BAB 3 : Happy Dead day

8 2 0
                                    


Everyone dies one day

Whether we are ready to die or not,

That day will certainly come

Translate and NP : You see big girl T:T -  Hiroyuki sawano

Kegilaan macam apa ini? Aku tahu sudah lama kami tidak bertemu. ku pikir dia hanya menghilang karena benci pada ku. Tapi kalau tiba-tiba meninggal seperti ini. Rasanya mendadak sekali.

"Saksi bilang orang yang terakhir bertemu dengannya adalah kalian berdua" Jelas polisi itu dengan tatapan menyelidik.

"Benar memang Darla bertemu dengan ku tapi dia hanya bilang akan bergabung dengan tim ku jadi tidak ada masalah diantara kami. Oh tunggu ku dengar dia bertengkar dengan mu kan Gio?"

Kurang ajar, anak ini kembali menuduh ku.  Aku tahu, kami terakhir bertemu dan berujung dengan bertengkar. tapi bukan berarti aku membunuhnya. Bocah jepang kurang ajar!

" Benarkah kau bertengkar dengan Darla?" tanya polisi mencoba memastikan.

"Benar, memang kami bertengkar. tapi mana mungkin aku membunuh orang yang sudah ku anggap sebagai sahabat ku sendiri!" cercah ku penuh emosi.

sial, bocah jepang itu malah mencoba menyudutkan ku. kurang ajar!

"Tenang, aku tidak akan menuduh siapa pun tanpa bukti. Jadi apa ada saksi yang bisa memastikan bahwa kalian tidak terlibat dalam kasus ini!" Apa polisi ini mencurigai ku? wah sudah gila.

Hey pak polisi coba buka akal sehat mu, jika memang aku seorang pembunuh maka sudah dari dulu ku bunuh Darla. Asal kau tahu yang bahkan bersikap menyeramkan seperti penguntit adalah Darla, karena ia selalu mengekori kemana pun aku pergi.

Fix gila, dia sudah gila bila memojokan ku terus.

"Aku bekerja paruh waktu di sebuah Coffe shop dekat pantai Laluna. kau bisa tanyakan pada pemiliknya pak. Kalau Gio mungkin punya waktu luang lebih banyak dari ku, iyakan Gio?" ledeknya dengan senyum menyebalkan.

"Hey! jaga mulut mu. pak polisi bisa salah paham jika kau terus terusan seperti ini!" protes ku tidak suka. Aku pun langsung menarik kerah bajunya kasar. Wajahnya saja yang sok sok malaikat kelakuannya iblis. Andai semua orang tahu betapa menyebalkannya ia.

"Tolong bisa kah kalian berdua lebih tenang" cegah polisi yang mencoba melerai kami.

"Sh*T!" maki ku yang langsung menghempasnya kasar.

Ku dudukan tubuh ku ke sofa. Gila, aku tidak pernah menyangka emosi ku terkuras habis gara gara satu orang berengsek ini.

"Pak polisi aku berani bersumpah aku bukan pembunuhnya. Jujur aku pun terluka dengan kabar ini. karena bagaimana pun Darla sangat berarti untuk ku. Aku akan membantu mu dalam penyelidikan ini sampai selesai" kata ku sambil berusaha mengatur nafas. Sungguh, aku tidak menyangka menahan sedih dan marah akan se-sesak ini.

Be a ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang