---
"Kamu tenang aja ya, Renjun. Walau mereka bertiga kakak kelas kamu, tapi mereka baik semua kok. Kamar juga pasti bersih karena setiap sore ada pengecekan kebersihan. Kamu punya asma juga ya kata bundamu? Disini bebas rokok, anak asrama juga dilarang buat bawa rokok dan kalau ketahuan bisa SP 1."
Disinilah Renjun berada. Lorong asrama SMS lantai 3 bersama Miss Cathy, salah satu guru yang bertugas memantau asrama. Kalau ditanya perasaannya, Renjun tentu takut. Ia jarang terpisah dengan orang tua, apalagi tinggal di asrama dengan orang lain begini. Mana kata Miss Cathy, roommate nya adalah kakak kelas?! Tuhan.. tolong selamatkan Renjun.
"AH! Renjun maaf sekali.. Miss ada jadwal mendesak dan harus buru-buru. Ini kartu akses asrama milikmu, kalau hilang bisa hubungi Miss ya. Tapi usahakan jangan hilang atau kamu akan didenda. Kalau ada sesuatu kamu juga hubungi Miss atau lapor ke resepsionis di lobby. Miss duluan ya.."
Dan sekarang, Renjun berada di kamar nomor 323. Wah tanggal lahirnya. Sedikit senang dengan kebetulan ini, tapi tak menutupi rasa takutnya.
"Hah Renjun.. kamu pasti bisa.." ia menarik napas pelan, lalu menempelkan kartu akses yang tadi diberikan Miss Cathy. Lampu kecil di samping pintu itu berubah menjadi hijau, ia lantas menarik koper besarnya untuk mendekat ke pintu dan membuka pintunya.
Dahi Renjun berkerut, kenapa kamarnya sangat berantakan? Sampah kertas berserakan dimana-mana. Apakah penghuni kamar ini adalah orang yang jorok? Bagaimana kalau ternyata kamar ini sangat berdebu dan asmanya sampai kambuh? Pemikiran buruk itu hinggap di otaknya. Ia tetap termangu di pintu, hingga tak sadar ada orang lain di belakangnya.
"Kalau kau terus menatapnya seperti itu para sampahnya tidak akan pergi. Bersihkanlah sebelum aku kembali."
--
Renjun bahkan belum sempat membereskan pakaiannya, tapi ia sudah lelah hanya dengan memungut satu persatu sampah kertas yang berserakan dimana-mana. Sebentar lagi selesai, karena ia mengerjakannya dengan teliti hingga ke kolong kasur, takut membuat para seniornya marah. Untungnya tidak ada debu disini. Dan kekacauan ini.. terlihat disengaja.
Setelah selesai memungut dan memastikan hingga kolong kasur bahwa tidak ada sampah yang tertinggal, Renjun segera membereskan lemarinya.
Tit! Cklek!
"Oh sudah sampai rupanya."
Renjun langsung membalikkan wajahnya, melihat seorang remaja yang lebih tinggi darinya. Tatapannya terlihat tajam dan galak membuat Renjun kembali menunduk takut. Sepertinya ini berbeda dari yang menyuruhnya bersih-bersih tadi.
"Apakah kau tidak tahu ini asrama laki-laki?"
Renjun mengangkat kepala, bingung. Ya.. memang kenapa?
"Apa asrama perempuan begitu penuh sehingga membuatmu digiring kesini, hm?"
Renjun menggeleng, ia masih tidak mengerti. "Ti-tidak.. apa maksudnya.."
"Kau perempuan dengan gaya tomboy?"
Renjun terlonjak kaget, "tidak! Aku laki-laki!" kenapa laki-laki di hadapannya ini terus mendesaknya?! Renjun memang sering dibilang mirip perempuan, tapi dia tidak pernah terbiasa dengan itu. Apalagi laki-laki di depannya terus mendekat ke arahnya.
"ah sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan gendermu, selagi kau cantik tidak apa apa. Selamat bersenang senang di kamar ini, dan sampai jumpa, cantik." Laki-laki itu pun pergi dari sana membuat Renjun menghela napas.
"sepertinya hidupku tidak akan tenang mulai hari ini.. huftt"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Bed(room) | NoRenMinHyuck
FanficSemua ini berawal dari Jeno, Jaemin dan Haechan yang akan menolak kehadiran member baru di kamar mereka. Niat awal mereka yang akan berusaha membuat teman barunya tidak betah, malah berakibat karma dengan benih-benih kisah remaja. NoRenMinHyuck as R...