Isi Buku

370 56 6
                                    

Dia mengetuk pintu berulang kali, dengan tangan bermandikan luka dan nanah terus mengetuk bahkan mengeruk daun pintu berwarna coklat itu. Berambisi ingin masuk namun seperti ada sesuatu yang menahan. Si pemilik rumah juga tak kunjung membukakan pintu, semilir angin dingin menusuk kulit yang sudah pucat pasi.

Hampir 2 menit iris biru gelap Megumi membolak-balikan buku yang Sukuna berikan, niatnya mau memastikan bahwa buku itu masih memiliki kisah lain, namun cuma halaman pertama saja yang berisi beberapa kalimat. Kalimat yang terkesan membingungkan dan berisi teka-teki.

"Mana lagi?" gumam Megumi bingung.

Sehabis mandi Megumi berniat merilekskan tubuh sembari membaca buku yang sudah dipinjamkan, tapi baru membaca satu halaman malah tak memiliki kelanjutan.

Notifikasi ponsel memecah fokusnya, Megumi melirik ke arah benda persegi di mejanya. Pesan masuk dari sang kekasih, meminta ditemani ke suatu tempat. Megumi mengambil jaketnya, beranjak keluar menyusul Gojo yang sudah menunggu di depan rumah.

"Mau temani ke minimarket?" ajak Gojo, Megumi cuma mengangguk seraya tersenyum tipis, mereka pergi ke salah satu minimarket terdekat, suasana sudah tak begitu canggung setelah masalah tadi sore. Sepertinya Gojo juga sudah melupakan masalah itu.

"Aku kesepian jadi langsung menemuimu saja"

"Begitu ya"

Pantas saja, jarang sekali Gojo mau mengajaknya keluar seperti ini. Ketika mereka tiba di sebuah kafe, alis Megumi menukik bingung, bukannya tadi Gojo bilang mau ke minimarket?

"Kak?"

"Sudah ikut saja" tanpa persetujuan Gojo menarik Megumi masuk ke kafe tersebut. Suasananya agak ramai, beberapa teman SMP mereka juga ada di sana, Megumi tahu kalau ini akal-akalan Gojo untuk membawa Megumi keluar.

"Wah wah lihat siapa yang datang"

"Yo" Gojo dirangkul akrab ketika mereka tiba.

"Siapa ini?"

"Ini pacarku" balas Gojo, Megumi tersenyum canggung, ada beberapa pria dan wanita berkumpul di sini. Kalau boleh ia akui penampilan mereka seperti mau pergi ke pesta saja.

"Kau memacari adik kelas? Hahaha"

Ini memang terlihat biasa saja, tapi Megumi benar-benar tidak nyaman, belum lagi bau rokok dan parfum wanita yang bercampur jadi satu, itu membuat makan malamnya mau keluar.

"Kita jadi berpesta kan?"

"Tentu saja" Megumi tersentak ketika Gojo mengatakan hal itu.

"Kak Gojo apa maksudnya ini?" tanya Megumi yang mulai tak tahan.

"Tenanglah Megumi, kita cuma berpesta sebentar lalu pulang" Megumi menggeleng tak percaya, jadi Gojo berbohong soal menemaninya ke minimarket, nyatanya pria itu malah mengajaknya berpesta. Megumi tidak suka saat Gojo bermain dengan teman-temannya, mereka akan minum dan tidur dengan gadis yang mereka pesan lewat aplikasi dewasa. Terlalu buruk dan merusak masa muda, inilah alasan mengapa Megumi tidak pernah mau diajak bertemu teman-teman Gojo.

"Aku tidak mau" ucap Megumi.

"Ha?"

"Aku tidak mau ikut, aku pulang saja" baru beranjak selangkah tangan Megumi sudah ditarik paksa sampai berbalik.

"Kau harus ikut."

"Tidak, aku tidak mau ikut" ucapnya dingin, sorot mata Megumi menatap Gojo dingin.

Seperti biasanya, lagi-lagi Gojo memaksanya, menarik lengan Megumi kuat dan keluar dari kafe. Megumi tidak suka marah, ia akan gelisah dan gemetar hebat, tidak tahu alasannya apa, tapi semenjak masuk SMP ia jadi begitu. Pada akhirnya Megumi cuma mengikuti tanpa bicara sepatah katapun. Mereka menyusuri trotoar yang mulai sepi, awan lagi-lagi menertawakan nasib buruknya, cuaca mendung dan angin yang berhembus semakin kencang.

Stay [SukuFushi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang