Assalamualaikum.
🤗 HAPPY READING 🤗
22 Februari 2022Air matamu berharga, tak perlu
tangisi laki-laki tidak berguna seperti dia.🥀🥀🥀
Pukul delapan malam, Syifa keluar dari kamarnya, menuju ruang keluarga, disana telah ada bibi serta Ali guru agama di sekolahnya.
"Malam!" serunya.
"Malam, Adek Abang, sini duduk." titahnya menepuk sofa kosong disebelah pria itu.
"Nggak deh, Adek mau duduk didepan cari angin."
"Hm Yaudah."
Syifa berjalan keluar rumah, duduk disebuah kursi yang agak jauh dari pintu utama, ia meraih ponsel yang ada disaku Hoodie nya. Sambungan telpon masih terus berjalan.
"Diminum dulu teh nya nak Ali." pinta Mila.
Ali menggangguk sembari tersenyum hangat kepada wanita paruh baya itu.
"Makasih tante." ucapnya."Jadi mau bicara soal apa Al?" tanya Habibi setelah Mila meninggalkan ruang tamu tersebut.
"Adikmu." ucapnya pelan.
"Syifa kenapa?"
Helaan nafas panjang keluar dari mulut pria tersebut, ia beranjak keluar mencari adiknya, diikuti oleh Ali dibelakang pria itu.
"Sebenarnya gue juga suka sama Lo Affandi tapi gue takut bang bibi marah." ucapnya lirih pada orang yang berada dalam telpon tersebut.
"Kita backstreet kalau Lo takut Fa."
"Maaf, tapi gue nggak bisa."
"Oke. Gue tutup telponnya. Bye."
Syifa menatap nanar kearah telpon yang dimatikan secara sepihak, hatinya bimbang, ia sangat menyukai lelaki itu, tapi disisi lain, ia takut akan kemurkaan saudaranya.
"Ekhem."
Lamunan Syifa buyar, ia menoleh kearah dua pria yang tengah berdiri entah sejak kapan disana.
"Abang." gumamnya.
Habibi menarik nafasnya lalu menarik adiknya masuk kedalam dekapannya.
"Jangan nangis, keputusan Adek udah bagus, tidak menerima lelaki itu."
"Tapi Abang, Adek suka sama Affandi, Dia baik sama Syifa."
Habibi melepaskan pelukan tersebut, menangkup kedua pipi adiknya ia tatap wajah itu dengan lekat.
"Abang kasih tahu, laki-laki yang berani mengajak perempuan untuk berpacaran tidak pantas untuk disebut laki-laki baik-baik."
"Adek nggak kasihan lihat ayah? Jangan karena Adek pacaran atau berbuat maksiat dapat menyiksa ayah di alam kubur."
"Jika memang kalian berjodoh, Abang gak akan larang dia untuk meminang Adek, kalau pacaran maaf Abang nggak kasih restu."
"Tapi kan Abang_"
"Dengerin apa kata Abang, dia hanya mengikuti hawa nafsunya, dan Abang gak mau terjadi sesuatu pada Adek. Abang akan benci diri Abang kalau Abang gak bisa menjaga Adek sesuai amanah almarhum Ayah."
Syifa terisak air matanya mengalir lalu ia masuk kedalam dekapan pria tersebut. "Maafin Adek bang." lirihnya.
"Abang maafin, dan janji sama Abang, jangan pacaran sebelum ijab qobul terucapkan oleh pasangan kamu." Gadis itu mengangguk didalam dekapan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASSYIFA ALI (On Going)
Teen Fiction📌 CERITA PERTAMA, MAAF KALAU ADA SALAH KATA. 📍BLURB📍 Assyifa putri anugerah, gadis cantik, yang dijodohkan dengan guru agama yang tidak ia sukai semasa ia bersekolah. Ali Shawqi Rayyan, pria Sholeh yang memiliki perawakan wajah tampan, alis tebal...