🍒Dia🍒

6 1 0
                                    

"Kita tidak pernah menyangka bakal ketemu siapa, orang mana. So persiapkan diri kalian"

"Ini buatmu" katanya lembut.

Dari bawah terlihat seorang dengan sepatu sneaker hitam, celana jeans panjang warna hitam serta hodie dengan warna senada. Aina mengamati laki-laki didepannya ini. Penampilannya seperti orang mau melayat saja, udah hidup gelap eeeh penampilan juga gelap.

Sibuk melamun tak sadar masih ada orang didepannya ini melambaikan tangan.

"Haloooo"
"Buat gue?" tanya Aina mengerutkan kening. Laki-laki itu pun mengangguk. Aina akhirnya mengambil coklat itu.

Sementara Zaya yang tadi kejar-kejaran dengan Aina udah pergi berlalu entah kemana.

"Duduk dulu, Na" sambil membersihkan tempat duduk yang sedikit kotor.
"Eh bentar kok lu tau nama gua?"
"Tau aja"

Bagaimana jika kalian dihadapkan dengan cowok ini yang tiba-tiba datang tak diundang macam jalangkung terus ditanya jawabnya singkat banget rasa ingin menampol Aina meningkat 75% dari sebelumnya cuma 25%. Setelah menghabiskan coklat pemberian cowok ini, Aina pun pamit pergi dan berterima kasih.

Kembali ke kelas dengan perasaan yang cukup baik karena habis makan coklat ya mungkin atau perasaan yang lain. Entahlah.

"Woii Aina, sini lo nih kursii buatt lo". Teriak seorang di ujung kelas, siapa lagi kalo bukan Zaya si suara cempreng di kelas. Aina pun menghampirinya sambil menggeplak kepala Zaya.

"Awwww sakittt tau na, kekerasan lo gue visum nih"
"Biar tau rasa lo, habisnya ninggalin gue ditaman tadi"
" Yaa habis tadi lo sama cowok, gue ogah jadi obat nyamuk, btw tadi siapa na?"
"Oohh dia itu--
"Woii dieemm dosen udah mau masuk kelas"

Kelas berakhir pukul 15.00 WIB, kalo tim mahasiswa kupu - kupu alias kuliah pulang ya langsung balik ke kost an terus streaming youtube sampe mampus. Beda dengan Aina yang menjadi mahasiswa kura kura alias kuliah rapat.

"Na, gimana untuk proker selanjutnya, udah dibahas sama divisi lo?" Baru saja memasuki ruang rapat Hima udah ditodong pertanyaan horor kaya gini.

"Belum, pada sibuk nugas soalnya, nanti gue atur buat diskusi lagi, Yo". Aryo si ketua Hima paling perfectionis dan ambisius dalam segala bidang dengan otak yang beresolusi out of the box.

"Okee semuanya, rapat hima kali ini cukup, gue tunggu buat kelanjutan proker masing-masing divisi".

Rapat berakhir dua jam diselingi ghibah unfaedah dan setiap anggota yang ngelawak tidak tau tempat. Aina berjalan pulang ke kost an pake kaki, ya kalo mahasiswa jomblo ya seperti ini tidak ada boncengan. Hmmm nasib!!!!. Aina memilih ngekost karena biar lebih efisien aja, dan biar ngga diganggu sama abangnya yang nyebelin.

"Mau bonceng ngga, Na?". Suara itu seperti tidak asing. Cowok itu memberhentikan motornya disamping Aina.
"Lo, tuh sebenarnya siapa sih?!" tanya Aina geram, pasalnya nih cowok ngintilin Aina terus. Lihat cowok itu malah senyum manis. Aduhh nih hati lemes banget, jangan salting please batin Aina.

"Ohh iya kita belum kenalan, kenalin gue Hamid, temen SD lu".
Aina berpikir keras mengingat temen SDnya dulu, aishh dasar otak setengah centi mana bisa ingat orang. Aina tipe orang yang suka inget wajahnya doang namanya tidak, lah ini dua-duanya tidak ingat.

"Sorry, gue ngga inget" Aina tersenyum tipis, ada rasa tidak enak hati.

"Gapapa santaii, yuk gue boncengin"
"Makasih ngga usah, Ham, kost gue deket kok, lo duluan aja"
"Oke deh bye, Na" ucap Hamid melajukan motornya.

-~~~~•~~~~~~••

Sepanjang jalan mencari makan--rutinitas anak kost, saat ini Aina bersama Rana. Dengan kebingungan yang tidak ada ujungnya cuma perihal "mau makan apa".

"Na, mie ayam sana enak banget deh, mau kan"
"Gue nurut aja Ran, "
"Eh itu ada bocil, Na, lagi gandengan tangan pula duh, gue meng-iri" katamya memelas.
Memutar bola mata males, melewati dua bocil yang lagi dimabuk kasmaran.

"Adeekkk, cinta tak selamanyaaa indah dek". Dua bocil pun berlari kocar kacir.
"Na, tuh kan takut, loo sih"
"Biarin Ran, ngakak gue sumpah hahaha"

"Bang mie ayam dua ya, dibungkus"
"Siapp neng, neng-neng ini orang mana sih,?
"Orang Indonesia bang" Jawab Aina ngasal. Rana yang mengetahui itu langsung menyenggol Aina, dan berbisik "ngga sopan na". Aina yang merasa tak bersalah cuma nyengir.

"Aku anak Jakarta, kalo temen saya ini asli sini kok bang" ucap Rana sambil menunduk.
"Owalah gituu"

Sembari menunggu mie ayam, Aina dan Rana memandangi jalanan yang cukup ramai lalu lalang. Hingga terdengar suara.

Brakkkkkk !!!!!

"Eh apa tuh, Ran, kayaknya kecelakaan deh, yok kesana bentar"

Sebenarnya Aina sedikit takut kalo ada kecelakaan, tapi penasaran lebih kuat dari pada rasa takutnya. Melihat dua orang cowok dan cewek yang tergeletak di jalanan karna tertutup helm jadi kurang jelas wajahnya. Ditambah ramainya orang-orang yang mulai berhamburan. Kalo dari postur tubuh seperti tidak asing ya.

"Na, ini keknya temen lo bukan sih?" Menggeret lengan Aina supaya lebih dekat. Mata Aina terbelalak melihat sosok orang yang kecelakaan itu.




Lanjut ngga? 700 kata nih
Gimana menurut kalian, karakter Aina?
Spam lanjut❤

22 Februari 2022


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PATAH dan RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang