Hai, hello, anyeong!! Welkam tu ceritaku yang baru semoga suka. Kalo gasuka silahkan go away~
Jangan lupa votmen♡
Happy Reading~
"Nanti minggu kamu gaboleh kemana mana" ucap seorang pria paruh baya pada anaknya.
Pria yang lebih muda menaikkan satu alisnya "kenapa?". Tanyanya.
"Papa mau jodohin kamu sama anak temen papa". Ucapan tersebut berhasil membuat anak muda itu kaget.
"Pah, ini jaman udah bukan jaman papa lagi, udah ga jaman di jodoh-jodohin kaya gitu!" Anak muda itu tidak terima dirinya akan dijodohkan. Ya pikir saja, bagaimana jadinya nanti bersanding dengan orang yang sama sekali tidak kamu sukai? Dipikir enak?
"Kamu bantah papa?" Ucapan pria paruh baya yang diketahui adalah ayahnya, menatap sang anak.
"Bukan bantah pah, tapi aku cuma ngeluarin pendapat aku. Aku gasuka kalo hidup aku diatur sama papa!" Jawabnya kesal. Lalu pergi meninggalkan pria paruh baya itu.
"TAMA!" teriak pria paruh baya itu. Namun tidak didengar oleh anak muda yang diketahui bernama Tama itu.
Pratama Adinata atau yang sering dipanggil Tama, sosok lelaki yang terkesan dingin dan cuek kepada orang lain namun begitu penuh kasih sayang pada orang-orang terdekatnya.
Berparas tampan dengan rahang yang begitu tegas membuat ketampanan itu semakin terlihat sempurna.
Manusia anime bahkan sebutan itu sering ia dengar karena kata orang dirinya mirip seperti anime, namun dirinya sama sekali tak merasa. Mirip anime dari mananya coba?
Kalau soal ketampanan lelaki ini memang mengakui dirinya tampan. Bersikap dingin karena tak mau menjadi rebutan para wanita, tapi ternyata salah. Dirinya yang dingin ini malah membuat kaum hawa semakin tertarik padanya.
Coba diangetin bang
Meninggalkan rumah, melajukan motor sport menuju kampus karena bosan dengan suasana rumah.
Berhubung jalanan tidak macet hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk dirinya sampai di kampus.
Turun dari motornya tidak lupa melepas helm, lalu berjalan menuju kelas, karena kelasnya sebentar lagi akan dimulai.
Sepanjang dosen menjelaskan, otak Tama hanya sibuk memikirkan perkataan ayahnya.
Brak!
Tama menggebrak meja membuat semua perhatian menuju padanya.
"APA APAAN KAMU INI!" Dosen berteriak dari depan sambil membenarkan kacamata nya yang melorot.
"Ada nyamuk pa" ucapnya singkat lalu mengalihkan pandangannya dari dosen tersebut.
"Ada-ada saja kamu ini! Kalo tidak menyukai pembelajaran saya, kamu bisa keluar sekarang!" Ucap dosen itu.
Tanpa basa basi Tama langsung mengambil tasnya lalu keluar dari ruangan tersebut. Membuat dosen geleng-geleng kepala. Kalo geleng-geleng jantung bahaya, nyawa taruhannya.
Kaki Tama melangkah ke sebuah tempat yang jarang dilewati oleh orang lain. Dibukanya pintu lalu berjalan menuju sebuah sofa.
Merebahkan tubuhnya di sofa lalu memejamkan matanya. Baru saja dirinya akan menutup mata, sudah ada yang mengganggu nya.
"Datang ke kampus bukannya masuk kelas malah molor" ucap pria berambut gondrong.
"Lo sendiri malah nangkring disini!" Ucap Tama tanpa membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Happiness-Lee Taeyong
Fanfiction"Ka Tama pilih aku atau Bubu?" "Gue sekarang tanya sama lo, lo pilih gue atau bias lo itu? Yang namanya Johan" "Bukan Johan ish! Tapi Jeonghan!" Gimana jadinya Tama yang cuek dijodohkan dengan Ghea yang bawel dan manja. Penasaran sama kisah mereka...