Day 6

0 0 0
                                    

tak selamanya matahari akan tertutupi oleh awan hitam saat hujan. Kadang kala, matahari menjadi sinar paling terang saat hujan berlangsung hingga hujan itu berhenti karena pancaran sinar yang terlalu terang.

__________________

Kini Lenzio sudah berada didalam kelas, ia sengaja berangkat pagi pagi agar tak dihadang Evano saat ia berangkat.

Didalam kelas ia hanya seorang diri, pikiran pria itu masih berkecambuk. Hatinya masih sama seperti semalam. Bahkan tadi malam ia tak memejamkan matanya untuk sekedar mengistirahatkan otak, ia tak bisa tidur. Hingga pagi datang ia tak tidur.

Karena hening mulai membuatnya tak nyaman, ia merogoh saku celana untuk mengambil earphone miliknya.

Dialunkannya lagu to my youth. Ia resapi tiap nada yang membuatnya terbang dengan melodi indah serta iringan musik yang menenangkan.

Tak lama kantuk mulai menyerang, matanya sangat berat untuk di buka. Ingin rasanya ia memejamkan mata itu. Ia terus berusaha membuka matanya agar tak tertidur di dalam kelas.

Namun Lenzio kembali mengusir rasa itu. Ia lebih memutuskan mengadahkan kepalanya dikedua tangannya lalu perlahan ia mulai memejamkan mata tanpa menghentikan alunan lagu yang masih berputar pada benda kecil yang tersemat ditelinga pria itu.

"Sayang, kemari.."

Bunda mengayunkan tangan kemudian tersenyum ke arah Lenzio kecil.

Lenzio menolehkan kepalanya, ia membalas senyuman sang bunda.

Kemudian berlari kecil mendekati bunda tanpa melunturkan senyuman bahagianya.

Tanpa menunggu lama, Lenzio memeluk erat kaki ibunya. Ia tak mau melepaskan pelukan itu, pelukan yang ia ingin berikan pada bundanya.

Bunda melepaskan pelukan dari Lenzio kemudian merendahkan badan untuk menyamaratakan tinggi dengan sang anak.

Seorang ibu bernama Anna itu memeluk putranya dengan sangat erat. Begitu erat hingga tak bisa dilepaskan.

Lenzio pun membalas pelukan itu tak kalan erat tanpa ada niatan untuk melepaskan.

"Lenzio rindu bunda"

Anna mengusap lembut rambut sang putra lalu menciumnya,
"Bunda juga sangat rindu dengan Lenzio"

"Bunda aku mohon jangan lepaskan pelukan ini, aku membutuhkannya agar hidup ku terus kokoh"

Lenzio menangis, ia teringat kembali luka luka yang orang lain beri untuknya. Sakit..

"Bunda mereka semua jahat, mereka tak pernah menyayangi ku, apa aku harus pergi dari dunia ini agar mereka bahagia?"

Bunda melepaskan pelukan itu,
"Tidak. Bukan itu caranya. Kamu ibarat matahari yang terhias oleh rintikan hujan. Saat ini kamu sedang tertutupi oleh awan hitam, bukankah kamu matahari? Ayo berusaha pancarkan sinarmu untuk mengusir para awan hitam itu, agar sinar mu dapat memancar"

Lenzio mendongak menatap perempuan berkepala tiga dihadapannya,
"Apakah itu yang dinamakan kehidupan? Berusaha untuk memancarkan sinar?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tangisan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang