Happy reading.
Maaf buat typonya."Kenapa sayang? Terpikir sesuatu?" Tanya Jaehyun setelah Haechan keluar dari kamar Chenle. Pria manis itu menggeleng. "Hanya sedikit lelah dengan hati yang senang."
Jaehyun menepuk bagian samping sofa yang ia duduki, menyuruh Haechan untuk duduk. Si submisif itu duduk dan bersandar di bahu tegap Jaehyun.
"Kak Haein akan menikah beberapa Minggu lagi." Ujar Jaehyun, Haechan langsung menoleh karena terkejut mendengar pernyataan Jaehyun.
"Kenapa aku tidak tahu Hyung?"
"Ibu ingin memberitahumu, tapi kau sedang sibuk comeback sayang. Jadi, ibu dan mama Yoona yang mengurusnya."
"Apa aku bukan seorang menantu yang baik Hyung? Aku merasa sangat gagal."
Jaehyun mencium pucuk kepala Haechan lalu menggeleng. "Tidak sayang, kau sempurna dengan caramu. Bagaimana pun itu, kau tetap yang terbaik dengan hal yang kau bisa dan yang kau lakukan."
"Tapi rasanya aku belum jadi yang terbaik, aku belum bisa menjadi ibu yang baik bagi Chenle, belum menjadi istri yang baik untukmu dan belum menjadi menantu yang baik untuk Ibu Jess."
"Sudahlah, jangan banyak dipikirkan. Semuanya sudah terbaik untukku, untuk Chenle dan keluargaku. Cukup kau menjadi pendamping hidupku selamanya, semuanya akan menjadi sempurna."
Haechan tersenyum menenangkan, mencium Jaehyun namun Jaehyun dengan cepat menahan tenguk si manis, membiarkan ciuman itu berlanjut.
Sementara itu, bocah 4 tahun bernama Jung Chenle tengah melihat kedua orangtuanya berciuman, dengan boneka lumba-lumba ditangan, Chenle berbalik dan pergi lagi ke kamarnya.
"Lagi-lagi Daddy memakan mulut mommy."
Pagi hari ini sedikit berbeda, jika biasanya Haechan sudah berangkat dengan terburu-buru untuk latihan, dan rekaman. Kali ini ibu satu anak itu tengah menyiapkan sarapan untuk dua orang yang sangat berharga di hidupnya.
Jaehyun yang melihat pemandangan tersebut begitu senang, rasanya keluarganya memang benar-benar utuh. "Selamat pagi sayang!"
Haechan berbalik, lalu tersenyum. "Pagi Hyung, apa tidurmu nyenyak? Mau minum kopi atau teh?" Jaehyun duduk lalu menjawab. "Sangat nyenyak, minum teh saja ya sayang, Chenle belum bangun ya?"
"Belum, jadi bisa tolong bangunkan dia Hyung?" Jaehyun mengangguk lalu berjalan menuju kamar anaknya, lalu melihat Chenle yang terduduk dengan kesadaran yang belum terkumpul.
"Pagi jagoan! Ayo sikat gigi dan cuci muka, lalu kita sarapan."
"Pagi, apa mommy pergi lagi dad?" Jaehyun menggeleng, mensejajarkan dirinya dengan Chenle. "Sekarang Chenle ke kamar mandi dulu saja ya." Bocah 4 tahun itu lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai, ayah dan anak itu keluar. Chenle melebarkan matanya karena melihat sang mommy ada dirumah pagi ini, padahal seingat dirinya hari ini bukan weekend.
"Mom!"
"Hey sayang, ayo sarapan. Nanti mommy antar ke sekolah."
Bukan hanya Chenle yang terkejut, Jaehyun juga ikut terkejut mendengar perkataan Haechan. "Sayang? Apa aku tidak salah dengar?"
"Tidak sayang, ayo makan. Nanti kalian berdua bisa terlambat."
Sungguh, suatu perubahan yang Jaehyun tunggu-tunggu kehadirannya. Istrinya benar-benar selalu ada untuknya.
Mobil yang dikendarai Jaehyun pun keluar dari pekarangan rumah menuju sekolah Chenle. Anak berusia 4 tahun itu benar-benar bersemangat pergi ke sekolah karena sang ibu untuk pertama kalinya mengantar dirinya pergi ke sekolah.
"Mom, Chenle senang sekali mom mengantar Chenle." Bocah yang ada di pangkuan Haechan itu memancarkan wajah yang benar-benar bahagia. Sementara itu Haechan benar-benar ingin menangis saat ini, ternyata begitu banyak hal yang ia lewatkan dari anaknya.
"Maaf ya sayang, mulai sekarang mommy akan antar Chenle sekolah. Lalu menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam. Membantu Chenle mengerjakan tugas, semuanya. Mommy akan lakukan hiks semuanya sayang maafkan mommy." Haechan tidak kuat, dirinya terisak. Benar-benar merasa bersalah.
Jaehyun pun menepikan mobilnya ditempat sepi, memeluk Haechan dari samping. Chenle tidak tahu, ia ikut menangis melihat sang mommy menangis. "Lakukan perlahan sayang, apapun itu asal kau dan kami bahagia."
"Maafkan aku, aku merasa aku tidak becus selama ini."
"Tidak apa-apa sayang, semuanya akan berubah seiiring berjalannya waktu."
"Huwaaa mommy Chenle senang sekali!" Haechan masih menangis, namun tangisnya diiringi dengan Kekehan kecil. Mengusap air mata yang ada di pipi Chenle, Haechan pun mencium kedua pipi anaknya.
"Mommy akan berusaha sayang."
Perubahan ini tentu Jaehyun tidak mengetahuinya dari Haechan. Setelah deeptalk antar mereka kemarin malam, saat pulang dari taman bermain dan bertemu dengan Eunwoo, perubahan Haechan mulai terlihat.
Dan rasanya ia tahu kenapa Haechan seperti itu. Melihat Eunwoo yang memiliki profesi yang sama dengan Haechan, lalu memutuskan untuk berhenti dan ingin memiliki anak, membuat Haechan juga ingin melakukannya.
Sepertinya juga Haechan merasa seluruh hal yang dia inginkan sudah tercapai, dan kini tinggal Haechan yang mewujudkan permintaannya dan Chenle untuk selalu ada bersama mereka.
Setelah menidurkan Chenle, Haechan masuk ke dalam kamar. Jaehyun Yang sedang berfikir sembari menyadarkan tubuhnya di headboard kasur pun terlonjak saat Haechan memeluknya.
"Chenle sudah tidur?" Tanya Jaehyun, Haechan mengangguk lalu menatap Jaehyun lekat. "Rasanya menenangkan Hyung, aku sangat bahagia. Dia mengoceh terus karena aku selalu bersamanya. Semua itu membuat hatiku berbunga-bunga."
"Senang mendengarnya. Mau bercerita? Mungkin tentang perubahan mu ini, Hyung tahu kau banyak sekali jadwal nanti."
"Aku ingin berhenti Hyung. Keluarnya Eunwoo akan di umumkan besok, dan pernikahan nya akan dilaksanakan beberapa Minggu lagi. Aku selalu berkirim pesan dengan Eunwoo dan meminta saran padanya. Dia memberikan saran yang sama seperti orang-orang memberikannya padaku."
"Sayang, maaf jika Hyung jahat mengatakan ini tapi sungguh, Hyung senang kau seperti ini. Aku menikahi mu memang bukan untuk menjadi pengurus rumah, anak dan diriku, tapi untuk membahagiakan dirimu. Dan menurut ku, dengan aku yang mengabulkan permintaan mu, adalah suatu hal yang memang harus aku lakukan."
"Aku bahagia, terimakasih sudah mengabulkan permintaan ku untuk menjadi seorang penyanyi. Rasanya waktu 2 tahun sudah cukup, waktunya menghabiskan seluruh hidupku bersamamu Hyung."
"Jika memang tidak terpaksa Hyung akan terus mendukung mu, apapun itu sayang. Jika begini, kita bisa mempercepat pembeberan semua hal tentang diriku dan dirimu."
Haechan terkekeh. "Kau tidak sabar kan karena hanya kak Haein yang di anggap anak."
"Tapi Hyung anak ibu dan ayah juga sayang." Haechan tertawa setelahnya, suaminya ini memang ingin diperkenalkan sebagai penerus keluarga Jung karena lelah di gunjing terus oleh rekan kerja sang ayah.
Jika semua tahu, dirinya akan langsung menjatuhkan orang-orang yang menghinanya. Dasar Jung Jaehyun, pendendam.
"Terserah, sekarang ayo tidur."
"Tapi Hyung ingin sayang, sudah lama sekali." Tiba-tiba sekali, membuat Haechan membelalakkan matanya. "Tidak mau, aku lelah."
"Ayolah sayang, atau aku hukum!"
"Arghh nghhh Hyung jangan menggigit!"
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet (Jaehyuck)
Historia Corta[Jaehyuck story] Siapa yang tidak mengenal sosok Lee Haechan? Seorang idol dari agensi JH Entertainment ini begitu terkenal karena kemampuan bernyanyi juga visualnya yang menawan. Namun, apa jadinya jika Haechan memiliki hubungan rahasia dengan ses...