𝐁𝐋𝐀𝐙𝐄 𝐗 𝐘𝐎𝐔 ▬ 🅃🅆🄾

529 73 10
                                    

𝐁𝐋𝐀𝐙𝐄 𝐗 𝐘𝐎𝐔
𝐛𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐞𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧!

Eyyo wassap ini udah Senin aja.

"Nih uang jajan" ucap Gempa memberikan selembaran uang kepada Blaze yang tengah memakai sepatu.

"Eh bukannya uang jajan ku dipotong?" Bingung Blaze.

Gempa tersenyum simpul kemudian menepuk kepala adiknya.

"Mau dipotong beneran?" Tanya Gempa.

"EH JANGAN" cegah Blaze. Bodoh. Ada rejeki Masi nanya.

"Apanya yang jangan?" Tanya seseorang yaitu Hali. Ia tengah merapikan dasinya dan memperhatikan dua adiknya ini.

"Ahaha. Ga ada apa apa kok. Yaudah kamu berangkat Sana. Kakak mau nyuci piring" ucap Gempa memberikan uang jajan yang dengan senang hati diterima.

"Yaudah berangkat dulu kak" ucap Gempa kemudian melambaikan tangan.

"Ya. Hati hati" balas mereka berdua.

〜❦〜

Blaze keluar gerbang rumah dan menutupnya dengan lembut. Takut terulang kejadian yang menyebabkan Ais kena marah.

"Oghey cuy gas" ucapnya sambil jalan pelan.

"Ah kamu!"

Blaze noleh dong. Gapapa jika dia salah sangka. Daripada ga balik? Oh itu tetangga nya kemaren.

"Kak! Aku berangkat sama temanku ya!" Ucapnya ke kakak laki laki nya.

Terlihat kakaknya mengangguk saja kemudian masuk lagi ke rumah. Sedangkan si adek cuma lari ke arah Blaze.

"PAGI TETANGGA!" Teriaknya kepada Blaze.

"Ah iya pagi" wah kalem. Kamu bukan Ais kan?

"Yuk berangkat sama sama" ucap si gadis menarik Blaze.

"Hm? Memangnya sekolah kita searah?" Tanya Blaze.

"Hah? Tentu saja! Aku sekolah di SMA Galaxy di sana. Kamu juga kan!" Ucap si gadis bertanya.

'WTF!?'

kalian mau tau kenapa Blaze bingung? Ya karena... Orang didepannya ini pendek! BANGET!
Cuman sampe di bawah dada nya Blaze! Dia kira ni bocah masih SMP!

"Se-serius Lo... Udah SMA?" Bingung Blaze.

"Iya. Saya udah SMA. Kenapa?" Tanya si gadis balik.

"Badan pendek gitu ngaku SMA!?" Ini terkesan agak menghina si. Mentang mentang tinggi.

"Ya kan badan tidak selamanya menentukan kelas. Aku ada temen SD yang tinggi nya udah sama dengan guru" ucap si gadis menjelaskan.

Blaze menglelah kalau begini. Bisa bisa dikira pedofil...

"Kenapa lu pake bahasa formal? Kan kita cuman berdua"

E berdua
E bersama mu
E mengajarkanku

"Maaf! Saya terbiasa menggunakan bahasa baku seperti ini!" Ucap si gadis mingta maap.

"Masa perlu belajar pake bahasa gua-elo?" Tanya Blaze.

Gadis di hadapannya mendengus geli mendengarkan keluhan Blaze. Si gadis memberikan sepotong cokelat.

Dek Masi pagi ini. Masa makan choco.

"Maaf masih pagi" tolak Blaze sopan. Ia kemudian berjalan mendahului si gadis.

"Eh! Cobain deh ini itu-"

Ngokeh belum sempat selesaikan pembicaraan, Blaze malam main comot aja itu coklat.

Dimakan dong. Tapi dia malah melotot merasakan coklat yang dimakannya. Si gadis tadi tersenyum manis.

"Bagaimana rasanya?" Tanya si gadis.

Blaze menoleh patah patah. Kemudian berteriak dengan kencangnya.

"PAIT ANJIR!" Teriak Blaze sambil pergi untuk mencari penjual air mineral.

Cok...

Saya...

Kasian...

"Ah maafin aku! Ini aku ada air!!" Ucap si gadis yang langsung saja botolnya di sambar oleh Blaze.

"Maaf ya! Aku bener bener ga tau kalau kamu ga suka yang pait!" Ucap si gadis terus terusan minta maaf. Blaze menyeka sisa air di sudut bibirnya. Ia kemudian tersenyum.

"Ga apa apa kok" ucapnya kemudian memberikan botol biru muda milik si gadis yang isinya tinggal setengah.

Si gadis tentunya langsung menerima dengan senang hati.

"Ah dari kemarin gw nggak tau nama Lo siapa. Sini kasi tau" ucap Blaze.

[Sama. Saya juga cape panggil anak saya 'si gadis']

"Ah! Maaf! Saya [Fullname] panggil [y/n] aja!" Ucapnya kemudian menunduk. Lalu berdiri tegak dengan senyumannya.

"Ah iya, gw Blaze. Boboiboy Blaze" ucap Blaze memperkenalkan diri.

"Salam kenal Blaze! Ak―WAAAA" [y/n] refleks mundur dikarenakan jalan raya yang begitu padat.

Blaze menoleh ke arah [y/n]. Ia menengok ke arah Zebra Cross di dekat sana. Ia kemudian menggenggam tangan milik [y/n].

Blaze agak tersentak tapi gimana ya...

"A―anu!" Ucap [y/n]. Dengan bingung, Blaze berbalik kemudian menatap dengan tanda tanya kepada [y/n].

Pof.

Baiklah [y/n] telah matang sekarang. Ia memperhatikan tangan mereka berdua.

"Ini... A apa!?" Tanya [y/n].

Blaze mengangkat genggamannya.

"Kita lagi pegangan. Kamu kecil sekali. Nanti pas lewat di penyebrangan jalan malah terhimpit dengan yang lain" ucap Blaze dengan watados.

[TAPI WEH]

[y/n] mengernyitkan dahi nya.

"Maksud kamu apa!? Aku bisa kok jaga diri!" Ucap [y/n] sambil menggembungkan pipinya.

Blaze menjadi gemas kemudian langsung menarik tangan [y/n] untuk menyebrang.

Blaze masih mengeratkan pegangannya ke tangan [y/n]. Ia entah kenapa merasa pas. Apa ya... Serasa lengkap dengan tangan mungil yang ia genggam. Oh astaga apakah Blaze masih normal menganggap ini adalah hal yang biasa!?

"Blaze.... Udah nyampe" ucap [y/n] menatap ke arah gedung sekolah.

"Oh iya. Ayo!" Tapi blaze nya nggak peka jika itu adalah kode si [y/n].

Blaze menarik pelan tangan [y/n]. Banyak pandangan mengarah ke arah mereka berdua. Blaze mah ya bodo amat. Dia kan memang dasarnya begitu.

"[y/n]? Kelas Lo di mana?" Tanya Blaze.

"Ah anu... Kelas 11-B" ucap [y/n] menjawab.

Blaze berbinar kemudian berlari dan tentunya masih memegang tangan [y/n] yang cukup mungil.

Blaze mendobrak kelas 11-B membuat seisi kelas melotot. Brian, Ketua kelas 11-B menceramahi Blaze yang kasar ini.

"Eh kamu siapa?" Tanya Brian bingung. Ia melihat penampilan [y/n].

Cantik si...

But...

Who?!

"Ah saya temannya Blaze. Saya sebenarnya siswa baru" ucap [y/n] menunduk.

"Oh begitu ya. Yaudah blaze. Antarin ke Ruang guru. Ngapain langsung di bawa kemari?" Tanya Brian heran.

Pada akhirnya [y/n] diantar lagi ke ruang guru. Tapi entah kenapa sedari tadi...


Blaze....
Entahlah... Merasakan perasaan asing yang harusnya sudah ia lupakan sejak dulu.














Saya ngakak di book hali kemaren wkwkwkwkwkwk😃🙏

Blaze x you ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang