๛ [⑤]

173 36 0
                                    

﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊
P A P E R  P L A N E
[Leviathan x Reader]

﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊

-
-
-
-
-

cahaya mentari bersinar menyilaukan pandangan (Name) yang masih tertidur lelah akibat beradu mekanik semalam dengan ayahnya.
tadinya ia niatkan untuk bangun, tapi mengingat hari ini hari libur jadi dia urungkan niatnya tadi.
.
.
.
selang 10 menit setelah tertidur kembali, (Name) dibangunkan lagi oleh handphone nya yang berdering. dengan malas (Name) beranjak dari tempat tidurnya ,mengambil handphonenya.

"are, Levi.. ngapain ni anak anji" ucap (Name) dengan suara serak serak ala orang bangun tidur.

/tut, menerima panggilan!.

"moshi moshi, apaan Lev"
"ah moshi moshi, nggak.. ini gue nemu taman baru-"
"wah, cakep ga?"
"cakep sih kayaknya coco-"
"COCOK BUAT TEMPAT HEAL GA BANHH"
"selow, untung ga gue lempar ni hape.. cocok kok, adem, mau kesana ga nanti?"
"uwoh cocok, mau doong sama lo yee"
"iya, yodah sana mandi gue tau lu baru bangun kan"
"iya iya, he- HEE KOK TAU, STALKE-"
"gak gue bukan stalker, ngada ngada"
"cuih, yodah gue mandi dulu. nanti jam xx an ketempat biasa, key"
"sip ,dah"
"bayyy"

/tut, panggilan berakhir!.

"okei, yok mandi, bau" setelah mengatakan itu (Name) lari ngibrit ke kamar mandi karena gasabar mau byur.g
.
.
.
"ohayou, kaa san.. ayah udah pergi?" ucap (Name) yang sedang menuruni anak tangga.
"hm, ohayou mou, udah tadi" jawab bunda (Name).
"okei, aku jalan sama Levi ya bun, nanti aja makannya sama Levi, dah bun" pamit (Name) tak lupa salim dengan bundanya lalu mengabari Levi bahwa ia sedang menuju taman tempat biasa mereka janjian.

.
.
.

"YAHO LEVI CYANN!"
Levi dikagetkan oleh teriakan maut (Name) yang memanggil namanya dengan suffix -chan/cyan sambil merangkul lehernya dari belakang.
"apa apaan make suffix -chan, lu kata gue cewek hah!?" tegas Levi tidak terima.
"humm~ Levi lucu sih, kan kalo sesuatu yang berhubungan dengan imut atau lucu kan pakein suffix -chan~" ucap (Name) sambil mendusel duselkan kepalanya ke leher Levi.
"(Name).. geli bangsat, udah ah ayo jalan" gumam Levi yang tersipu sedikit sambil berjalan tanpa memperdulikan (Name) yang masih merangkul lehernya.
"LEVII NTAR GUE JUNGKIR BALIK SALTO SPLIT PUSH UP PULL UP LOH KALO LO JALAN TERUS" latah (Name).
"latah kali temen gua ini.. iya iya makanya lepas rangkulan lu" ucap Levi sambil memberhentikan langkah kakinya.
"hm!" (Name) melepas rangkulannya pada Levi lalu berjalan kembali, tiba tiba sebuah ide terlintas di benak (Name).
(Name) biarkan Levi mendahuluinya, lalu (Name) lari dari belakangnya untuk digendong oleh Levi, semoga saja Levi peka ya (Name).
"ichi..
nii.. " gumam (Name).
"oh ya (Name), lo udah makan belom?" tanya Levi.
"(Name)?"
"san!"
"woi (Na- !!"

bagus Levi sedang mengarahkan kedua tangannya kebelakang jadi otomatis Levi akan menahan badan (Name).

"JANCOG!  NTAR PINGGANGKU ENCOK ASU" misuh Levi.
"ehehee~" sang pelaku hanya cengengesan.
"gendong, gue lemes blom sarapan, beliin gue crepe"
"lu yang bener aja masa belom sarapan udah makan crepe.." Levi sweatdrop.
"banyak bacot, tinggal beliin jugaan" ucap (Name) yang menaruh kepalanya dibahu Levi.
"iya iya, gua beliin asal lu jalan sendiri. malu anjir jadi pusat perhatian kita" kata Levi dengan muka datar.
"kan gua lemes bang, makanya gua-"
"duduk dibangku situ, gua yang jalan" tegas Levi dengan aura yang.. seram mungkin bagi (Name)?.
"s-siap Levi-sama!" (Name) langsung pergi menuju bangku yang dimaksud Levi dan Levi pergi ketempat crepe untuk membelikan pesanan (Name).

.
.
.

"am-! enak lho Lev, mau ga?" ujar (Name) ke Levi yang duduk disebelahnya sambil memainkan ponselnya.
"hm?" Levi menoleh ke arah (Name) dan terlihat (Name) sedang menyodorkan crepenya Ke Levi.
Levi memegang tangan (Name) supaya mendekatkan crepe yang dipegang (Name) agar Levi lebih mudah memakannya.
(Name) yang menyadaru tangannya dipegang Levi sedikit tersipu karena ia tidak biasa dengan keadaan seperti ini.
Levi menggigit crepe itu dan melepaskan pegangannya pada tangan (Name).
"hm, iya enak" ucap Levi sambil mengunyah crepe yang dimakannya.
melihat Levi bersikap seperti itu, (Name) yang tersipu langsung mengalihkan mukanya.
"oi, lu ngapain (Name)?" tanya Levi.
"ng-nggak, gakpapa!"jawab (Name).

.

.

.

"makasi untuk hari ini Lev, dadaah~" ucap (Name) sambil melambaikan tangannya kearah Levi.
"gue juga makasi, daah"

.
.
.

"(Name)? kamu udah pulang nak?"
"hm, udah dong bun~"
"bunda mau ngomong sesuatu, sini duduk"
"okei"
menuruti perkataan bundanya, (Name) duduk disofa sebelah bundanya.
"jadi, mau ngomong apa bun?" tanya (Name).
bunda (Name) menghela nafas sebentar, lalu menjawab pertanyaan anaknya itu.
"bunda sama ayahmu udah hampir selesai ngurus surat cerainya, kemungkinan kita berdua bakal pergi dua atau tiga hari lagi"
"ha-? e-eh!? d-dua atau tiga hari lagi??" (Name) kelabakan.
"iya sayang, maaf ya mungkin ini terlalu cepet buat kamu.."
"iya bun.. gapapa.. tapi masalahnya (Name) bingung mau bilang apa ke Levi nanti kalo misalnya dia nanyain (Name).." ucap (Name) dengan nada cemas.
"iya juga ya.."
"emangnya kita mau kemana bun?"
"ke Amerika"

——————————————

"ohayou Le~vi-taann~" sapa (Name) dipagi hari yang indah ini meskipun ya seperti biasa, suasana hati (Name) tidak begitu indah.
"udah gue bilangin jangan pake suffix yang aneh aneh, (Name)!" bentak Levi tidak terima.
"kenapa? kan lucu ish.."
"ga, gue galucu, lu yang luc一"
"ha?"
"g-gak, udah yok ke kelas"
"okee~"

.
.
.

"Lev"
"apaan"
'semoga aja dia ga nyadar kalo ini tuh beneran' batin (Name).
"kalo misalnya, misalnya loh ya"
"hem"
"misalnya gue pergi gitu, tapi gatau baliknya kapan.. reaksi lu gimana?"
"reaksi gua? ya sedihlah, tapi lu kaga bener pergi kan..?"
"hm~ sedih ya.. ehehe nggak kok, gue ga pergi" ucap (Name) di akhiri dengan kekehan kecil.
'tapi gua ga janji Lev, maaf ya'
"janji?" ujar Levi sambil menunjukkan jari kelingking nya.
"he.. kaya bocah aja, janji!" tangan (Name) membalas jari kelingking Levi dan menyatukannya.
"janji kelingking.."
"janji kelingking~!"
ucap (Name) dan Levi berbarengan.

.
.
.

(Name) melangkahkan kakinya kedalam rumah dan ia melihat ada ayah dan bundanya sedang berbincang serius, bagusnya kali ini tidak memakai kekerasan seperti waktu lampau.

"ayah? kok balik?" tanya (Name) dengan seringai jahilnya.
"are (Name), emangnya kenapa? ini juga rumah ayah bukan?"
"sou dayo.. demo, baru juga kemarin pergi, kan?"
"hm~ ayah hanya ingin mempercepat masalah ini anakku"
"hi! jijik"
"ahahaha"

bunda (Name) yang sedari tadi melihat adu mekanik suami一calon mantan suaminya dan anaknya itu menyuruh (Name) untuk masuk kekamarnya.
"(Name), kamu taro dulu tas sama ganti baju ,baru bunda bilangin oke?"
"roger!" (Name) melesat secepat kilat menuju kamarnya.

.
.
.

"jadi fix lusa kita pergi?" tanya (Name) dengan aura serius.
"iya, suratnya bakal selesai besok" jawab bunda (Name).
aura serius (Name) berubah menjadi murung.
"tapi aku belom bilang apa apa ke Levi loh bun.."
"masalah Levi, terserah kamu mau bilang apa nggak" ucap bunda (Name) sambil mengelus kepala (Name) yang tertunduk.
"iya bun, aku pengennya ga ngasih tau.. tapi"
"tapi?"
(Name) mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk, otomatis tangan bunda (Name) yang sedang mengekus kepalanya terlepas.
"kita bakal balik ke sini lagi ga bun? ,bukan ke rumah ini, tapi ke negara ini" tanya (Name) dengan aura yang masih murung.
"soal itu..

kemungkinan kita akan balik kesini, ke negara ini..
setelah 3 sampai 5 tahun nanti"

﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊
P A P E R  P L A N E
[ Leviathan x Reader ]

﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊

-✰ғʙʏʀᴀʏ81.

1147 word.

PAPER PLANE ‖ Leviathan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang