𝐁𝐋𝐀𝐙𝐄 𝐗 𝐘𝐎𝐔 ▬ 🄵🄾🅄🅁

501 77 4
                                    

𝐁𝐋𝐀𝐙𝐄 𝐗 𝐘𝐎𝐔
𝐛𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐞𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧!

Waktu pulang sekolah sudah tiba. [y/n] tengah merapikan tas nya kemudian ditarik tiba tiba oleh seseorang bertubuh tinggi.

[y/n] hanya mengikuti alur. Ia tak bisa apa apa kalau begini. Mau berhenti? Kalah kekuatan sama yang narik. Dan ternyata yang menarik dirinya adalah kakak Blaze tadi. Dia membawa [y/n] ke rooftop.

"Ada urusan apa ya?" Tanya [y/n].

Hali menatap kepada [y/n] dengan tajam.

"Lo ga tau yang namanya gelas pecah?" Tanya Hali.

[y/n] memiringkan kepalanya dan menggunakan wajah bodohnya itu.

"Gelas pecah? Itu kan yang kalau pecah, bisa membuat orang disekitar terluka?" Tanya [y/n].

'dia bodoh seperti ini. Kenapa kau memilih yang begini, Blaze?' kesal Hali.

"Blaze punya masalah yang emang lu ga bakalan paham. Blaze ada masalah apa ya. Sampai sampai pilih cewe yang ga ada pemahaman sama sekali?" Tanya Hali.

[y/n] hanya menatap ke arah langit kemudian memejamkan mata.

"Memangnya anda, sebagai kakaknya sendiri paham apa yang diinginkan oleh Blaze saat ini?" Tanya [y/n] terkekeh.

"Memangnya anda tau? Perasaan apa yang ia rasakan sekarang?" Tanya nya kembali.

"Saya tau, saya hanyalah orang baru yang datang secara tiba tiba dikehidupannya. Mungkin saya memang hanya akan menjadi Second Female Lead di cerita Blaze" ucapnya yang membuat Hali sendiri bingung.

"Tapi yang saya inginkan adalah... Blaze mendapatkan kebahagiaan ketika bersama dengan saya. Asal dia ketawa sama saya, ya... Nggak apa apa" sambungnya.

Hali hanya mematung. Ia tak tau apa yang harus dibicarakan lagi.

"Kalau anda, sebagai kakaknya Blaze ingin menegur orang sekitarnya... Anda terlihat seperti musuh karena membuat adik anda tak nyaman sendiri" terang [y/n].

"Jika anda terus mengomentari teman teman yang dibawa oleh Blaze seperti tadi, saya hanya bisa menghela nafas pasrah"

Hali muak. Ia dengan segera mencengkram kerah baju gadis dihadapannya.

"LO GA TAU APA YANG DIA ALAMI!" Teriak Hali.

"GUA CUMA MAU DIA BISA LEBIH TENANG! BIAR DIA GA TERBAYANG SAMA MASA LALUNYA!" Sambungnya.

"Tapi kalau memang yang anda inginkan adalah ketenangannya, memangnya saat anda mengomentari dia tadi... Dia merasa tenang?" Tanya [y/n].

Refleks, membuat Hali melonggarkan cengkeramannya dan melepaskan gadis tersebut. [y/n] kemudian merapikan kerahnya.

"Dengan komentar anda yang seperti itu, membuat dirinya malah menjadi terkekang. Dia harus berubah untuk keluar dari masa lalu? Tidak semuanya perlu perubahan. Ubah yang memang bisa diubah." Ujar [y/n].

Ia kemudian berbalik dan membuka pintu keluar.

"Saya tak tau pasti apa yang telah terjadi. Tetapi ambillah langkah yang tepat. Langkah yang tepat akan membuat perspektif Blaze pada anda juga menjadi tepat. Jangan membuat pandangan Blaze terhadap anda menjadi jelek"

Setelahnya, Hali hanya diam dan itu pertanda bagi [y/n] bahwa Hali sudah tak ada urusan lagi dengannya.

Sesampainya di kelas, ia melihat Blaze yang tengah menunggunya di depan pintu. Ia berdecak kesal dan berjalan ke arah [y/n].

"Lo kemana aja sih!?" Tanya Blaze yang kemudian melemparkan tas sekolah [y/n].

Dengan segera, [y/n] memeluk tasnya kemudian memakainya. Ia kemudian menggenggam tangan Blaze dengan erat.

"YUK!" ajaknya yang kemudian menarik dengan pelan tangan Blaze untuk berlari.

"WOI PELAN PELAN"

Sekembalinya Blaze dari sekolah, ada yang aneh.

Hali tak lagi menegurnya. Biasanya, orang itu akan berkomentar tentang teman teman yang ia ajak. Apalagi dia tadi kan mengajak [y/n] dan dikomentari.

Hali hanya memakan makanannya dengan damai. Blaze terdiam dengan piring yang belum ia sentuh sama sekali.

Hali menyadarinya dan menegurnya.

"Mau makan apa tidak?" Tanya nya. Membuat Blaze sontak mengambil sendok dan mulai makan.

Hali hanya menghela nafas kemudian melanjutkan makannya juga.

"Tumben Abang ga komentar" ucap Taufan.

Thorn mengangguk.

"Kali aja bosan. Ya kan bang?" Tanya Solar.

Hali hanya diam. Dia sudah cukup memikirkan perkataan gadis itu. Memang. Itu cukup masuk akal juga. Mungkin selama ini... Hali hanya memaksakan kehendaknya untuk merubah adik adiknya.

"Orang yang kau bawa tadi..."

Hali mendongak. Ia yang dibicarakan. Sekarang apa? Ga boleh temenan lagi? Oke bol-

"Bertemanlah dengan baik" lanjutnya.

Membuat Blaze melotot dengan kelakuan sang kakak.

'HAH? APAAN?'

"E-eh iya..." Balas Blaze.

Hali mengangguk kemudian melanjutkan makannya lagi. Blaze cukup cengo dengan kelakuan kakaknya yang absurd hari ini.

APA KERASUKAN!?

Agak pendek ya:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blaze x you ꒰ continued ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang