2.Pertemuan

16 11 42
                                    


💀🔪

Pulang atau papa cabut semua fasilitas kamu!

Cabut aja, maksa banget heran

Tama!

Orang gamau tuh jangan dipaksa!

Kali ini kamu harus nurut sama papa! Atau ikan cupang kamu itu papa jual!

Jangan sentuh Bubu!!😤

Makanya nurut! Kamu bakal tau nanti apa alasannya!
Pokonya kamu harus pulang!

Serah

Kamu harus nurut buat kali ini, biasanya papa ga maksa kalo kamu gamau!
Read





Tama mendengus kesal membaca pesan dari ayahnya. Setelah di pikir-pikir ayahnya memang tak pernah memaksa, hanya kali ini saja dirinya dipaksa.

Karena hari sudah mulai gelap Tama memutuskan untuk pulang.

"Balik? Tumbenan ga nunggu malem." ucap salah satu temannya.

"Ada urusan, gue duluan ya." pamit Tama lalu mulai melajukan motornya.

Membelah jalanan kota Bandung yang ramai dengan lalu lalang kendaraan. Menaikkan kecepatan nya agar cepat sampai rumah karena cuaca sudah mulai dingin.

"Inget, jangan kemana mana!" Ucap ayah Tama saat melihat Tama memasuki rumah.

"Bawel banget, orang mah liat anak masuk rumah disambut ini sambutannya gaada bagus-bagusnya." Tama berjalan menuju kamarnya. 

"Ya terus harus disambut pake apa? Kosidahan?" Tanya ayah Tama yang sudah dipastikan tidak akan dijawab oleh Tama.


☄️♡☄️

"TAMA CEPAT! JANGAN SAMPAI TELAT." teriak ayah Tama.

"Gausah teriak-teriak bisa ga sih, aku denger ko." kesal Tama.

Keduanya akan pergi menuju salah satu cafe untuk bertemu calon yang akan dijodohkan dengan Tama. Ciee calon.

"Ambil." ucap ayah, sambil melempar kunci mobil. Untung saja refleks Tama sangat bagus jadi ia bisa menangkap kunci tersebut.

Melajukan mobil menuju tempat tujuan. Di perjalanan keduanya tak banyak bicara, mungkin sedang sariawan. Jika kalian bertanya kemana ibunya?. Ibunya sudah lama meninggal.

"Kamu ga boleh judes-judes nanti." ayahnya memperingati, karena tau anaknya ini sangat susah bergaul dengan orang baru.

Ucapan sang ayah hanya dijawab deheman oleh Tama, mungkin ia masih kesal. Karena dipaksa.

Ayahnya menghela nafas berat, mengetahui anaknya ini tidak mau dijodohkan. Ia mengerti, sangat mengerti.

"Papa minta maaf, tapi nanti pasti kamu bakal tau alasannya." ayahnya masih fokus melihat kedepan.

"Emang apa alasannya sih, kenapa ga bilang sekarang aja gitu." Tama memarkirkan mobilnya karena sudah sampai di tempat tujuan.

"Nanti juga kamu tau." ayahnya keluar lebih dulu.

My Happiness-Lee TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang