02

9 1 0
                                    

🐣🐣🐣

............

Asik Lyra mengobrol dengan teman-teman Gege hingga membuat nya dirundung rasa bosan. Ia pun berpamitan dengan mereka dan menuju ke meja orangtuanya yang kini sudah berpindah, lebih tepat nya berkumpul dengan teman-teman nya. Sepertinya reuni masa-masa sekolah. Ujar Lyra dalam hati melihat kehangatan dalam setiap senyuman diantara mereka.

Ia mendekat dengan perlahan dan,, "Papah." Panggil nya.

Semua menengok ke arahnya juga Puri dan Leon. "Iya, sayang. Kemarilah. Perkenalkan dia anak kedua ku, Lyra. " Ucap Leon memperkenalkan nya.

Mendekat dan mata nya langsung berfokus pada seseorang yang seumuran dengan Gege, mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam bercampur maroon, jins hitam yang elegan tapi masih tetap sopan. Rahang nya tegas, seperti laki-laki pada umum nya. Alis yang tebal sepadan dengan bulu matanya yang panjangdan tebal. Senyum nya hangat juga bibi ranum nya yang membuat manis, tidak. Bibir itu bisa ia rasakan manisnya dalam kecapan.Rambut hitam legam tebal dan nampak acak-acakan tapi terlihat keren pada nya.

Keren. Seperti remaja pada umumnya yang mengerti tentang fashion. Mengalihkan pandangan nya ke arah Puri yang kini menatap nya seolah-olah ingin berbicara, sepertinya.

"Cantik, ini anak tante namanya Devano. " Ujar seseorang yang seumuran dengan Puri, memperkenalkan anak nya yang tak lain adalah seseorang yang pertama Lyra lihat dan kini berada pas didepan nya dan menatap nya dalam.

Dia pun mengulurkan tangan nya dan disambut Lyra dengan hati-hati. "Devano." Ujar nya sembari tersenyum hangat.

"Lyra." Balas nya tak kalah hangat.

"Disini saja, sayang. Temanin Mamah ngobrol sama temen-temen Mamah, siapa tauk nanti kamu berjodoh dengan salah satu anak nya temen Mamah. " Ucap Puri yang membuat pipi Lyra merah merona menahan malu. Apaan sih Mamah, ah, bikin malu aja. Ujar nya dalam hati.

"Mamah.. " Bisik nya menundukkan kepala malu. Bisa-bisa nya Mamah berkata seperti itu, oh, Tuhan. Apakah aku harus menutup wajah ku dengan meja didepan ku ini. Monolog nya lagi.

Dan tanpa Lyra sadari cowok yang baru ia kenal itu menatap nya lama, tak pernah mengalihkan pandangan nya dari Lyra yang membuat nya semakin dirundung cemas sesaat. Apaan sih, ah, plis deh aku malu ditatap terus seperti ini. Seseorang tolong aku. Mohon nya dalam hati berharap ada seseorang yang mengajak nya pergi dari sini.

"Ini tante Alfi anak nya cowo kembar dan sudah meneruskan bisnis keluarga, dan tante Mayang anak nya dua, Devano sama yang satu nya gadis cantik seperti kamu, iya, kan, jeng? " Ujar Puri mengalihkan pikiran kacau Lyra yang memperkenalkan anak dari teman-teman Mamah nya.

Obrolan dimulai. Terkadang ia juga tidak mengerti dengan obrolan mereka tapi ia berusaha untuk enjoy walaupun sebenarnya ia ingin pergi dari sini. Sepertinya dugaan nya kali ini salah jikalau lebih asik dengan teman-teman Mamah nya, nyata nya sama saja.

"Mamah." Suara Gege. Suara itu terdengar seperti penyelamat untuk nya, ia harap Gege membawa nya pergi dari sini.

"Iya, sayang. Kenapa? " Tanya Puri menatap Gege yang sudah berada di samping nya.

"Aku udah selesai, Mamah sama Papah gimana? " Tanya nya.

"Oh, Leon. Ini anak pertama mu, kan? " Tanya Toni dan di-iyakan oleh Leon.

"Ah, kami sudah tahu tapi kami ingin lebih tahu lagi. " Ujar Toni.

"Ah, bersabarlah. Sepertinya saya harus pamit karna ada urusan penting selanjutnya. " Ujar Leon menatap jam ditangan nya yang sekarang sudah menunjukkan pukul 12:30 PM.

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang