Makan malam sudah tertata rapi di meja makan, dengan telaten Nasya menata makanan tersebut.
Revan dan Rosa pun menatap takjub kepada Nasya menatap tak percaya jika semua masakan di meja makan adalah hasil karya Nasya.
Nasya duduk di samping Rosa menatap ke kanan dan kiri mencari keberadaan Geal.
"Ummm tante dimana Geal?" Tanya Nasya.
"Apa dia tidak bilang kepadamu?"
"Tidak saat aku bangun tadi Geal sudah tidak ada di kamar tante"
Revan tersenyum menatap Nasya manik matanya yang sama persis dengan putrinya yang hilang saat masih berusia dua tahun.
"Tunggu saja Geal mungkin masih ada urusan nak" Sambung Revan.
"Nasya" Jeda Rosa.
"Jangan memanggil kami om dan tante panggil Mommy dan Daddy seperti Geal yaa?" Rosa mengusap lengan Nasya pelan.
"Eh"
"Iya Nasya saya setuju dengan apa yang diucapkan istri saya"
"Bagaimana Nas?"
"Ummm b-baiklah mom dad" Senyuman manisnya mengembang menatap kedua pasangan paruh baya yang menganggap ia sebagai putrinya.
Berbanding sangat terbalik dengan keluarganya yang enggan bahkan sama sekali tidak mengakui jika dia juga putri mereka.
Setelah acara makan malam berlangsung Nasya masih tetap setia menunggu Geal yang tak kunjungan ng terlihat batang hidungnya.
"Ishh ka Geal kemana si ko ilang-ilang mulu" Gerutu dan decakan sebal keluar dari mulut Nasya.
"Mencariku?" Sahut Geal sambil memeluk Nasya dari belakang.
"Huh, bikin kaget aja. Darimana?"
"Ada urusan sebentar tadi"
Nasya membalikkan badannya agar bisa menatap Geal ia kembali memeluk Geal menyembunyikan wajahnya di dada bidang wanita itu.
"Ada apa hmm? Mengapa tiba-tiba sangat manja?" Elusan lembut nan teratur membuat Nasya semakin nyaman berada di pelukan Geal.
"Hummm Nasya suka, Nasya gak pernah dipeluk sama mama dan papa rasanya nyaman dipeluk sama Geal"
Geal terkekeh. "ma chérie" (ma chérie = Sayangku, dalam bahasa prancis)
"Apa artinya?"
"Cari sendiri"
"Kok" Lagi-lagi pinggang Geal menjadi sasaran empuk mendaratkan cubitan Nasya.
"Berani mencubitku baby? Dasar bayi nakal"
"Nasya gak nakal ya"
"Yasudah ayo masuk ke dalam udara malam tak baik untukmu dan ada yang harus ku beritahu"
Nasya hanya mengangguk ia mengikuti Geal untuk masuk kedalam kamar.
Geal melepas jas nya dan sedikit melonggarkan ikatan dasi yang mencekik lehernya.
Nasya pun duduk di sofa yang ada di sebrang Geal namun, belum sempurna bokongnya mendarat di sofa badannya sudah terangkat dan mendarat di pangkuan Geal.
"Eh Geal"
"Ya?" Ia memejamkan mata.
"Engga, katanya mau ngomong?"
"Tinggalah bersamaku" Ucap Geal datar.
"Maksudnya? Nasya gangerti" Raut bingung menghiasi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geal! The Bodyguard
Romancegak pinter buat deskripsi jadi langsung baca saja !! Happy reading