Mobil Taeyong akhirnya sampai di pekarangan rumahnya. Di perjalan tadi Taeyong sempat mengajak Sungchan untuk makan malam bersama. Walaupun anak itu sempat menolak karna Beomgyu bersikeras menolak keberadaannya, namun pada akhirnya Sungchan menerima tawaran makan malam itu setelah Taeyong membujuknya dengan susah payah. Sayangnya selama di perjalan tadi tidak banyak yang Taeyong bicarakan dengan Sungchan, sebab jarak stadion tadi dan rumah Taeyong begitu dekat, hanya membutuhkan waktu lima menit menggunakan mobil, dan Taeyong merasa tak cukup puas dengan kebersamaan itu.Sementara di pihak Sungchan, anak itu terlihat nyaman-nyaman saja saat bercengkrama dengan keluarga yang —harusnya— masih asing untuknya. padahal jika di jelaskan, Sungchan adalah anak yang tetutup, anak yang tidak gampang berbaur atau gampang dekat dengan orang asing. Terlebih ketika bercengkrama dengan Taeyong, entahlah, Sungchan merasa ia seolah sedang berbicara dengan keluarga jauhnya. Sungchan pikir, mungkin saja karna pembawaan Taeyong yang begitu ramah dan penuh perhatian, membuatnya nyaman untuk membahas apa saja, bahkan jika saja perjalanan tadi bisa lebih lama mungkin Sungchan akan bercerita banyak hal.
"Langsung masuk di ruang tengah saja, atau kau mau mandi dulu?" Taeyong bertanya saat melihat Sungchan yang duduk di ruang tamunya, sementara Sungchan masih merasa canggung dengan tawaran itu, dan ia hanya bisa menggeleng lagi-lagi dengan senyumnya yang terlihat kaku.
"Ah. tidak usah, aku tak membawa baju ganti." ucapnya, setidaknya alasan itu cukup masuk akal. Yang paling penting tidak membuat tuan rumah tersinggug atas penolakannya. Padahal sebenarnya ia juga merasa tidak nyaman dengan keadaan tubuhnya yang lengket karna keringat.
"Kau bisa gunakan baju Beomgyu dulu, kurasa kalian punya ukuran yang tidak beda jauh, kau terlihat tidak nyaman." Tidak ada alasan untuk menolak, sebab Taeyong ternyata menyadari jika dirinya memang terlihat tak nyaman dengan tubuh yang berkeringat. Ia juga berpikir akan sangat tidak sopan jika ia duduk di meja makan dengan keadaan seperti itu, jadi tidak ada salahnya untuk menerima tawaran itu, paling tidak untuk kenyamanan bersama.
Sungchan akhirnya mengangguk, melangkah mengikuti langkah Taeyong masuk ke ruang tengah, sementara di sana sudah ada penampakan Beomgyu yang berbaring di sofa karna kelelahan.
'Tunggu disini!" Pinta Taeyong dan Sungchan hanya mengangguk, terlihat Taeyong melangkah masuk kedalam kamar Beomgyu dan itu tak luput dari perhatian si pemilik kamar, tak berselang lama anak itu menyerngit saat melihat Bubunya keluar dengan membawa satu set baju bersama handuk mandi dari kamarnya.
"Pakai ini, kau bisa mandi di kamar mandi di sebelah sana." Sungchan menerimanya dan langsung berjalan kearah kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari kamar Beomgyu, sementara Beomgyu hanya bisa menganga tak percaya dengan tindakan Bubunya yang menurutnya itu tidak sopan.
"Bu, setidaknya izin dulu padaku." anak itu bersuara, lebih tepatnya perotes.
"Apanya?" Taeyong bertanya acuh, ia paham perotes Beomgyu ini bukan masalah bajunya yang di pinjamkan, tapi karna yang meminjamnya adalah Sungchan. Entah apa masalah dua anak itu hingga Beomgyu masih memendam kekesalan.
"Itu bajuku—"
"Hanya di pinjam!" Taeyong memotong, sambil berjalan kedapur.
"Aku tahu, tapi—"
"Jung Beomgyu, sebaiknya kau mandi sekarang! Jangan buat Bubu marah! Urusan mu dengan Bubu belum selesai, banyak yang harus kau jelaskan. Setelah makan malam kau harus bicara dengan Bubu, kau mengerti?!" Nyali anak itu lagi-lagi menciut, Sudah pasti karna Bubunya yang terlihat marah saat itu. Padahal harusnya ialah yang harus marah, karna Taeyong seenaknya memberikan bajunya pada anak asing yang menghancurkan suasana hatinya yang berharganya hari ini. Namun sebagai anak yang berbakti, apa yang bisa ia lakukan selain menelan bulat-buat amarahnya. Dan mau tidak mau anak itu berbalik berjalan menjauh dari dapur dengan kaki yang di setakkan, tanda ia kesal namun tak mampu untuk melawan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JUNG TWINS TRAGEDI (jungfamily) || COMPLETED✔️
Fanfiction"Tidak ada yang abadi di dunia ini, begitu juga dengan kesedihan... 'Tidak ada kesedihan yang abadi'. Cepat atau lambat semuanya akan kembali membaik. Kalian hanya perlu terbiasa. Ketika sudah terbiasa, maka menjalani hidup setelah ini akan jauh leb...