saja sampai kelas nya, mereka sudah dihebohkan dengan teman-teman sekelas yang ricuh membahas tentang tugas.

"Kenapa sih ribut banget, emang hari ini ada tugas ya Vi?" Tanya Raya kepada Xavi seraya menaruh tas nya di gantungan pinggir meja dan mendudukan diri di kursi.

Xavi menoleh, "Gatau, tapi kayanya gak ada deh."

Tidak lama kemudian teman sekelas Xavi dan Raya yang bernama Anggun datang menghampiri mereka, "Eh, lo kok bisa santai-santai aja sih, emangnya udah? Coba mau liat dong." Ia menggoyangkan badan Xavi agar segera memberikan kepadanya.

"Yee, gue tau ada tugas Biologi aja engga." Ucap Xavi seraya menahan tangan Anggun.

"Tau tuh. Perasaan kaga ada deh."

Anggun melebarkan mata nya, "Wah serius lo pada gatau?" Xavi dan Raya pun menggeleng.

"Emang yang mana sih?"

"Itu loh yang disuruh ngerjain 35 soal."

"Hah???" Pekik Xavi dan Raya membuat beberapa teman sekelas nya yang lain melihat ke arah kedua nya.

"Kan dikumpulin nya minggu dep-an." Suara Xavi mengecil, "Eh iya woi! Itu tugas dari minggu kemarin, berarti hari ini dong dikumpulin nya!"

"Tapi sekarang udah jam 7.28, dua menit lagi jam pelajaran mulai. Walau cuma 35 soal tapi mana cukup buat ngerjain tugas nya apalagi mata pelajaran jam pertama." Lanjut Xavi.

"Udah lah gausah ngerjain. Bu Susi kan udah berumur, semoga aja lupa atau gak masuk karna ada urusan mendadak jadi sekalian freeclass." Final Raya.

"Nanti kalo Bu Susi dateng salahin lo ya Ray, lo kan yang ngajak kita sekelas gak ngerjain tugasnya."

"Makanya aminin Bu Susi gak masuk kelas, percaya deh sama gue Bu Susi gak bakal masuk." Kekeh Raya.

"Anjir lo, tapi aamiin."

Bel tanda jam pembelajaran pertama berbunyi, membuat siswa dan siswi yang berada di luar kelas serta di dalam kelas, duduk di tempat nya masing-masing.

Setelah beberapa menit menunggu hadir nya guru mereka, tidak ada tanda-tanda kedatangan masuk ke dalam kelas. "Ini kayanya Bu Susi beneran gak masuk deh." Ujar Xavi menoleh ke Raya.

"Gue bilang apa, pasti Bu Susi gak masuk, liat aja ini udah setengah jam tapi belum dateng."

Tatapan beberapa siswa dan siswi pun tertuju kepada Raya yang sedang membangga-bangga kan diri nya sendiri. "Wah iya, tumben tebakan lo bener."

"Iya dong, doa anak sholehah pasti langsung dikabulin." Bangga Raya membuat teman-teman nya langsung mencibir Raya. "Solat masih suka bolong nyebut anak sholehah lo, paling cuma kebetulan."

"Oh iya, gimana tuh keadaan nya si Radit sekarang? Lo sama Raya katanya kemarin ada di tempat kejadian?" Tanya Liam sang ketua kelas.

Xavi bergumam lalu menjawab, "Kemarin lumayan parah, beberapa bagian badan nya juga patah. Kalo lo atau yang lain mau ngejenguk Radit hari ini udah bisa kok, asal jangan banyak-banyak takut ganggu Radit istirahat. Gue sama Raya pulang sekolah nanti juga mau kesana, nanti bisa bareng."

"Ohh. Kalo hari ini gue gak dulu Xav, paling gue jenguk Radit nya besok. Gue titip salam buat si Radit aja, nyokap gue mau berangkat jadi gue harus jaga adek. Gapapa kan?" Ujar Liam merasa tidak enak.

"Gapapa Yam. Nanti gue sampe in ke orang nya."

Saat ini jarum jam sudah menunjukan tepat pukul sembilan, yang berarti sudah 1 jam lebih mereka menunggu kedatangan guru biologi yang tidak kunjung datang dan membuat mereka yakin bahwa saat ini freeclass.

"Nolep banget anjir, kantin yok." Raya yang merasa bosan sebab suasana kelas cukup hening karna semua teman-teman nya sibuk dengan dunia nya masing-masing, akhirnya Raya pun mengajak Xavi untuk pergi ke kantin.

"Lo aja deh sana, gue lagi males ke kantin." Ucap Xavi seraya bermalasan menidurkan kepala nya pada meja.

"Kenapa lo? Mukanya ditekuk kaya orang galau gitu, gayaan bener galau kaya punya cowo aja. Udah ah ayo cepetan ke kantin, gue laper nih." Raya menarik tangan Xavi agar segera bangun dari kursi dan mengikuti nya untuk pergi menuju kantin.

Mau tidak mau, malas tidak malas, akhirnya Xavi mengikuti Raya untuk pergi ke kantin.

Sesampai di kantin, suasana kantin saat ini cukup sepi sebab jam pembelajaran masih berlangsung, hanya ada beberapa siswa yang membolos dan teman-teman sekelas Xavi dan Raya.

Xavi pun langsung menduduki kursi yang sudah disediakan di kantin dan menunggu Raya yang sedang memesan makanan.

"Nih bakso."

"Oh iya, btw lo belum cerita siapa orang yang ada di foto kemarin. So, siapa orang yang ada disebelah lo itu?" Tanya Raya tiba-tiba seraya memakan bakso tersebut.

Pergerakan Xavi sempat berhenti sejenak, "Temen gue." Lalu melanjutkan makan kembali.

"Serius cuma temen? Temen tapi rangkul-rangkulan ya. Padahal lo suka risih kalo dirangkul sama cowok." Raya kembali bertanya, seperti nya rasa penasaran Raya dan rasa ingin tau Raya saat ini sedang bergejolak.

"Nama nya juga anak SMP, jadi gak ngerasa canggung atau risih."

Raya menaikan alis lalu menopang dagu, "Masa? Sekarang kenapa gak gitu?" Tanya nya lagi.

Baru saja akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan Raya, terdengar interupsi dari arah lorong kantin membuat Xavi bersyukur karna ia tidak harus repot-repot menjawab pertanyaan dari Raya.

Tetapi baru saja Xavi bersyukur, terlihat guru piket yang sedang bertugas berkeliling area sekolah untuk memastikan siswa maupun siswi yang membolos pada saat jam belajar.

"Ngapain kalian disini?! Sekarang masih jam nya pembelajaran, yang lain lagi belajar kalian malah enak-enakan makan!!" Siswa-siswi yang sedang makan pun seketika berlari untuk menghindari amukan dari guru tersebut.

"Heh! Ayo cepetan kabur, lo malah masih makan bakso disini." Ujar Xavi seraya menarik pergelangan tangan Raya agar segera menghentikan aktivitas makan nya dan berlari terlebih dahulu.

"Ya ampun Xav. Itu bakso gue masih banyak!" Raya pun mengikuti tarikan tangan Xavi.

"Kalian berdua mau kemana?! Cepat kesini!"

Minggu, 20 Maret 2022.
@osispione

𝐒𝐜𝐡𝐮𝐥𝐟𝐞𝐢𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang