Sorry for typos
…
..
.
…
..
.Kita akan sampai sebelum matahari terbenam" Xukai memberikan peta yang sudah di rancangnya kepada pemimpinan kelompok mereka—seseorang yang mereka tuakan. Yibo memandang peta itu. "Kondisi kami lebih dari siap untuk berperang."
Matahari belum terbit, ayampun masih sesekali berkokok bersahutan. Yibo menghela nafasnya ketika seluruh adik-adiknya sudah terbangun—mereka bahkan sudah hampir selesai berkemas. Mereka sangat mengerti kakak tertua mereka dengan baik. Kenyataannya, mereka mengintip Yibo dan Xiao Zhan yang tengah berciuman panas di bawah rembulan. Membuat mereka yakin, mereka akan segera mengabdi pada seseorang secepatnya.
Siapa yang tidak tahu bahwa Xiao Zhan adalah orang penting.
Dia menggunakan zirah perang yang keren dan pedang berlambang naga yang membuktikan identitasnya. "Xiao Wen, bangunkan Xiao Zhan!" titah Yibo yang membuat Xiao Wen langsung berdiri dan menuju satu-satunya kamar di dalam rumah yang tampak seperti gubuk kuda di banding rumah layak huni.
Tak lama kemudian, Xiao Zhan sudah terlihat di ambang pintu. Wajahnya terlihat sangat mengantuk, menceritakan tentang dirinya semalaman pada Yibo membuatnya merasa sangat lelah. Dia membutuhkan pria itu untuk menyelamatkan pasukannya dan membawa kemenangan untuk kaisar, tapi di balik itu dia tak bisa memungkiri dia seperti memanfaatkan pemimpin Xiang Ri Kui.
"Yibo, aku sudah katakan, aku—" Xiao Zhan tak pernah ingin berharap Yibo akan menurutinya. Karena di dalam hatinya dia tak bisa memungkiri ia juga jatuh pada lelaki itu. Dia bahkan bersedia melepaskan jabatan istananya dan menjalani hidup yang sulit sebagai petani serba kekurangan bersama Yibo. Tapi di balik itu semua, Yibo mengatakan bahwa takdirlah yang mempertemukan mereka. Jatuh cinta pada Xiao Zhan dan mendapatkan suratan pastilah untuk menolong Xiao Zhan mendapatkan tahta, bukan hanya sekedar menikah dan hidup bahagia selamanya."Berikan hormat kalian!" suara berat Yibo membuat Xiao Zhan tersentak.
Keenam anggota Xiang Ri Kui itu bersujud di kaki Xiao Zhan. "Ucapkan sumpah!"
"KAMI XIANG RI KUI!"
"AKU WANG YIBO!"
"AKU XUKAI!" suara mereka lantang dan tegas.
"AKU LIN YI!" terdengar berwibawa.
"AKU ZHANG LING HE!"—menjanjikan.
"AKU HUANG ZI TAO!"—bijaksana
"DAN AKU ZHAI XIAO WEN!" mata mereka menatap ke dalam bola mata Xiao Zhan yang terlihat bercahaya. Dari dalam hati mereka mengucapkan nama mereka, nama yang mereka banggakan.
"KAMI BERSUMPAH ATAS NAMA LANGIT BAHWA JIWA RAGA KAMI UNTUK LIU XIAO ZHAN. SETIA SAMPAI MATI UNTUK MELINDUNGI TUJUAN DAN DIRINYA!" Membuat Xiao Zhan merasa tak ada yang perlu ia takutkkan lagi. Dia sungguh bersama dengan orang-orang tangguh.
"Xiao Zhan, berikan pedangmu." Xiao Zhan kelihatan bingung. Tapi ia menyerahkannya juga. Yibo menyayat sedikit kulit telapak tangannya, mengeluarkan darah dari sana, meletakkan darahnya di sebuah cawan besar yang berisi arak di hadapan Xiao Zhan. Seluruh laki-laki bersaudara itu melakukan hal yang sama. Mata mereka sarat dengan tekad, kepastian dan tanpa ragu.
Xiao Zhan iri. Jika saja dia bisa memiliki keteguhan hati salah satu diantara mereka dia takkan menjadi pecundang payah seperti ini. Bagaimana negerinya akan maju jika dia yang seorang pangeran begitu penakut. Yibo menyerahkan pedang Xiao Zhan kembali. "Lakukan hal yang sama dengan kami!" pinta Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOD OF WAR (END)√
FanfictionDiusianya yang ke 13 tahun, Xiao Zhan sang pangeran manja yang bahkan tak bisa memegang pedang dengan benar diutus oleh kaisar Han untuk merebut kota Chu san. Peperangan tak bisa dihindarkan. Sembilan ribu dari jumlah sepuluh ribu pasukan yang dib...