Jeno mendadak demam tanpa sebab, dia tiba-tiba menggigil hebat sesaat setelah tiba di rumah nya. Jeno meringkuk kesakitan di kasurnya, sedangkan Jaemin mendadak panik. Dia membuka laci obat dan langsung mengambil obat penurun panas.
Di saat yang bersamaan, Jeno hampir saja memuntahkan isi perutnya ke arah Jaemin, untung Jaemin cepat menghindar. Jaemin sudah sedih dengan keadaan Jeno sekarang, ditambah Jeno yang mulai terisak kencang karena rasa sakit. "Tenang Jen-!! Sebentar, aku cari alat pembersih-!!" Ujar Jaemin, meninggalkan Jeno yang sedang menangis.
Setelah membersihkan kekacauan yang terjadi, Jaemin membantu Jeno meminum obat. Jeno benar-benar tidak mau ditinggal oleh Jaemin, dia memeluk erat tubuh Jaemin. Akan susah bagi Jaemin untuk melepaskan diri dari pelukan maut milik Jeno.
Jeno tertidur pulas di pangkuan Jaemin, badannya masih panas. Jaemin paham akan ini. Dulu, sebelum Jeno di adopsi Jaemin, Jeno di paksa untuk berlarian bebas saat tubuhnya yang panas, bahkan badannya di cambuk menggunakan sabuk kayu. Jaemin tidak habis pikir dengan orang-orang yang selalu berbuat jahat dengan Jeno.
4 jam berlalu, Jaemin merasa pegal-pegal, awalnya dia hendak membangunkan Jeno, agar Hybrid itu tidur di kasurnya. "Jen, bangun yuk, pindah tempat dulu..." Ajak Jaemin, tapi tak ada respon, Jaemin sedikit panik, dia mengguncang tubuh Jeno. Namun nihil, Jeno tidak bangun dari tidurnya.
Jaemin langsung berdiri sambil menggendong Jeno, menyambar kunci mobil yang tergantung di balik pintu, dan berlari menuju mobil di depan rumahnya. Dengan kecepatan sedang, mobil itu melaju ke rumah sakit. Sampai di sana, Jaemin langsung berlari sambil membawa Jeno di gendongan nya. Bahkan dirinya rela asma nya kambuh demi Jeno yang sedang sakit itu.
Jeno sedang di tangani oleh para dokter hewan, sedangkan Jaemin berusaha keras untuk menetralkan pernapasan nya. Di waktu yang bersamaan, Chenle yang baru saja menjenguk temannya di rumah sakit yang sama, melihat Jaemin yang sedang kesusahan dalam bernafas.
"Min?? Kamu kok disini??" Tanya Chenle, menyodorkan sebuah botol air mineral, tujuannya agar Jaemin tenang terlebih dahulu. "Terimakasih....J-Jeno...demam tinggi, dan pingsan di pangkuanku, aku kelewat panik...aku berlari ke sini...aku benar-benar lupa akan asma ku..." Jelas Jaemin, sambil mendudukkan dirinya di kursi tunggu.
"Huh?? Pingsan??" Ujar Chenle tidak percaya. Pasalnya, Jeno terkenal sebagai Hybrid yang kuat, dia tidak percaya bahwa Jeno akan sangat mudah ambruk saat sakit seperti ini. Jaemin menganggukkan kepalanya, mengiyakan pertanyaan Chenle. Dirinya masih sangat cemas dengan keadaan Jeno sekarang. Dokter belum ada yang keluar dari ruangan tersebut.
10 menit kemudian, Jaemin tertidur di kursi tunggu karena efek asma nya, sedangkan Chenle masih menunggu dokter untuk keluar. Dokter keluar dari ruangan tersebut, memandang Chenle dan Jaemin di waktu yang bersamaan. "Dengan keluarga milik Lee Jeno Seungmoo??" Panggil dokter tersebut. Chenle berdiri, dan langsung bertanya kepada dokter tersebut.
"Saya temannya, pemilik nya sedang tidur..." Ujar Chenle. "Ok, Jeno sudah baik-baik saja, demam tinggi dan juga sesak nafas merupakan faktor utama dari pingsannya Jeno." Jelas sang dokter, membuat Chenle menghela nafasnya lega. "Baguslah...apa kami bisa menjenguk nya??" Tanya Chenle, yang di setujui oleh sang dokter.
Membangunkan Jaemin, Chenle langsung mengajaknya masuk ke dalam ruangan Jeno. Mereka mendapati Jeno yang sedang tertidur pulas di sana. Jaemin mendekat ke arah Jeno, meletakkan tangannya di kening Jeno, lalu bernafas lega. Ada pertanyaan yang terbesit di pikiran mereka. Kenapa tiba-tiba dia sakit? Jaemin tau betul, Hybrid kesayangan dia bisa makan apapun tanpa alergi, kecuali sesuatu yang pedas.
Beberapa menit kemudian, Jeno terbangun dari tidurnya. Dia menatap Jaemin dan Chenle yang sibuk berbicara dengan dokter hewan. Merasa bosan, Jeno mulai mendudukkan tubuhnya, melupakan fakta bahwa dia baru saja sembuh dari demam tinggi. Membenarkan posisi kacamata nya, dan melihat sekitar. Ekor putihnya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan lembut, telinga halus itu, dengan tenangnya turun dari posisi siaga nya.
Jaemin dapat merasakan pergerakan dari kasur pasien itu, lalu melihat ke arah Jeno. Dia menghampiri Jeno, meletakkan tangannya di kening Jeno, merasakan panas yang masih sama di tubuh putih itu.
"Kau masih pusing?? Butuh minum??" Tanya Jaemin perlahan, takut jika membuat Jeno shock. Jeno menatap ke arah Jaemin, menganggukkan kepalanya, mengiyakan pertanyaan dari Jaemin. Jujur saja, Jeno tiba-tiba merasa sangat haus saat itu. Jaemin dengan segera, mengambil gelas kosong, ia isi dengan air yang ada di meja samping kasur.
Jaemin dengan perlahan, memberikan gelas tersebut ke arah Jeno, yang langsung di ambil oleh sang Samoyed itu. Jaemin bisa melihat dengan jelas, Jeno meneguk air itu dengan cukup cepat. Bahkan dengan cepat membersihkan sisa air di mulutnya itu. Jaemin tentu paham akan situasi tersebut, saat di jual, sang penjual berkata bahwa Jeno tidak suka ruangan rumah sakit. Terlalu polos dan suci.
Anehnya, Jeno sangat senang saat di bawa ke Gereja, bahkan dengan mata berbinar-binar, dia bisa menatap patung Tuhan Yesus selama berjam-jam lamanya. Setidaknya, Jeno masih sayang dan takut akan Tuhan Yesus. "Sudah?? Mau apa lagi??" Tanya Jaemin, mengelus rambut Jeno. "Pulang...Nono gak suka..." Lirih Jeno, sambil memainkan bajunya.
Menghela nafasnya, Jaemin menatap Chenle yang sedari tadi berdiri agak jauh dari mereka. Jeno melihat mereka mengangguk secara bersamaan, lalu mengangkat tubuhnya turun dari kasur tersebut. "Kita pulang sekarang, tapi sampai rumah, kamu harus istirahat, paham??" Jelas Jaemin, yang langsung diiyakan oleh Jeno.
|• Chapter 02 : done •|
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hybrid (Switch Position)
FantasíaHanya keseharian baby Hybrid dengan sang pemilik