Sore itu bersaman dengan congkaknya awan hitam yang mulai menutupi sepenuhnya matahari, udara dingin dan titik gerimis juga turut hadir menjadi saksi bagaimana keresahan menghampiri Taeyong dan Jaehyun saat itu. Dua bayi kembar mereka yang malang harus dipindahkan ke ruang yang lebih insentif untuk mendapatkan penanganan serius pasca lahir.Dua Bayi kembar kecil mereka terlahir lebih awal dari perkiraan yang seharusnya dengan banyak resiko yang mengancam kesehatan keduanya. Tepat dua jam setelah kelahiran Dua-duanya mengalami lemah jantung sebab kelahiran lebih awal yang di alami Taeyong. tidak ada yang ingin hal semacam ini terjadi, namun Taeyong terus menyalahkan dirinya sendiri, berpikir bahwa semua ini terjadi karna dirinya.
Sejujurnya tidak ada hal yang mudah bagi seorang Taeyong. Ia mungkin di karuniai empat anak, buah cintannya bersama pria yang dia cintai selama hampir tujuh tahun itu. Tapi di balik itu ada tekanan besar yang menganggunya hari demi hari. Ancaman yang selalu datang tidak lain dari orang yang seharusnya menjadi sosok yang mengayomnya seperti seorang anak.
Jaehyun menyebutnya Ibu, tapi bagi Taeyong wanita paru baya itu tidak lain adalah iblis berdarah dingin yang bisa merenggang nyawanya kapan saja.
Ikatannya dengan Jaehyun enam tahun lalu menjadi momen yang paling bahagia baginya, begitu juga orang-orang terdekat yang mendukung hubungan mereka kalah itu. Tetapi, ini menjadi semakin berat ketika Taeyong di hadapkan dengan wanita yang Jaehyun sebut Ibu.
Jelas, ini bukan perkara mudah. Tujuh bulan Taeyong berusaha memperjuangkan dua kehidupan itu agar tetap hidup dengan kondisi yang baik dalam dirinya namun ternyata takdir berkata lain. Dua bayi malangnya harus lahir dengan kondisi fisik yang cukup memprihatinkan, dimana kehidupan dua bayi kembar itu harus bergantung pada alat medis untuk waktu yang tidak di tentukan.
Taeyong berpikir bahwa orang-orang menganggap bahwa dirinyalah yang menjadi alasan mengapa kandungannya melemah, seolah ia tidak menjaga mereka dengan baik. Namun pada kenyataannya itu bukanlah kesalahannya. Taeyong mengalami depresi berat selama masa kehamilannya yang membuat proses kehamilanmya tidak berjalan dengan baik. Semua karna ancaman demi ancaman seseorang, yang datang silih berganti berusaha memukul mundur keberadaannya. Sebut saja Nyonya Jung; wanita paru baya yang selalu datang pada Taeyong dan memintanya dengan kasar untuk melepaskan Jaehyun agar bisa menikahkannya dengan seorang wanita yang tidak lain anak dari kolega bisnis keluarga besar keluarga Jung.
Walaupun begitu Taeyong tidak pernah mau untuk mundur, kendati mentalnya di hajar habis-habisan dengan tindakan berbahaya dan ancaman-ancaman dari wanita itu. Taeyong sangat mencintai suaminya begitu juga ke empat putranya, sebab itu Taeyong tak pernah berpikir untuk mengambil langkah mundur. Bertahan adalah langkah mutlak yang Taeyong pilih saat ini. Sekuat apapun Nyonya Jung memukul mudur dirinya. Taeyong akan tetap berdiri pada posisi yang memang seharusnya ia berada. Tapi, seiring berjalannya waktu, Taeyong sadar bahwa dirinya tidak begitu kuat. Sebagai manusia ada kalanya Taeyong juga kelelahan. Berdiri seorang diri menerima ancaman dan tindakan kasar dari wanita paru baya itu membuatnya hampir kehabisan tenaga. —Seperti hari ini. Dimana ia hanya bisa berbaring lemah menahan perihnya luka jahit sekaligus nyerinya luka tak kasat mata yang menghujam dadanya.
Anak-anaknya yang bernasib malang. Seharusnya mereka bisa memproleh kehidupan yang baik, mereka tidak harus turut merasakan penderitaan yang sedang ia tanggung. Sebagai sosok yang bertanggung jawab atas kehidupan putranya, Taeyong merasa gagal bahkan merasa sangat payah karna itu. Dengan kondisi yang menyedihkan ia hanya bisa meringkuk sambil menangis merenungi betapa malangnya takdir yang ia sendang alami hari ini.
Tidak jarang, terkadang sekelebat pikiran negatif menghampirinya seolah mendesaknya untuk menyerah pada keadaan, seperti; "apa melepaskan Jaehyun bisa membuat kehidupan ke empat putranya lebih baik?" "Apa dengan menyerahkan Jaehyun pada wanita itu ia dan anak-anaknya bisa hidup dengan tenang?"Namun di saat bersamaan pikiran lain datang untuk menyangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JUNG TWINS TRAGEDI (jungfamily) || COMPLETED✔️
Fanfiction"Tidak ada yang abadi di dunia ini, begitu juga dengan kesedihan... 'Tidak ada kesedihan yang abadi'. Cepat atau lambat semuanya akan kembali membaik. Kalian hanya perlu terbiasa. Ketika sudah terbiasa, maka menjalani hidup setelah ini akan jauh leb...