Cute Panda

491 58 4
                                    

  HALLO GIMANA KABARNYA?
MASIH SETIA MEMBACA?
MAAF LAMA UPDATE, ABIS UJIAN SOALNYA HEHE :V
SELAMAT MEMBACA READERS BAIK ^V^

  Malam harinya pukul 8 Vania tiba-tiba ingin makan yogurt. Untunglah Alf*m*rt tidak begitu jauh dari rumahnya, jadi ia diizinkan untuk pergi.

  "Emm.. Yogurt disini ternyata lebih enak yaa" ujar Vania sambil menyesap yogurt rasa blueberry.

  Vania sangat menyukai yogurt, akhirnya ia membeli 3 untuk stok dirumahnya.

Brak!

  Baru saja ia ingin menyedot sisa terakhir yogurtnya, dari belakang ada yang menabraknya sedikit keras, membuat yogurtnya terjatuh.

  "Aduh untung udah abis" katanya

  "Akh"

  Vania menoleh kebelakang, orang yang menabraknya tadi meringis kesakitan, Vania menghampiri untuk membantunya.

"Hey are you okey?" Tanya nya

  Lelaki itu menoleh pada Vania "Ck!"

  Vania terkejut "ka..kamu?" katanya mendadak gagu.

  Deron, dia lah yang menabrak Vania, banyak lebam di wajahnya dan darah disudut bibirnya.

  Vania menatap ngeri "ka.. kamu gapapa? Wa..wajah kamu-"

  "Gue gapapa" jawab Deron menepis tangan Vania yang ingin membantunya.

  "Gamau diobatin dulu?"

  "Gausah" tolaknya

  "Tapi nanti bisaa infeksi" ujar Vania

  "Berisik!" Ketus Deron membuat Vania kembali menunduk takut.

  Deron yang menyadari perubahan mimik Vania langsung menetralkan wajah nya kembali.

  "Apotik disebelah mana?" Tanya Deron

  Vania kembali mendongak "ka.. kayaknya di, disamping Alf*m*rt" jawabnya

  Deron menarik tangan Vania, Vania sedikit terkejut tapi tetap mengikuti langkah Deron, hingga mereka berhenti didepan apotik.

  "Beliin obat" ujar Deron menyerahkan 3 lembar duit seratusan.

  Vania mengangguk patuh, lalu masuk ke apotik dan kembali membawa obat merah, salonpas, revanol dan beberapa kasa.

  "I..ini obatnya" ujar Vania menyerahkan obat itu dan kembaliannya.

  "Lo bisa makenya kan?" Tanya Deron
Vania mengangguk "obatin gue"

  Dengan ragu Vania mendekati Deron dan duduk disebelahnya.

  Deron diam tak berkutik, ia memperhatikan gerak gerik Vania, dari membuka kasa dan menuangkan beberapa tetes obat merah.

  "Em.. itu, em..kalau sakit, beritahu yaa" ujar Vania

  "Hm" Deron hanya berdehem, kemudian Vania mulai mengobati luka Deron dimulai dari sudut bibirnya.

  Deron memperhatikan setiap inci wajah Vania, matanya bulat kecoklatan, hidungnya mancung, pipinya bulat dan bibirnya tipis.

Wajahnya... seperti tak asing

  Vania yang merasa ditatap Deron pun jadi merasa canggung, jarak antara wajahnya dengan Deron sangatlah, membuat ia menahan nafasnya.

  Deron yang tau akan hal itu tersenyum tipis, sangat tipis sampai Vania tidak melihatnya.

ALDEVAN | Masih AngetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang