Dia Geal

2.1K 68 0
                                    

Perempuan berbalut jas formal berjalan dengan sangat gagah tatapan angkuh dan sombong menghiasi wajah yang lebih dominan ke arah tampan namun padahal dia seorang perempuan.

Mata elangnya menelusuri ruangan ini dengan sangat teliti yang di pastikan dia tidak kecolongan untuk kedua kalinya.

Cukup kemarin yang pertama dan terakhir, Geal menghela nafas gusar menatap layar ponsel nya melihat notifikasi pesan yang menampilkan perintah untuk supaya dirinya cepat pulang.

Ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruangan tersebut lalu menepuk bahu sang pengawal untuk memberikan sebuah kode.

Lima belas menit waktu yang ia tempuh untuk sampai di mansion keluarganya.

Tetap dengan wajah angkuhnya ia masuk kedalam mansion sambil menelisik waspada area sekitarnya.

Sifat angkuh, arogan, sombong, serta perfeksionis melekat pada gadis tampan itu.

Bukan karena apa namun ia di didik sejak kecil agar terbentuk dia yang sekarang. Ya, Geal yang sekarang.

"Sudah sampai kamu Geal?" Ucap seorang wanita paruh baya dari atas anak tangga.

Geal hanya diam menatap wanita paruh baya tersebut tanpa menjawab pertanyaannya.

Dia, Rosa ibu angkat Geal yang sangat menyayangi Geal bak putri kandungnya.

Jika ditanya Geal putri kandung atau putri angkat di keluarga Lazuardi jawabannya ia adalah putri angkat dan putri satu-satunya.

Arfan dan Rosa kehilangan putri mereka saat masih berumur dua tahun dan sampai saat ini mereka belum pernah menemukan dimana keberadaan putri kandungnya.

Kehilangan putri kandungnya mereka dipertemukan dengan Geal, gadis cilik yang terkesan sangat berani dan tahan dengan apapun.

Geal mengetahui semua hal itu dan bahkan Geal juga masih berusaha mencari siapa putri kandung dari keluarga Lazuardi ini.

Menghela nafas gusar dan menatap kedua manusia paruh baya dihadapan nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Geal diam mendengarkan semua penjelasan dari Revan, papa nya.

"Bagaimana Geal?"

"Harus itu? Putri dari pak tua bangka Simon yang sangat tamak itu?" Cetus Geal.

"Hanya itu Geal yang bisa kita lakukan pergerakan mereka cukup meresahkan, berpura-pura lah menjadi seorang bodyguard untuk putrinya dan jadilah mata-mata!"

"Baiklah" Geal hanya pasrah.

"Tapi kamu harus tetap berhati-hati Geal mommy gak mau sampai kamu celaka" Sambung Rosa.

Geal hanya mengangguk menanggapi nya. Lalu ia memilih berlalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya.

Sebelum benar-benar beranjak Geal kembali bertanya, "mulai kapan misi ini dilakukan?"

"Besok"

"Baiklah dad"

Geal benar-benar berlalu pergi memilih untuk pergi ke kamarnya, menyiapkan strategi dan apapun yang harus disiapkan untuk misi penyamarannya.

Disisi lain, di kediaman keluarga Simon remaja berusia genap Tujuh belas tahun hanya menatap nanar kue ulang tahun yang ia buat siang hari tadi.

Wajahnya menatap sendu kue ulang tahun tersebut, dimana ia harus meniup lilin, bernyanyi dan memakan kue tersebut sendirian.

Dia memiliki orangtua yang lengkap dan satu kakak perempuan namun ia merasa seperti tidak memiliki siapa-siapa.

Nasya, ia lagi dan lagi menangis saat hari ulang tahunnya bukan menangis bahagia namun tangisan kesedihan yang selalu mewarnai hari ulang tahunnya.

Geal! The BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang