Menuju Asrama Kurir

353 67 15
                                    

Seokmin menatap ke arah jendela rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokmin menatap ke arah jendela rumah. Ini sudah lewat jamnya matahari tenggelam, artinya Yura sudah lebih dari dua puluh empat jam berada di rumah ini bersamanya. Mereka sempat berbicara memang, tapi tak lebih dari dua sampai tiga jam saja durasinya dan hal itu benar-benar mengusik Seokmin.

Masalahnya, gadis yang dikenalnya di tahun kedua menjadi kurir itu memutuskan untuk mogok bicara setelah tahu bahwa cinta sejatinya— Seungcheol, ternyata tidak ada di tempat ini bersama Seokmin. Padahal, masih ada banyak hal yang ingin mereka tanyakan pada Yura, seperti dimana Jongkook? atau bagaimana Yura bisa menemukan mereka?

"Harusnya jangan bilang kalau Seungcheol tidak ada disini." Jeonghan memijat pangkal hidungnya kuat-kuat. Ia jadi merasa benar-benar bodoh, padahal bisa saja Yura menjadi kunci untuk kelanjutan perjalanan mereka. Lagipula memang ini tujuan mereka sejak awal, kan? Mencari kurir?

"Yah, kan dia sendiri yang mencari keberadaan Seungcheol hyung." erang Seokmin putus asa.

"Lalu sekarang bagaimana?" Chan yang tengah mengasah pisaunya ikut menoleh. "Walaupun kita bisa saja tetap keluar dari tempat ini dan kembali berjalan. Anggap saja kita tak pernah bertemu Yura."

Mendengar itu, kepala Jisoo bergerak tak setuju. "Kalau begitu kita hanya akan membuang-buang waktu. Yura mungkin bisa menjadi jalan pintas kita."

"Dia takkan mau bicara kalau belum mendapat apa yang dia mau. Percaya padaku, aku sudah mengenalnya lebih lama dari kalian semua."  

"Kalau begitu, katakan saja yang sejujurnya." Mingyu mengangkat salah satu alisnya tinggi-tinggi ke arah Seokmin yang masih tampak putus asa. "Kalau dia tidak mau bicara jika tidak ada Seungcheol hyung, kalau begitu kita balik saja keadaannya. Bicara, maka ia bisa ikut kita menemui cinta sejatinya. Bagaimana?"

Chan menghela napas panjang. Ia tampak menahan dirinya sejenak sebelum mulai membuka mulut dan bicara, "Aku benci mengatakan ini, tapi bagaimana jika Seungcheol hyung benar-benar sudah tidak ada?"

"Tidak mungkin!"

Seluruh atensi di ruangan langsung beralih ke arah sumber suara yang berdiri di ambang pintu. Dengan raut wajah yang terlihat kesal, Yura meletakkan kedua tangannya di pinggang seolah ingin menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Chan.

"Aku akan tahu jika sesuatu terjadi pada cinta sejatiku. Setidaknya, aku akan merasakannya."

"Aku benar-benar akan muntah kalau dia membicarakan cinta lagi di depanku." Chan memastikan suaranya cukup rendah untuk bisa didengar saat ia berbisik ke telinga Mingyu.

Mingyu berdesis memperingatkan Chan agar menutup mulut, yang tentu saja hanya dibalas oleh putaran mata oleh lawan bicaranya.

"Kalau begitu ikut dengan kami. Satu-satunya alasan kenapa kami berada di luar sini adalah karena kami ingin mencari Seungcheol." dan (Y/n). Jeonghan membiarkan dua kata berikutnya hanya terucap dalam hati. Apa gunanya menyebut nama perempuan lain di hadapan Yura yang justru sedang berfokus mencari 'lelaki'-nya. Jeonghan justru khawatir kalau emosi gadis itu malah akan semakin meledak jika mendengar bahwa Seungcheol berada di luar sana (mungkin) dengan seorang gadis lain.

Zₒₘbᵢₑ ₐₚₒcₐₗyₚₛₑ Bₒₒₖ 3: 𝕊𝕦𝕣𝕧𝕚𝕧𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang