Masuk ke rumah itu..

1 0 0
                                    

   Saat kami masuk ke-dalam, secara tiba-tiba pintu di rumah itu tertutup, kami sudah coba untuk membukanya tetapi hasilnya nihil pintu itu seperti di-lem oleh lem super.

"Eh kenapa pintunya tak bisa dibuka?" Tanya Sakila padaku, "entahlah akupun tidak tau, dan juga.. Kenapa kita mau masuk ke-dalam rumah ini hanya karena suara itu?" tanyaku juga yang kebingungan kenapa mereka mau masuk kedalam rumah itu.

Aku coba untuk menelfon Kakak-ku tetapi tidak bisa, padahal jaringan di luar rumah tadi masih ada dan sangat bagus. "Ck dasar jaringan kenapa saat aku butuh kau malah tak bisa diandalkan" gumamku sembari kesal karena jaringannya sangat buruk.

   "Hei bukankah daripada mendengus kesal pada jaringan, lebih baik kita cari dahulu jalan lain" kata Sakila mengajakku untuk mencari jalan lain. "Kau benar kita harus cari jalan lain dulu karena tak mungkin kalau tak ada jalan lain" jawabku pada Sakila.

   Tiba-tiba "Ahahahaha jadi kalian sudah masuk ke-dalam sini, maaf ya aku tak sopan karna tak menyambut kalian", ada sebuah suara misterius menyapa kami, suaranya sedikit serak tapi terdengar seperti suara seorang wanita tua. "SIAPA KAU?!, COBA TUNJUKAN DIRIMU" Kata-ku sambil mencari asal suara itu, "hei Elena apakah jangan-jangan itu suara si penyihir yang tinggal disini" kata Sakila sambil coba menenangkan-ku.

   "Oh gadis cantik aku rasa kau sudah mendengar berita tentangku ya, oh aku sangat terharu karena kau tau siapa aku" kata suara misterius itu yang ternyata adalah sang Penyihir. "Sungguh kau sempat-sempatnya terharu" jawab kami berdua spontan karena mendengar kata si penyihir.

   "Yaampun kalian benar-benar sangat tak ramah ya.. Padahal niatku baik loh mau memberikan kalian petunjuk" kata si penyihir dengan nada sedikit jahil. "Aku tak percaya pada petunjuk mu, kau itukan penyihir pasti ajarannya sesad" jawab Sakila dengan nada ragu akan perkataan sang penyihir.

Sementara Elena hanya menahan tawanya karena perkataan Sakila tadi, "dasar bocah-bocah kurang ajar, baiklah kalau begitu carilah jalan keluar dari sini sendiri" dan setelah itu suara si Penyihir pun tak terdengar lagi.

Elena:"Penyihirnya baperan bet sumpah"
Sakila:"Ho'oh gitu doang ngambek"
Elena:"dah lah mendingan kita cari aja jalan
keluarnya sekarang nanti keburu malem"
Sakila:"Okelah gaskeun"

Mereka berdua pun pergi mencari jalan keluar ke-seluruh penjuru rumah itu, namun tak mendapatkan hasil apapun dari pencarian itu.

Sakil:"Weh ini kita udah muter-muter sampe ke seluruh rumah tapi gak nemu jalannya"
Elena:"Iyanih kok ada jalan sama sekali?"
Sakila:"Mungkin harusnya kita tadi dengerin kata si Penyihirnya dulu"
Elena:"Lah tapikan kau yang bilang tu Penyihir sesad sampe dia baper"
Sakila:"Ya maap namanya juga gak sengaja"

Tiba-tiba...

??:"AHAHAHAHA Lihatkan akibat kalian tak mendengarkan ku dulu"
Sakila & Elena:"Eh si Penyihir!"
Penyihir:"Ya tentunya itu aku"
Elena:"Hei Penyihir tua ada apa dengan tempat ini sampai-sampai kami tak menemukan jalannya?!"
Penyihir:"Kalian tak menemukan jalannya karena tidak mendengarkan ku dulu, karena itu dengarlah dahulu"
Sakila:"Baik baik akan kami dengarkan tapi jangan aneh-aneh ya.."
Penyihir:"Tentu saja aku tak akan menipu"

Walaupun kami berdua agak ragu tetapi ini adalah jalan satu-satunya.

Penyihir:Baiklah jadi kalau kalian ingin keluar dari rumah ini kalian harus ...........(menjelaskan cara keluar dari sini)"
Selena&Elena:APAA!!
Penyihir:"Ya kalian harus melakukan itu kalau ingin keluar dari tempat ini"
Elena:Tapikan kami tak memiliki senjata atau apapun untuk memberantas roh-roh yang ada disini"
Penyihir:"Ya nanti kukasih lah senjatanya"
Sakila:"itu benar benar caranya kan karena aku sedikit ragu kalau itu hanya cara palsu"
Penyihir:"Tenang saja gadis cantik aku tak menipu kok hihi"

Akhirnya merekapun mengikuti perkataan penyihir itu untuk memberantas roh-roh yang ada disitu, mula-mula mereka mengambil senjata yang diberikan oleh si Penyihir. Sakila mendapatkan senjata berupa Busur dan Panah karena dia handal dalam bidang manah-memanah, sementara Elena mendapatkan senjata berupa sebuah Keris Sakti.

Sakila:"Kau yakin ini harus kita lakukan?"
Elena:"Ya mau bagaimana lagi kita harus lakukan yang terbaik"
Sakila:"Hm baiklah aku ikut katamu saja Elena" .

Dan petualangan kami di rumah itupun dimulai dari sekarang.

TBC
Don't forget to vote this story, and i hope you enjoy it ^^

See you later...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Konon katanya si penyihir tinggal disini"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang