Setibanya di mansion Geal mengantarkan Nasya Jadwal nya hanya sampai pukul tiga sore.
Namun, Geal tidak benar-benar pulang kerumah dia tetap ada di mansion keluarga Simon namun tak ada yang tau jika ia masih berada disitu.
Geal menyalakan vapor menghisap secara beratur melihat kondisi mansion yang terpantau aman.
Terlihat Simon dan istrinya, Ranti sedang duduk manis di ruang televisi serta seorang remaja yang masih terbilang seumuran dengan Nasya, yaitu Bella putri pertama dari keluarga Simon.
Matanya menelisik kemana Nasya? Apakah dia tidak ikut berkumpul bersama keluarga besarnya?
Pertanyaan itu terngiang-ngiang di kepala Geal hingga fikirannya tertuju pada sebuah diary yang dia baca tadi siang.
Lagi-lagi, Geal menghela nafas.
Senyuman Geal mengembang saat melihat Nasya turun dari anak tangga dengan menggunakan piama kebesaran dan memegang boneka gajah di tangan sebelah kirinya.
"Dasar bayi" Gumam Geal.
...
Pagi yang cerah secerah senyuman gadis mungil yang sudah berada di samping Geal.
Simon, Ranti, maupun Bella juga berada di meja makan yang sama.
Tak ada yang aneh seperti keluarga harmonis dan biasa, namun nyatanya keluarga ini penuh dengan rahasia yang membuat Geal gatal untuk menguak semuanya.
Geal menatap tuan Simon yang berbicara membuat Geal sedikit terkejut dan merasa senang di waktu yang bersamaan.
"Geal, saya titip Nasya, Ranti, aku, dan Bella akan pergi ke Singapura untuk beberapa waktu. Mungkin sekitar tiga bulan" Ujar Simon tegas.
Geal menoleh sekilas melihat Nasya yang tertunduk lesu raut kesedihan terpancar di wajah gadis itu.
"Baiklah tuan. Namun, apakah saya boleh membawa nona ke apartemen saya jika ada keperluan yang mengharuskan saya ke apartemen dan tidak mungkin saya meninggalkan nona Nasya" Lagi-lagi Geal berbicara dengan nada Tegas nan dingin.
"Tak masalah"
"Untuk biaya hidupnya kau tak perlu bingung nanti akan ku kirim"
"Baik tuan" Jawab Geal formal.
Nasya tetap diam tak ingin protes ataupun memohon untuk ikut nyatanya ia tak akan diajak, pernah sewaktu kecil ia memaksa untuk ikut keluar kota.
Bukannya mendapatkan sebuah izin untuk ikut Nasya malah dihadiahi sebuah cambukan serta harus di kurung selama tiga hari di gudang.
"Nasya kau baik-baik bersama Geal kita betiga akan berangkat 2 jam lagi" Ucap Bella sambil menyenggol tangan Nasya.
Nasya hanya mengangguk.
"Jawab kek bisu?"
"Iya hati-hati kak, mama dan papa jaga kesehatan disana"
"Heleh dibilang bisu dulu baru mau ngomong" Ketus Bella.
Sebisa mungkin Geal menahan amarah ingin rasanya ia merobek mulut lemes Bella yang mengatai gadis manisnya bisu.
"Dasar Stress" Ucap Geal dalam hatinya.
"Yasudah kami titip Nasya" Ranti menepuk pundak Geal.
Berlalu dari Geal, Ranti menghampiri Nasya menundukkan badannya mencubit area pinggang Nasya dengan kuat mungkin sudah menimbulkan memar dan berbisik, "jangan macam-macam dan jangan coba berani bercerita apapun pada Geal meskipun kita menitipkanmu padanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Geal! The Bodyguard
Lãng mạngak pinter buat deskripsi jadi langsung baca saja !! Happy reading