Seorang pria mengenakan setelan Jas berjalan masuk ke sebuah kafe karena salah satu karyawan nya memintanya untuk menemuinya di sini.Entah apa yang ingin ia katakan. Tetapi Taeil tetap datang menemuinya.
"Jeon Somi?" panggil Taeil pada seorang wanita yang merupakan karyawan nya telah menunggunya di sana.
"Tuan Moon, silahkan duduk" ucap Somi dengan sopan sambil mempersilahkan atasan nya duduk di hadapan nya.
"Sebelumnya Tuan ingin memesan apa?" tanya Somi pada Taeil.
"Hot americano"
"Baiklah.. Permisi, aku ingin memesan, tolong buatkan hot americano satu dan ice americano satu" ucap somi kepada salah satu pelayan yang menghampiri nya.
"Baik, akan segera di buatkan"
"Jadi, ada apa kau ingin menemui ku disini?" tanya Taeil dengan nada suara santai, ia menyamankan duduknya dengan menumpangkan kaki kanan nya pada kaki kiri.
"Aku tak tau harus memulainya darimana. Tetapi ada hal yang ingin ku sampaikan padamu, Tuan. Ah, sebelumnya aku mohon maaf jika ini menyinggung urusan pribadi mu" ucap Somi.
"Santai saja, lanjutkan ucapan mu"
"Mengenai kematian Yeri, tunangan mu.." Taeil langsung menatap serius pada Somi sebelum dirinya merasa tenang lagi.
"Sebenarnya aku tak ingin mencampuri urusan pribadi mu. Tetapi, Yeri adalah salah satu teman baik ku. Kemarin siang saat di kantor, Hwang Nara, salah satu teman ku mengatakan sesuatu yang membuat ku sedikit curiga.." ucap Somi.
Ia menghela nafasnya sebelum melanjutkan ucapan nya.
"Aku tau jika sejak dulu, dia tak menyukai tunangan mu. Dan kemarin, dia mengatakan seakan akan ia sangat membenci Yeri dan senang melihat Yeri mati..
..aku juga tak ingin menuduhnya namun ada rasa yang mengganjal dengan ucapan nya. Jadi kumohon, selidiki lah dia sebelum kita benar benar menuduhnya..
..Aku takut jika aku salah menuduh orang, tetapi sikapnya benar benar tak wajar.." jelas Somi.
Taeil mengangguk paham. Apakah ini adalah jalan keluar nya? Apakah pelakunya benar benar bukan Kim Doyoung???
Sementara itu, pesanan mereka baru saja datang. Taeil meminum seteguk minuman nya untuk meredakan dan menenangkan pikiran nya.
"Baiklah.. Aku akan membicarakan nya pada pihak berwajib. Terimakasih atas informasi yang kau beri, kuharap ini dapat mempermudah menuntaskan kasus ini.. Minuman nya biar aku saja yang bayar" ucap Taeil.
Orang tak terduga bermunculan dalam kasus ini, dan Taeil harap jika kasus ini dengan cepat di ungkap.
Karena hidupnya benar benar tak tenang jika belum mengetahui siapa pelaku atas pembunuhan tunangan nya.
"Baik Tuan, dengan senang hati saya akan ikut membantu mengungkap kasus ini" ucap somi diselingi oleh senyuman manis.
.
.
.
.
.Disisi lain, kehidupan pemuda manis ini benar benar sangat miris.. Persediaan makanan di apartemen nya sudah mulai habis dan tabungan milik nya sudah habis ia gunakan.
Sampai saat ini, tak ada satupun tempat yang menerima nya menjadi karyawan.
Hidupnya sejak dulu sudah tergantung pada Taeil yang sudah seperti hubungan saudara.
Jika orang tuanya bertengkar, maka Doyoung akan lari menenangkan diri pada Taeil. Hidupnya sudah mandiri sejak 5 tahun yang lalu namun Taeil tetap berada di sampingnya dan membantunya.
Ia rindu dengan sikap manis Taeil padanya. Namun kini, tak ada lagi orang yang ingin menjadi sandaran nya, menjadi tempat keluh kesal nya dan tempat teraman baginya.
Semuanya pergi, meninggalkan Doyoung sendirian disini dengan kehidupan yang menderita.
"Aku harus memilih apa? Mati atau bertahan? Yang mana yang terbaik untukku?" gumam Doyoung.
Keadaan apartemen nya terlihat sangat kacau, gelap dan hampa. Hanya sorot cahaya dari matahari yang menerangi ruangan itu.
Ceklek!
Pintu apartemen nya terbuka. Tunggu? Mengapa ada orang yang mengetahui kode apartemen nya selain dirinya dan Taeil?
Tidak, itu bukan Taeil, melainkan seorang wanita menggunakan hoodie hitam oversize dan masker mulut hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
"Hei, berantakan sekali penampilan mu, hihi.. Kau terlihat sangat tertekan, sayang sekali ku kira kau sudah mati bunuh diri.. Huhhh" ucap wanita itu namun sama sekali tak Doyoung balas.
"Hei, ayolah jangan bersedih.. Ouh apakah kau sudah terkena gangguan jiwa sepertiku? Bagaimana pedas nya hinaan orang orang? Pasti menyenangkan bukan, hihihi" ucap wanita itu lagi.
Doyoung seakan akan tak memperdulikan kehadiran wanita itu dan terus memandang ke arah depan dengan tatapan kosong.
"Bukan kah kau harusnya merasa senang?"
.
.
.
.
.
."Baiklah tuan Moon, kami akan menyelidiki nya sesuai permintaan tuan..terimakasih atas informasi yang anda sampai nya, secepatnya kami akan menemukan siapa pelakunya" ucap ketua petugas penyelidikan.
"Hm, aku berharap lebih pada kalian" ucap Taeil.
Tersangka baru yang sementara sudah Taeil temukan. Jika benar benar bukan Doyoung, Taeil akan menyesal karena telah membencinya dan terus menuduhnya tanpa bukti yang jelas.
Dengan alasan yang bisa terbilang tak masuk akal, namun alasan ya bisa saja terjadi maupun tidak karena zaman sekarang sudah banyak kasus pembunuhan akibat hubungan percintaan.
"Apakah aku terlalu jahat pada Doyoung? Meski dia masih tersangka pertama sementara, apakah sikap ku padanya sudah sangat berlebihan??" gumam Taeil yang sudah berada di dalam mobilnya.
Lalu, bagaimana keadaan Doyoung sekarang? Bagaimana keseharian nya? Apakah dia makan dengan teratur?
Sepertinya tidak, karena sudah hampir dua minggu Doyoung dipecat dari pekerjaan nya dan sampai sekarang belum menemukan pekerjaan baru.
Bagaimana Doyoung menghidupi kehidupan nya? Jumlah tabungan nya tidak banyak, apakah kini dia masih bisa makan dengan baik?
Bagaimana Taeil mengetahui itu semua? Karena Doyoung sudah Taeil anggap sebagai saudaranya. Ia jelas tau informasi mengenai doyoung dan kehidupan sehari hari nya sebelum kejadian yang menyebabkan tunangan nya tewas.
"Ya tuhan, kumohon selesaikan kasus ini dengan cepat.."
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT ME (ilyoung)[END]✔
Fanfic"Sudah Ku katakan berkali kali padamu Jika aku bukanlah pembunuhnya" "akhirnya, kau mati di hadapan ku" Siapakah pembunuhnya?? [Short story] warning: BxB(Boyslove), Tidak untuk Homophobic! Taeil Dom! Doyoung Bottom!