"Sahabat adalah keluarga tanpa ikatan darah yang mengerti keadaan kita"
Michelle Dearlyn, Gadis kelahiran 14 Februari yang memiliki rambut ikal berwarna sedikit kemerahan dan kulit yang berwarna putih. sikapnya yang baik, tutur kata lembut, prestasi, dan parasnya yang cantik tidak salah menjadikannya primadona disekolah. Tidak hanya murid yang menyukainya, bahkan Guru-guru dan staff sekolahpun mengenalnya dan menyukainya.
Semenjak Sang Ayah memiliki Proyek Bangunan yang cukup terkenal, membuat Michelle sering berpindah pindah sekolah.*Ring ring ring
"Hmm, kenapa Ger?" Michelle terbangun dari tidur pulasnya.
"lo dimana Chelle?" Tanya Gery dengan nada khawatir.
"masih dirumah lah, kenapa sii?" Michelle malah bertanya balik.
"Jangan bilang lo baru bangun Chelle" Gery benar benar khawatir dengan jawaban Sahabatnya.
"emang baru bangun, bangunnya karena telpon lo lagi" jawab Michelle jutek.
"CHELLE LIAT JAM, UPACARA UDAH MAU MULAI!!" kali ini Gery benar benar menaikkan volume suaranya.
"hah?!?!" Michelle terkejut saat melihat jam di Handphonenya.
"cepet siap siap, gila emang lo Chelle" kali ini Caca yang bersuara.
Tanpa menjawab omongan dari Caca, Michelle langsung beranjak dari kasurnya. Pagi ini benar benar menjadi hari berantakan bagi Michelle hanya karena ia tidur jam 2 malam demi menonton film kesukaannya. Terpaksa hari ini ia tidak mandi, dikeadaan terdesak seperti ini hanya parfum lah penyelamatnya.
"Mahh, kok ga bangunin Michelle sih mah?" tanya Michelle kecewa sembari menuruni anak tangga rumahnya.
"Mah, Pah?" Michelle menunggu jawaban dari kedua orangtuanya.
Michelle benar benar tidak mendapat jawaban dari kedua orangtuanya, keadaan rumah begitu sepi tidak seperti biasanya. Seharusnya jam pagi seperti ini adalah jam sarapan Papa dan Mama Michelle sebelum berangkat ke Kantor, tetapi Michelle tidak melihat mereka Di Ruang Makan. Bahkan Bibi Arum dan Pak Yudi sebagai supirnya juga tidak ada dirumah, Michelle benar benar heran.
Michelle membuka hpnya, dan tak disangka ternyata sudah banyak notifikasi WhatsApp tertumpuk dilayar Handphonenya. Yang lebih parah ada 12 panggilan tak terjawab dari Mama dan Papanya, dan spam chat dari Gery juga Caca tadi pagi.
"Hallo mah, mamah sama Papah dimana?, ko Michelle sendirian dirumah, gaada Bibi sama Pak Yudi juga mah" Michelle menelpon Dara dengan nada kecewa.
"Hallo Chelle, Mamah sama Papah lagi dijalan menuju Jakarta, soalnya ada meeting proyek dadakan disana. Maaf mamah tadi ga sempet ngabarin, mamah mau bangunin kamu tadi tapi pintu kamarnya dikunci" Dara sesekali melirik ke arah suaminya dengan tatapan menyesal tidak mengabari anaknya.
"oh iya mah, terus ini Michelle gimana mau berangkat?, Pak Yudinya gaada nih"
"Nah itu, Pak Yudi sama Bi Arum izin ke Papah tadi malem mau pulang kampung Chelle. Jadi kamu berangkat mesen Ojol aja dulu ya" Dara memberi saran.
"Yaudah mah, Ichell nitip salam sama Papah ya, Hati Hati mah"
"iyaa, uang jajan ntar biar Mamah transfer aja yaa"
"siapp" Michelle mengakhiri telponnya.
Ini Pertama kalinya Michelle akan Tinggal sendirian dirumah, bukan karena ia merasa takut tapi ia tidak terbiasa saja akan merasa kesepian. Dulu setiap ada meeting ia selalu dibawa, karena umurnya yang masih labil untuk ditinggal pergi jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back Again?
Romansakini Michelle sudah semakin dekat dengan cowo itu, dan ternyata benar dugaannya. Michelle melihat moge yang terparkir disamping gerbang, jaket kulit berwarna hitam yang dikenakan cowo itu. dan tidak salah lagi cowo itu murid baru disekolahnya, terli...