Kesalahpahaman

219 34 14
                                    

Pagi menyingsing, matahari mulai menampakkan sinarnya. Perlahan meleburkan dinginnya malam menjadi hangatnya pagi.

Yangyang terbangun dengan rasa tak nyaman di perutnya. Kedua kelopak matanya terbuka. Pandangannya menelusuri kamar asing yang ntah milik siapa ini.

Jantungnya mulai berpacu 2 kali lebih cepat. Rasa risau dengan cepat merambati perasaannya. Dengan cepat ia mengecek kembali pakaian yang melekat ditubuhnya.

Aman.

T-tapi sejak kapan celana denim dengan atasan hoodie miliknya berubah menjadi piyama dengan motif kotak-kotak?

Sibuk dengan pikirannya hingga membuatnya tak sadar bahwa sang pemilik kamar dan seluruh bangunan ini masuk dengan membawa nampan yang sudah tertata lengkap. Semangkuk sup hangat, segelas air putih dan sebotol obat pereda mabuk.

Yangyang berjengit, terkejut dengan kedatangan pria yang kini berada disampingnya itu.

Pria itu meletakkan nampan yang dibawanya diatas meja nakas di samping ranjang besar yang kini ia tempati.

Pria itu mengambil tempat untuk duduk di atas ranjang, menghadap kearah Yangyang yang masih belum bisa mencerna ini semua.

"Sayang, perutnya masih nggak enak, ya? Masih demam nggak?" Saat tangan Kun ingin menyentuh dahi pria dihadapannya ini, pria itu dengan reflek menjauh. Membuatnya bertanya-tanya apa yang terjadi?

"Anda siapa?"

"Kamu masih mabuk ya? Aku Qian Kun, tunangan kamu. Kamu Liu Yingyang, calon istri aku." Yangyang tercengo dengan penuturan yang Kun sampaikan.

Pria dihadapannya ini ialah tunangan dari sang kakak. Yang dimana keluarganya ingin menggantikan sang kakak dengan dirinya agar perjodohan tetap berlanjut.

Gila. Gila. Takdir gila apa yang mempermainkan hidupnya kali ini?

Langkah Yangyang terseok-seok saat ia menuju ruang inap sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Yangyang terseok-seok saat ia menuju ruang inap sang kakak. Tangannya dengan perlahan membuka pintu putih didepannya ini.

Sepi

Itu yang Yangyang rasakan saat memasuki ruang inap yang kakaknya tempati ini. Hanya ada suara alat penyambung hidup yang bergema di ruangan itu.

Sang bunda sedang ada acara bersama teman-temannya, hal itu yang membuat Yangyang kini berada disini untuk menggantikan sang bunda menjaga sang kakak, Yingyang.

Ia menarik kursi yang berada disamping brankar dengan pelan. Mendudukkan dirinya, menatap wajah pucat dan tubuh sang kakak yang terbalut perban sana sini. Perlahan membawa tangan yang terasa dingin itu untuk ia genggam.

"Kak, maafin adek kak. Andai saja malam itu adek nggak mabuk diluar. Mungkin adek nggak bakal ketemu tunangan kakak."

"Bunda minta adek buat gantiin kakak sementara waktu. Adek nggak mau kak. Adek nggak mau masuk kedalam hubungan kakak sama tunangan kakak. Adek nggak mau kak." Yangyang menangis tersedu.

"Adek nggak tau harus gimana kak." Rasa bersalah, takut dengan segera menyelimuti ruang hatinya.

"Adek kemarin bertemu dengan Kun, ya?" Langkah Yangyang terhenti saat sang bunda melontarkan pertanyaan itu kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek kemarin bertemu dengan Kun, ya?" Langkah Yangyang terhenti saat sang bunda melontarkan pertanyaan itu kepadanya.

"Iya, bun."

"Tadi Kun kesini. Katanya ingin mencari Yingyang. Lalu memberi bunda bungkusan berisi minuman herbal pereda mabuk." ia nampak menjeda kalimatnya. "Adek bertemu dengan Kun saat mabuk?" Yangyang mengangguk.

"Adek tidak sengaja bertemu dengan dia, bun. Adek bersumpah." Ia menunduk. Nampak merasa bersalah.

"Soal itu, bagaimana kalau adek terima tawaran dari bunda kemarin? Toh, Kun juga sudah mengenali adek sebagai Yingyang." Kalian bisa mengumpat kepada Doyoung yang seolah telah memanfaatkan musibah yang dialami putranya untuk keuntungannya sendiri.

"Astaga, bunda! Adek tak habis pikir dengan pemikiran bunda. Adek baru aja kena masalah kaya gini loh bun. Bisa nggak sih sekali-kali peduliin adek?!" Dengan air mata yang mulai memenuhi netranya, Yangyang mengungkapkan segala rasa kecewa yang sedari kemarin telah ia tahan.

Tangan mungil pria itu menarik lengan yang lebih muda. Merengkuh tubuh mungil sang putra yang tak jauh berbeda dengan dirinya. Hatinya terluka melihat sang putra menitikkan air matanya begini.

"Adek, bunda minta maaf. Bunda salah. Tapi bunda mohon. Tolong kabulin permintaan bunda ya? Ini ada sangkut pautnya dengan bisnis milik keluarga kita, nak."

Yangyang melepas pelukan sang bunda dari tubuhnya. "Sangkut paut apa, bun? Tolong jelaskan kepada Yangyang. Yangyang benar-benar tidak tahu apa-apa."

"Bisnis ayah, perusahaan yang sudah ayah rintis sejak 0 nyaris bangkrut, nak. Jika bukan karena kerja sama dengan keluarga Qian, mungkin sekarang kita tak tahu akan tinggal dimana."

"Kalaupun memang begitu, tinggal beritahu saja bahwa kak Yingyang kecelakaan apa susahnya bun?"

"Nggak semudah itu, dek. Bunda dan ayah takut jika mereka tahu Yingyang sedang terbaring koma saat ini, mereka akan membatalkan pernikahan, membatalkan kerja sama yang telah disepakati juga."

"Ayah juga pasti akan senang jika adek melakukan ini untuk keluarga kita. Bukankah harus kita akhiri perang dingin ini, nak?"

Agak ruwet, tapi semoga bisa memahami maksud dari tulisan bunny ini yaa😭🙏🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agak ruwet, tapi semoga bisa memahami maksud dari tulisan bunny ini yaa😭🙏🏻

Ya gini kalau lg banyak pikiran terus maksa buat ngetik😭🙏🏻 pokoknya demi readersku yg setia ini, bunny bakal berusaha semaksimal mungkin deh buat work ini😉 maka dari itu mohon dukungannya yaa😉

Ya gini kalau lg banyak pikiran terus maksa buat ngetik😭🙏🏻 pokoknya demi readersku yg setia ini, bunny bakal berusaha semaksimal mungkin deh buat work ini😉 maka dari itu mohon dukungannya yaa😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wrong || KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang